Jangan jadi silent reader😘
***
Keluarga Cordelia terjerat utang, benar-benar di ambang kehancuran. Demi menyelamatkan sang ibu dari kejaran rentenir keji, Leah dan Lily memutuskan keluar dari pekerjaan bergaji pas-pasan, memilih jalan pintas untuk mendapatkan banyak uang; menjadi perempuan sewaan. Namun, di Minggu pagi ketika Cordelia bersaudara pulang dari menemani para pria hidung belang, tak mereka temukan keberadaan Sonia di rumah. Bersama hilangnya wanita itu, secarik kertas dengan sedikit percikan darah tergeletak di atas nakas. Berisikan epitaf sebuah nama tempat—daerah di pinggiran kota yang Leah ketahui sebagai sarang penjahat kelas kakap.
"Kapan kita berangkat?" Leah bertanya sembari memasukkan barang-barangnya ke koper.
"Tengah malam nanti." Lily menjawab usai mengepulkan asap dari mulutnya.
Leah menoleh, melayangkan tatap heran. "Kenapa tidak sore saja? Kau tau kan jalan ke sana melewati hutan?"
Lily menekankan ujung batang rokoknya ke asbak, membuat bara api praktis mati, kemudian ia menyambut tatapan sang kakak dengan sorot datar. "Aku harus menemui klien terakhir. Lumayan, brengsek itu menyewaku dengan harga setara satu unit mobil."
Leah sontak melotot. "Kau tidak menjual keperawanan, 'kan?!"
Lily mendengkus malas. "Kumutilasi burungnya jika berani melakukan itu."
"Kau jujur, Lily?"
"Kau pikir?" Satu alis Lily naik mengindikasikan rasa keberatan.
Leah menghela napas lega, lantas kembali membenahi isian kopernya yang tinggal sedikit lagi. "Kita bersama dari bayi, tapi aku sungguh kesulitan membaca jalan pikiranmu. Kau nekat, sekaligus hati-hati. Jadi barusan aku hampir percaya kalau demi uang senilai satu unit mobil, mungkin saja kau betulan menyerah mempertahankan prinsipmu untuk tidak having sex sebelum menikah."
"Tapi bukankah ini lucu?" Lily merebahkan tubuh di sofa, menatap langit-langit ruangan yang temaram. "Kita adalah wanita sewaan, alias seorang jalang, tapi konyol sekali karena kita punya prinsip seperti itu."
"Kita keren tau!"
Lily berdecih. "Lebih ke norak."
"Sialan!"
"Berpikiran kolot."
Decak keras lolos dari bibir kering si sulung. "Kalau begitu pergilah hangatkan ranjang klien terakhirmu dan minta sekoper berlian padanya!"
"Aku tidak butuh berlian."
"Lalu apa?"
"Kepuasan."
Buk!
Lily kontan mengumpat tanpa suara kala sebuah bantal menghantam telak wajahnya. Namun, sejurus kemudian ia terkekeh parau mendapati ekspresi galak Leah. "Apa kau tidak penasaran rasanya mengangkang di ranjang?"
Leah buru-buru menutupi telinga dan mengerang, "Fuck off, you pervert!"
Suara tawa Lily menggema di ruangan.
"Ngomong-ngomong, Lily," Tiba-tiba saja tatapan Leah menjadi hampa, "Di sana Ibu pasti baik-baik saja, 'kan?"
Yang ditanya bergeming hingga bermenit-menit memudar, membuat Leah kehilangan asa. Akan tetapi suara rendah si bungsu akhirnya mengudara juga, "Harus baik-baik saja. Jika tidak, maka seluruh anggota keluarga Colton akan kukirim ke dasar neraka, Leah."
Lily hanya tidak tahu, bahwa tanpa perlu mengirim mereka ke neraka pun dua putra keluarga Colton sudah hidup seperti di lubang penghakiman. Namun, sebentar lagi Lily tahu; tak perlu mati untuk merasakan derita neraka. Justru mati mungkin akan jadi pilihannya supaya bisa lepas dari lilitan kekejaman keluarga Colton.
***
Introducing cast!
— Leah Cordelia —
— Lily Cordelia —
— Jervis Colton —
— Nathaniel Colton —
A/n; mulai publish setelah Werewolf tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] E N I G M A
Mystery / ThrillerHilangnya sang mama membuat Cordelia bersaudara harus menapakkan kaki di Belleza. Belleza; daerah sarang kriminal. Memaksa mereka berurusan dengan Colton bersaudara. Menguak fakta. Tragedi dan romansa tercipta. Akankah Leah dan Lily berhasil menemuk...