Cangkir 26

170 18 0
                                    

Will You Marry Me?

"Bagaimana bisa sesuatu yang kuanggap wajar ternyata salah?"
~warungsatekamu.org

***

Kugas motorku menelusuri jalanan Ibukota yang selalu padat dengan cepat menuju cakrawala jingga yang hampir habis. Aku mungkin adalah cowok paling berengsek di bumi ini. Aku meninggalkan Arfan di rooftop begitu saja dengan gantungan kunci bentuk beruang di genggamannya yang gemetar, tiket film yang batal kami tonton dan semua rasa sakit yang kuberikan. Air matanya, ciuman perpisahan dariku yang pasti sedang mencabik-cabik hatinya.

Aku tahu, semua mungkin tak akan sama. Ah, tidak. Semua memang sudah berubah saat aku menyadari jatuh hati padanya. Ya, harus kuakui aku sayang Arfan. Tapi, aku lebih sayang pada Kin. Aku akan selalu memilih Kin.

Maaf, Arfan, harus meninggalkanmu seperti ini.

Rumit memang. Tapi, aku tak mau hidup tanpa Kin lagi. Kini aku mulai berpikir, apakah perasaanku pada Kin dan Arfan itu sama? Hal yang disebut cinta. Jika dipikir-pikir itu sama sekali berbeda. Mungkin inilah waktunya aku untuk mengakui apa yang aku sembunyikan, orientasi seksku. Maybe I'm bisex, or maybe I'm gay. Yang jelas aku bukan gay spesial. Perasaan yang kurasakan ke Arfan lebih ke bentuk perhatian dan kasih sayang karena dia adalah jalanku berlari melintasi dunia, sementara pada Kin aku merasakan cinta yang dalam hingga aku tak bisa membiarkannya terluka karena bahagiaku adalah bahagianya. Bukankah itu yang dinamakan cinta? Menyampingkan kebahagiaanmu demi kebahagiaan orang lain.

Memang sangatlah rumit. Kadang ada rasa yang memang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Kesimpulannya adalah aku telah menemukan jawaban dari pergumulan hatiku.

Aku bisa menyukai wanita dan juga pria.

Dan, aku jatuh cinta pada Kin yang juga seorang laki-laki.

Dan, sekarang aku pergi menuju cinta pilihanku.

Terus kukendarai motorku menelusuri tiap ruas jalan hingga matahari sepenuhnya tenggelam dan kota ini tetap sibuk. Lampu jalanan menyala terang dan udara terasa lebih lembab. Kubelokan motorku ke gang kecil dekat taman yang biasa menjadi tempat kami pertemu. Tak begitu ramai, hanya beberapa beberapa pengendara yang lewat dan lampu jalan menyala kekuningan tak mau kalah dengan bintang.

Kutepikan motor. Di sana, tak jauh dari tiang lampu jalan kulihat sosoknya yang duduk termenung bersandar pada tembok semen. Sepatu putihnya digeletakkan di dekatnya bersama dengan tas karton yang seperti tas belanja.

Kudekati dia dan jongkok agar mata kami sejajar. "Ada apa, Kin?" tanyaku sambil memperhatikan dia yang begitu kacau. Kaki dan tangannya dipenuhi lumpur hitam yang bau comberan. Belum matanya yang sayu menyakitiku tiap kali menatapnya.

"Gelang yang lo kasih jatuh ke selokan. Gue udah nyari satu jam lebih tapi nggak ketemu," jawabnya lemas sambil menunjuk ke selokan bau di seberang.

Aku terperangah. "Satu jam lebih?!"

"Maaf... Gue menghilangkannya."

Apa yang dia maksud gelang Pisces yang kubeli di aquarium park waktu itu? "Kin, itu cuma gelang. Nggak perlu sampai kayak gini!" ujarku terkejut.

Dia menatap mataku dengan sendu. "Bagi gue itu bukan sekedar barang."

Aku benar-benar tertampar oleh kalimat itu. Apa yang sudah kulakukan selama ini. Bermain api dibelakangnya, mengkhianatinya, menyakitinya lagi, orang yang paling mencintaiku. Aku benar-benar bodoh.

Kuusap lembut pipi halus itu. Kutatap dengan sungguh-sungguh mata almond penuh ketulusan di hadapanku ini. Akan sangat bodoh bila aku terus menyia-nyiakannya. Kutatap dalam matanya. "Will you marry me?" ujarku yang terdengar seperti spontan yang padahal itu tulus muncul dari hati terdalam.

[BL] Stay With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang