GREESA POV
Semester baru sudah dimulai, aku mulai disibukkan dengan jadwal kuliah lagi. Selain disibukkan dengan kuliah, saat ini aku pun memiliki pekerjaan sampingan sebagai pegawai kafe yang letaknya tidak begitu jauh dari kampus. Aku sangat enjoy dengan kegiatan ku saat ini, kenapa aku memilih untuk kerja sambilan adalah aku ingin memiliki pengalaman bekerja. Sebelum mengambil keputusan untuk mengambil kerja paruh waktu ini aku sudah berdiskusi dulu dengan orang tua ku, namun belum dengan Akra.
Saat ini Akra belum tahu kalau aku memilliki pekerjaan paruh waktu, aku sudah mengira kalau pasti dia akan marah. Aku yakin aku bisa membagi waktu antara pekerjaan ku ini dengan kuliah ku nanti, karena pemilik kafe ini adalah kakak Angkatan ku sendiri.
"Halo kak Sabrina" sapa ku pada pemilik kafe ini.
"Hai Greesa" balas kak Sabrina dengan lambaian tangan.
Aku langsung mengambil celemek kafe ini dan langsung masuk kedalam bar dan membersihkan meja bar itu, sementara kak sabrina beralih tempat menuju dapur untuk memantau bahan-bahan. Tak lama dari kafe ini buka, mulai berdatangan anak-anak kampus yang sekedar nongkrong saja, makan siang bersama, ataupun mengerjakan tugas di kafe ini.
Job desk ku di kafe ini, selain sebagai pelayan, aku juga bertanggung jawab di meja kasir. Sementara kak Sabrina bertugas untuk membuat pesanan yang masuk, karena menurut dia setiap menu yang terpajang di atas bar kasir ini, cita rasanya adalah tanggung jawabnya. Aku memberikan senyuman pada pelanggan yang sudah selesai melakukan pembayaran, agar para pelanggan merasa senang jika datang ke kafe ini dan berharap mereka datang Kembali jika menerima pelayanan yang baik dan ramah.
"Selamat siang kak, selamat datang di 8pm cafe" sapa ku kepada pelanggan laki-laki memakai masker yang baru saja datang.
"Greesa?" laki-laki itu memanggil nama ku
"ya kak? Mau pesan apa kak?" tanya ku Kembali, yang kemudian laki-laki itu membuka maskernya.
"B-Bian?" ucap ku kaget melihat laki-laki yang saat ini berdiri di depan ku.
"apa kabar sa?" balasnya. Aku masih diam membisu, terkejut melihat laki-laki yang pernah menjadi penghuni hati ku ini ada di hadapan ku.
"sorry bisa pesan dulu ngga? Kasian yang antri di belakang"
"oh iya sorry sorry, pilihin rekomendasi kamu deh sa. You know my taste kan, and I belive your choice"
"ice americano is it okay? makanan juga kah?"
"Good choice. Ya makanan juga boleh kebetulan aku belum makan" balasnya.
"ice americano, and katsu spesial 8pm ya? Ini nomornya, silahkan pilih tempat duduk pesanannya nanti saya antar, totalnya 60rb kak" ucap ku yang kemudian Bian langsung mengeluarkan uangnya sebesar 100ribu dan aku memberikan kembalian dan juga struk pembayaran padanya. Bian pun langsung melangkah pergi mencari tempat duduknya, sementara aku melanjutkan pekerjaan ku untuk melayani pelanggan selanjutnya yang akan memesan.
Aku berjalan membawa pesanan Bian menuju mejanya di sertai dengan perasaan gugup, aku selalu meyakinkan diriku untuk tidak gugup ketika berjalan menuju mejanya, namun tetap tidak bisa. Laki-laki itu duduk sendiri di area smoking room, ya Bian memang perokok aktif.
"permisi, ini pesanannya ya, ice americano, dan katsu special 8pm. Jika butuh air mineral, tersedia di bar kasir ya kak, free" ucap ku sembari meletakkan pesanannya diatas mejanya itu. Tidak lupa aku mengambil nomor tunggu pesanan yang dia bawa tadi, dan bersiap untuk pergi dari mejanya, namun tangan kekarnya Bian mampu menghentikan Langkah ku.
"yang tadi belum di jawab sa" tagih Bian
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPANAN GURU
Romance"dan sekarang akhrinya dia melihat ku" Cap tiga jari untuk ijazah ternyata membuat Greesa akhirnya mendapatkan apa yang selama ini dia inginkan. Greesa selalu penasaran terhadap guru sekaligus wali kelasnya itu sejak pertama di perkenalan Guru awal...