19. Frustrasi

1.8K 333 101
                                    

Bukan anak buah Regan yang menyambut Nathan dan Jervis di gerbang masuk Belleza, melainkan eksistensi Hasley. Mustang milik Regan yang dikemudikan Nathan kemudian berhenti di tengah jalan, sementara ia turun menyongsong Hasley yang setengah menyandar pada body depan Jeep di jarak lima ratus meter. Jervis sendiri memilih tetap di dalam mobil sambil berusaha menghubungi Regan dan Leah, tetapi sialnya dua nomor tersebut mendadak tidak aktif. Jervis cemas setengah mati atas keadaan Leah yang tidak jelas, yang sekarang entah berada di mana. Ia sungguh clueless dengan apa yang sedang terjadi, apa yang tengah ia hadapi. Di posisi terdesak ini, Jervis tidak tahu siapa yang bisa dimintai pertolongan.

Hasley menegakkan punggung begitu Nathan mendekat, sambut Nathan dengan raut wajah serius. Tidak ada kilat jenaka di mata lelaki berkulit tan itu. "Kepalamu sekarang jadi incaran banyak orang, sudah mendengarnya?"

Sejatinya Nathan terkejut mengetahui fakta tersebut, tetapi pembawaannya tetap setenang permukaan air dalam gelas. Ia tidak tahu pasti kepalanya diincar karena apa, tetapi mungkin, "Untuk kematian Axel?" tebaknya yang langsung diiyakan Hasley, bikin Nathan tak kuasa lontarkan kekehan hambar. Jadi benar kata Regan bahwa bukan Dominic yang melenyapkan Axel. Lantas siapa? "Berapa banyak Dominic mengiming-imingi mereka demi menangkapku dan Jervis?"

Hasley terkekeh. "Cukup banyak untuk membuatku menghancurkan pertemanan kita." Lelaki itu kembali menempatkan bokong pada body depan mobil, bersidekap dada. Sorot jenaka muncul di tatapannya. "Lima ratus ribu Dollar untuk satu kepala. Jika aku bisa membawamu dan Jervis hidup-hidup pada Dominic, maka jumlahnya akan naik dua kali lipat. Menggiurkan sekali bukan, Bung?"

"Itu nominal yang sedikit mengingat Axel adalah satu-satunya keluarga yang Dominic anggap keluarga."

Hasley mengangguk setuju, sejurus kemudian Hasley terlihat penasaran. "Tapi, Na, kau sungguh pelakunya?"

"Menurutmu?"

"Tidak tau. Terlalu gelap." Hasley menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari. "Kita saling mengenal, tapi tidak sedekat itu. Kadang aku bertanya-tanya, apa kau yang biasa aku lihat di keseharian kita memang benar-benar dirimu? Atau itu hanya salah satu bagian palsu dari dirimu? Kau, aku, dan orang-orang yang hidup di Belleza bukanlah jenis orang-orang baik. Untuk percaya kau yang membunuh Axel sangatlah mudah mengingat aku sering melihatmu menghabisi orang tanpa merasa bersalah. Tapi di sisi lain, kau ini juga manusia yang punya perasaan. Kepada beberapa orang kau pasti menaruh kasih sayang, dan Axel jadi salah satu yang kau kasihi. Jadi mungkin bukan kau pembunuhnya."

Nathan menoleh ke samping sejenak, menyugar rambut bagian depannya yang jatuh berantakan menutupi kening. Di titik ini lelaki itu merasa kewalahan, sebab untuk kali pertama ia menghadapi masalah sebesar ini tanpa adanya Dominic dan Axel yang siap membantu di belakangnya. "Lalu," Atensi Nathan balik mengunci mata Hasley, "kau mau menangkapku?"

Satu alis Halsey naik. "Memang aku bisa?" Lantas ia tertawa kecil. "Bung, aku tau kemampuanku. Sadar bahwa kau dan Jervis bukan lawan yang bisa aku atasi sendiri, jadi aku tak mau macam-macam pada kalian. Aku di sini atas permintaan seseorang. Dia memintaku membawa kalian ke rumahku untuk sementara waktu."

"Regan?" tanya Nathan ragu.

Hasley menggeleng, lalu senyuman jahilnya muncul. "Ey, sejak kapan kau dan Regan punya hubungan sebaik itu sampai kau berani mengira Regan yang memintaku melakukan ini?"

Nathan berdecak. "Diamlah." Namun, ia masih penasaran. "Jadi siapa, huh?"

"Kuberitahu nanti." Hasley tiba-tiba menengok kanan dan kiri, kemudian tatapannya terpaku pada satu objek di kejauhan. Langit sore yang merah oleh lembayung membuatnya harus memicingkan mata demi bisa kunci kejanggalan di tepian hutan Pinus di sebelah sana. Masih sambil menatap ke kejauhan, Hasley berkata, "Wah, sepertinya yang tau kalian pulang bukan hanya aku." Ia menoleh lagi ke depan, pada Nathan yang tampaknya juga menyadari ada orang lain yang memperhatikan mereka sekarang.

[✓] E N I G M A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang