sembilan

154 5 0
                                    

Maret, 2009

Kay harus menjilat ludahnya sendiri dari semua ucapannya untuk Adam. Setelah setahun kenal dengannya, Kay jadi tau Adam sosok yang sebenarnya. Ternyata memang benar, Don't judge book from it's cover, peribahasa yang mengatakan kalau kita tidak boleh menilai sesuatu hanya dari tampilan pertama (read: luar).

Sampai semester ini, Adam berhasil memperolah IPK sempurna, banyak ikut perlombaan dan kebanyakan menang (essay, debat, olimpiade, pokoknya yang cenderung pake otak), ikut mahasiswa berprestasi, sampe ikut Himpunan Mahasiswa Universitas (yang semuanya Kay tau karena info para fans Adam dan eluhan berlebihan yang sering Kay dengar di HIMATEK). Ditambah dengan banyaknya keberhasilan dari setiap event yang diadakannya.

Jadi harus Kay akui, Adam bukan hanya cukup punya potensi sebagai ketua divisi humas Himatek yang sekarang sudah dia pegang, tapi juga dia sangat pantas untuk menjadi Gubernur Fakultas Teknik di pemilihan saat ini.

Seminggu setelah kemenangan telak Adam sebagai Gubernur Fakultas Teknik, hari ini waktunya untuk pelantikan. Kay yang juga mendapatkan posisi sekretaris umum Himatek mau tidak mau mulai sekarang harus siap untuk sering bertegur sapa dan bekerja sama dengan Adam. Setelah acara selesai dan dilanjutkan dengan acara santai, Adam mendatangi Kay.

"Hei selamat untuk jabatan barunya" sapa Adam

"..............." Kay hanya melirik sebentar tak ada niatan untuk menjawab sapaan Adam tersebut

Adam cuma tersenyum dan melanjutkan "Gue harap kerja sama kita kali ini lebih hangat dibanding di divisi humas kemarin ya"

"Kenapa harus?" Sebenarnya Kayra sudah tau maksud Adam

"Gue tau lo udah tau, tapi jelasnya karna sekarang kita bakalan jadi dua orang yang gak terpisahkan"

"..............." Kay diam lagi

"Sebenernya gue beneran mau dengerin uneg-uneg yg lo simpen selama ini buat gue, yang gue gak tau itu karna apa. Nanti kita masih banyak waktu, jadi sebaiknya lo catet ya Kay. Gue gak mau hubungan profesional kita bakalan hancur hanya karna alasan lo yang gue gak tau itu apa"

"........."

"Bener deh, lo sebenci itu ya sama gue? Kalo yang gue liat lo gak segitunya ke orang lain walaupun lo cuek. Oh mungkin itu alasannya lo gak punya temen yang akr-" sekali ini Adam menyesali ucapannya, karena suasana tiba-tiba berubah jadi makin canggung

"Nih orang sok tau banget ya, kalo gak rame orang aja udah gue cabein mulutnya" ucap Kay tanpa suara

"Ehmm gue cuma minta please be nice Kay, gue mau tim ini dibawah kepemimpinan gue jadi yang terbaik. Gue gak mau diantara anggotanya bawa-bawa rasa sentimentil"

"Nih orang kok makin didiemin makin ngeselin ya" ucap Kay dalam hati sambil mengepal tangannya

"Kalo gitu gue ke anak-anak yang lain ya, see you Kay"

"Tunggu" tahan Kay

Adam yang langsung balik badan "Iya Kay?"

Kay maju beberapa langkah untuk dekat dengan telinga Adam dan berbisik sinis "Gue gak perlu untuk jelasin apapun ke elo, karna gue gak peduli gimana penilaian elo ke gue. Karna bagi gue lo itu bukan siapa-siapa, dan gue gak berkewajiban untuk buat lo terkesan ke gue. Gue juga gak punya temen akrab pun, itu bukan urusan lo! Jadi stop ya Mister yang sok tau semuanya, sok bener, dan sok sempurna untuk komentarin hidup orang"

Kay menarik nafas untuk melanjutkan "Ahhhh gue yakin gak pernah ada orang yang bilang kayak gini ke lo kan? Jadi selama ini lo gak sadar pernah berbuat salah ke orang lain"

Nafas Kay naik turun menahan emosi

"Kalo lo kesinggung sama omongan gue dan lo mau keluarin gue dari tim ini silahkan gue gak peduli!"

Kali ini Kay benar-benar meninggalkan Adam tanpa menoleh sedikitpun.

Mulai detik ini juga Kay bakal menghapus kemungkinan jika seorang Setya Adam Rasyadi tidak akan pernah masuk dalam list orang yang jadi bagian cerita hidup Kay. "Gue ludahin lagi ni ludah yang dulu pernah gue jilat" dalam hati Kay yang sudah berapi itu. Ternyata pepatah itu gak bener-bener juga, buktinya seorang Adam yang ngerasa paling tau isi dunia ini gak masuk dalam istilah pepatah itu. Padahal Kay sudah punya keinginan untuk mulai berhubungan baik dengan Adam. Hal itulah yang makin membuat Kay dongkol setengah mati sambil berjalan meninggalkan aula fakultas.

Kay duduk di bangku taman fakultas sambil mengatur nafasnya. Tatapannya kosong ke langit, seakan-akan langit memberikan ketenangan untuknya. Satu botol air mineral juga sudah tandas tapi kekesalan itu masih juga tersisa. Kay tidak pernah selepas kendali ini dalam meluapkan rasa kesalnya, tidak tau kenapa harus hari ini uneg-uneg itu keluar. Ada setengah perasaan menyesal dalam dirinya, tapi setengahnya berupa rasa lega. Setidaknya Kay gak jadi manusia munafik yang hanya membenci Adam dari belakang.

Kay menutup matanya mencari ketenangan yang selama ini harus selalu ada pada dirinya. Tiba-tiba seseorang langsung duduk di sebelah Kay.

"Boleh cari tempat lain aja gak, toh masih banyak bangku lain yang kosong" ucap Kay

".........." yang diajak bicara hanya diam

Hal tersebut membuat Kay terpaksa membuka mata dan menoleh kesebelahnya. Setelahnya Kay terkejut bukan main menemukan siapa yang ada di sebelahnya.

"Gue merasa pembicaraan kita tadi belum selesai" ucap Adam

Kay menghembuskan nafas berat "Menurut gue udah" Kay mulai ingin beranjak dari tempatnya

"Tunggu" tahan Adam

"Gue beneran butuh masukan dari lo. Karna emang bener kata lo, gak ada orang yang bilang kesalahan gue dan kekurangan gue, semuanya hanya membicarakan hal-hal baik aja tentang gue"

".........." Kay diam

"Alasan gue butuh masukan dari lo, karna emang menurut gue lo orang yang observatif, penilaian, dan pemikiran lo tentang sesuatu itu brillian"

".........."

"Selama ini gue juga menilai orang-orang di sekitar gue kok, apalagi sama orang-orang yang kerja sama bareng gue, dan kalo boleh jujur lo adalah salah satu orang yang gue suka untuk diajak kerja sama. Itulah alasan gue mau mengakrabkan diri sama lo"

".........."

"Maaf kalo omongan gue di aula tadi bikin lo sakit hati"

"Itu lo udah tau" sahut Kay

"Akhirnya lo ngomong juga" Adam tersenyum

"Gue bener-bener minta maaf Kay, karena obviously kalo lo gak ngomong kayak tadi gue juga gak akan sadar sama perbuatan gue. Gue pikir selama ini omongan gue bakal dianggap masukkan untuk orang lain, dan gue juga bermaksud kayak gitu"

".........." Kay diam lagi

"Gue gak berharap lo maafin gue sekarang, tapi gue berharap lo pertimbangin hal itu"

".........."

"Gue balik ke aula ya Kay" Adam beranjak pergi

"Ohhh ya" Adam menatap ke arah Kay

"Makasih karna lo jadi orang pertama yang berani ngomentari hal buruk tentang gue" Adam tersenyum lagi lalu berjalan meninggalkan Kay

"Hah! Ini pasti ada kameranya kan? Mana-mana" Kay menoleh bolak balik ke seluruh penjuru taman

"Itu Satya Adam Rasyadi, manusia yang gak pernah minta maaf sama orang lain" lanjut Kay dalam hati

"Ahhh bodo amat, gue pulang aja sekarang. Kepala gue mau pecah mikirin kejadian yang ngebingungin ini" Kay pun beranjak, tapi masih tidak berhenti memikirkan kejadian super tak terduga yang barusan terjadi.

********


Gubernur Fakultas =  Sebutan untuk orang yang mengetuai fakultas atau seluruh jurusan dalam dunia kampus




Vote & Komen, thanks🫰🏻

The Little MatchmakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang