بسم الله الرحمن الرحيم
🕊️
Satu hari di tahun 2019 ...
"Besok aku jemput ya. Sekalian kita pitting baju pengantinnya."
Wanita berhijab tosca itu mengangguk dan tersenyum manis. "Emang kamu nggak sibuk, Al? Lusa, kan, kamu ada ujian skripsi."
"Insya Allah aku bisa handle, kok. Yang penting semuanya beres dan acaranya berjalan lancar."
"Tapi jangan paksain diri, ya. Aku nggak mau kamu sakit," pesan wanita itu menatap laki-laki yang duduk di sampingnya.
"Iya, calon istri. Aku janji nggak bakal sakit. Demi kamu," sahutnya.
"Ya udah, aku masuk dulu ya. See you."
"See you soon." Laki-laki itu menjawab dengan kedua tangan melambai.
"Ayla." panggilnya menghentikan langkah si wanita tadi.
Wanita itu berbalik, "Iya?"
"Love you."
Wanita itu tersenyum. "Love you too."
Setelah bayangan wanitanya menghilang, barulah laki-laki itu melajukan mobilnya. Dia membuka kaca mobilnya sedikit, hingga udara segar sore itu bisa dihirupnya.
Hari ini dia sangat bahagia. Karena besok dia akan menjadi imam yang sah untuk wanita pilihan hatinya. Puluhan jam lagi, acara ijab qabul akan dilangsungkan. Hatinya sudah tidak sabar ingin segera menyelesaikan studinya dan membawa sang istri ke luar negeri bersamanya.
***
Waktu berlalu sangat cepat. Tanpa terasa, hari H sudah tiba. Kini, laki-laki itu tengah tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin. Dengan kemeja putih dilengkapi jaz berwarna senada, tangannya mulai merapikan sisiran rambut kemudian memakaikan peci di atasnya.
Setelah merasa sempurna, bibirnya yang tipis nan merah alami mencoba mengingat ucapan ijab qabul yang sempat dihafalnya belakangan ini. Jangan sampai ia lupa karena gugup nantinya. Pada hari yang bahagia ini, dia ingin semuanya berjalan lancar.
Lantunan surah Ar-rahman berbunyi di ponselnya. Setelah melihat nama yang terpampang di layar, bibirnya tersenyum dan langsung menekan tombol hijau di bagian kanan.
"Iya Ay, ada apa? Kamu sudah siap?"
Senyumnya seketika memudar saat telinganya menangkap suara bukan dari Ayla, tapi dari calon mertuanya.
"Iya, Ma?"
"Nak Al ...."
Suara di ujung telpon terdengar serak. Laki-laki itu memperbesar volume di ponselnya.
"Ma ada apa? Semuanya baik kan?" tanya laki-laki itu sedikit panik saat mendengar suara tangisan.
"Kamu sekarang ke sini ya Nak, Ayla ... Ayla ... hiks...."
"Ayla kenapa Ma? Halo?!"
Sambungan telponnya terputus. Saat itu juga, ia menyambar kunci mobil di atas laci dan berlari keluar. Sikap dan ekspresi wajahnya membuat semua yang ada di rumah itu terkejut dan penasaran dengan apa yang terjadi.
Bersama pikiran yang masih tak karuan, laki-laki itu melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi. Belasan menit kemudian, mobilnya sudah sampai di tempat yang ia tuju.
Matanya membulat tatkala melihat banyak orang di depan rumah itu. Bukannya memakai pakaian layaknya seorang yang sedang ada acara pernikahan, mereka malah memakai pakaian yang mencerminkan suasana berduka.
Dengan pakaian akad yang masih melekat di tubuhnya, laki-laki itu segera masuk menerobos kerumunan orang di rumah itu.
"Mama, ini ada apa? Siapa itu?" Laki-laki itu menunjuk kepada seseorang yang terbaring dengan seluruh tubuh tertutup kain.
"Kamu yang sabar ya, Nak. Allah lebih sayang sama Ayla."
Deg!
Tubuh laki-laki itu lemas seketika. Jantungnya seakan berhenti bermompa. Persendiannya terasa kaku. Air matanya mengalir sempurna, seakan mewakili segala luka yang baru saja terlukis sempurna di hatinya.
"Ayla ...."
Setelah memanggil nama itu, penglihatannya buram. Semuanya gelap. Semesta pun turut berdukacita.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu Halal [TERBIT]
SpiritualAlby yang suka ketenangan, dan Naura yang selalu membawa keramaian. Bagaimana jika mereka disatukan? Bagi Naura, Alby hanyalah laki-laki dingin, tegaan, dan hanya sering berbicara dengan ikan hiasnya. Sedangkan dimata Alby, Naura hanya wanita yang s...