enam belas

138 10 0
                                    

Selama beberapa hari sisa liburnya, Kay hanya mengurung diri di kamarnya. Ia hanya keluar untuk makan dan ke kamar mandi. Sepulang dari taman komplek malam itu, Kay langsung memutuskan untuk memblokir kontak Adam. Seperti janjinya, Kay akan menghubungi Adam ketika saatnya sudah tepat. Kay perlu menata hatinya untuk bisa menghadapi Adam sebagai sosok 'teman'.

Kay tidak punya kekuatan lagi bahkan untuk menangis, rasanya semuanya sudah menguap setelah Kay menangis semalaman saat itu. Setelah beberapa hari ini Kay merasa sudah selesai menata hatinya dan memutuskan untuk mencari suasana baru. Ya dia butuh sosok baru yang bisa menghiburnya, itulah Kay memutuskan untuk pulang besok menemui bocah itu, Cilo.

Beberapa hari ini Kay memutuskan untuk mematikan ponselnya. Ia tidak butuh diganggu siapa pun pikirnya. Ternyata sudah ada puluhan missed call dan chat. Kay terus men-scroll ponselnya sampai salah satu chat menyadarkan dirinya, bahwa masih banyak orang-orang yang benar-benar peduli padanya.

Papanya Cilo: Kayrana, are you okay? Saya

coba hubungi kamu tapi nomor kamu gak aktif

ada masalah?

"Ya, hati saya yang masalah pak" jawab Kay dalam hati

Papanya Cilo: Kayrana, Cilo dan saya benar-

benar khawatir. Tolong balas chat ini jika

nomor kamu sudah aktif


Papanya Cilo: Kayrana, Cilo gak mau makan,

kangen sama tante Kay katanya. Bisa kamu

telepon sekarang?


Papanya Cilo: Kayrana maaf mengganggu,

saya cuma mau ngabarin kalo Cilo dirawat

di RS. Dia tiba-tiba demam sambil terus

memanggil nama kamu. Kalo kamu baca chat

ini tolong segera balas. He's really wanna know

ur condition

Chat terakhir baru dikirim beberapa jam yang lalu, tangan Kay bergetar membacanya. Kay benar-benar panik, sebegitu besar kah Cilo merindukannya. Kay merasa bersalah, karena hanya memikirkan dirinya sendiri, ia bahkan mengabaikan janjinya kepada Cilo.

Dengan tangan gemetar, Kay membuat panggilan ke nomor Dityo. Telepon pertama dan kedua tidak diangkat. Kay hampir menangis, sampai akhirnya telepon ketiga berhasil di angkat.

"Halo Kayrana, apa kabar?" nada suara Dityo tetap tenang walaupun dirinya sedang menghadapi masalah

Kay semakin merasa bersalah, karena Dityo masih bertanya tentang dirinya "Saya-saya baik pak. Kabar Cilo gimana pak? Saya-saya benar-benar minta maaf pak, ini salah saya" kemudian Kay mulai menangis

"Kayrana kamu nangis? Nggak kok ini bukan salahnya kamu. Kondisi Cilo aja yang lagi drop saat ini. Jangan salahkan diri kamu ya" ucap Dityo menenangkan

Kay menghapus air matanya "Sekarang kondisi Cilo gimana pak?"

"Cilo masih dirawat, dia baru masuk RS tadi pagi. Kondisinya masih lemah. Tapi saya harap kamu jangan terlalu khawatir ya. Doakan saja Cilo segera sembuh" ucap Dityo

"Saya akan pulang sekarang" putus Kay

Diseberang sana Dityo terkejut dengan keputusan Kay "I'ts okay Kayrana, ada saya yang jaga Cilo disini. Kamu bisa tetap disana menikmati masa liburan kamu. Jangan terlalu dipikirkan, oke?"

The Little MatchmakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang