Part 19: Day Mubarak

712 72 12
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Mulai sekarang, kamu adalah milikku dan aku akan menjaga apapun yang sudah dititipkan padaku dengan caraku sendiri."

-Khalifi Alby Fachri-

🕊️


[Putar lagu itu sambil baca guys 😊]

Happy reading

...

Kilau mentari bersinar dengan terangnya. Arakan awan yang semula menggumpal di satu tempat kini perlahan hilang. Kicauan burung-burung yang hinggap di setiap dahan pohon pun terdengar merdu. Semesta hari ini seakan-akan turut bahagia untuk dua insan yang sebentar lagi akan mengikat janji suci.

Seperti yang sudah direncanakan, begitu lamarannya diterima, ia dan keluarga besarnya akan datang secara resmi ke rumah Naura. Selain sebagai bentuk keseriusan, kedatangan mereka juga bertujuan untuk membicarakan pelaksanaan akad nikah.

Sehingga dari hasil musyawarah kedua keluarga besar, masing-masing menyetujui jika akad sekaligus pestanya akan diadakan dalam satu waktu dan itu adalah hari ini.

Kartu undangan sudah tersebar. Tempat acara pun sudah dihias sedemikian indah nan mewah. Para tamu undangan juga mulai terlihat berdatangan memenuhi meja dan kursi yang masih kosong.

Alby yang sempat melihat pemandangan itu kembali memegang dadanya demi menghilangkan gemuruh di sana. Kalimat Qabul pun kembali terdengar dari mulutnya. Sejak semalam, laki-laki itu tidak bisa memejamkan mata saking gugupnya.

Selain ini kali pertamanya merasakan suasana pranikah setelah kegagalan di masa lalu, rasa khawatir di hatinya kian membuat kegelisahannya meningkat. Entah kenapa, ia sangat mengkhawatirkan calon istrinya.

Demi mengurangi kekhawatiran tersebut, Alby meminta mamanya untuk menemani Naura di sana.

"Ma, Naura baik-baik aja 'kan?" tanyanya pada seseorang di ujung telepon. Ini adalah kali ke-30 ia menanyakan hal serupa. Mungkin karena Alby tidak ingin kejadian tiga tahun lalu terulang, makanya dia bersikap overprotektif pada Naura. Beruntung, mama dan calon istrinya bisa memahami hal tersebut.

"Iya, Sayang. Nauranya enggak kenapa-kenapa kok," tutur Kaila.

"Sekarang dia dimana?"

"Naura baru selesai dirias. Sekarang mau berangkat ke tempat acaranya. Kamu mau lihat enggak?"

"Lihat apa, Ma?"

"Calon istrimulah. Kamu pasti enggak percaya kalau itu Naura. Dia cantik banget, Al. Mama kirimin fotonya, ya."

"Enggak usah, Ma. Biar Alby lihat nanti saja," tolaknya.

"Lho, kenapa?"

"Al takut kalau lihat Naura sekarang, ucapan yang sejak kemarin dihafal jadi hilang saking cantiknya."

Setelah mengatakan kalimat itu, Kaila langsung tertawa. Mungkin ia tidak percaya jika putranya bisa mengatakan hal seperti itu.

"Ya udah, Ma. Al mau ngaji sebentar, biar gugupnya ilang sebelum pas ijab kabul."

Setelah mengakhiri panggilan, laki-laki yang sudah memakai baju dan jas putih itu beranjak dari tempatnya. Seperti ucapannya tadi, ia akan membaca beberapa surah Al-Qur'an sampai papanya datang untuk memanggilnya.

***

Tepat pukul sembilan lebih lima menit, pelaksanaan ijab qobul akan segera dimulai. Dengan pak Erwin selaku pakde Naura duduk di depannya, papanya yang duduk di sebelahnya serta beberapa saksi yang mengelilingi, Alby sudah siap untuk mengambil tanggung jawab Naura dari keluarganya.

Pembantu Halal [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang