AKRA POV
Ada ketertarikan sendiri apabila mengajar murid murid, dengan berbagai karakter. Ada murid yang mudah mengerti dan aktif di kelas, ada murid yang nakal alias terlihat tidak pernah serius ketika pelajaran, bahkan ada yang secara terang-terangan menggoda ku. Kadang tak jarang ada siswi yang menawarkan untuk tidur dengan ku, hanya karena tak ingin nilainya dibawah KKM. Meski ku sudah berkeluarga, terkadang aku juga masih suka jajan diluar atau bahkan dengan siswi ku sendiri. Greesa, yang aku tahu dulu saat dia siswi yang selalu duduk di bangku paling depan bersama temannya saat jam pelajaran sejarah, yang ku ingat adalah dia siswi pendiam yang tidak terlalu menarik namun dia sangat pintar dibandingkan dengan yang lain.
Saat bertemu dia kembali hari ini, aku melihat Greesa yang berbeda, terlihat lebih cantik, badannya pun bagus sepertinya terlihat lebih kurus, lebih terawat dan terlihat menggunakan make up tidak seperti waktu sekolah dulu. Setelah ngobrol sebentar dengannya tadi di sekolah, akhirnya aku memberanikan diri untuk menghubunginya. Tak ada jawaban darinya, ku kirimi dia pesan melalui WhatsApp, namun juga belum ada balasan.
"Greesa, saya Akra" isi pesan ku
1 Message from Greesa:
"Halo Pak Akra. Iya pak, ada apa pak?"
"Jangan lupa simpan nomor saya ya. Hehehe. Kamu lagi nunggu ospek kuliah ya sekarang?"
"oke pak Akra, siap"
"iya nih pak..."
"kelamaan libur sih ya hehe. Oke deh kalau gitu selamat malam Greesa"
1 Message from Greesa
"Selamat malam pak Akra"
Keesokan harinya, seperti biasa. Aku pergi berangkat kerja, aku titipkan anak ku kepada adik ipar ku dirumahnya terlebih dahulu, lalu aku pergi ke sekolah. Menjalani rutinitas seperti biasa, mengajar, menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan nanti. Hingga akhirnya jam makan siang pun tiba, aku memilih untuk makan siang diluar sekolah. Kafe Blué menjadi pilihan ku untuk makan siang hari ini, sesampainya disana, saat akan mencari meja makan, aku melihat seseorang yang tak asing.
"Greesa?" kata ku
"eh, pak Akra?" sapa Greesa dengan ekspresi yang terkejut
"Kamu sendiri ?"
"hehe iya nih pak, saya lagi mau makan diluar tapi ga ada temen"
"saya boleh gabung ya?"
"oh iya pak, silahkan.."
Greesa pov
Yakinkan aku bahwa pertemuan aku dan pak Akra di kafe ini hanya sebuah kebetulan. Aku sebetulnya ingin menolak pertanyaan pak Akra untuk bergabung satu meja makan dengan ku, karena menurut ku apa yang akan orang pikirkan apabila melihat pak Akra yang sejatinya sudah memiliki pasangan hidup, lalu ternyata makan satu meja dengan perempuan lain. Apalagi perempuan itu adalah mantan muridnya sendiri, sungguh aku merasa tidak tenang dan gugup sekali, berhadapan dengan orang yang dulu pernah aku suka itu. Apa yang harus aku lakukan ketika satu meja dengannya? Aku hanya memegang kedua tangan ku dibawah meja makan, untuk menutupi kegugupan ku.
"Kamu biasa makan disini ya Greesa?" Pak Akra membuka obrolan
"iya pak, kebetulan kalau saya lagi pengen makan diluar sendiri, saya kesini pak. Bapak sering makan disini juga?" jawab ku
"kok saya jarang ketemu kamu ya setiap saya kesini. Engga terlalu sering sih, kadang-kadang kalau saya lagi ga bawa bekal aja saya kesini"
"oh gitu pak, berarti bapak lebih sering bawa bekal yang dimasak istri bapak ya pak" pertanyaan apa yang baru saja kamu ucapkan Greesa,
"hehe iya.." jawaban pak Akra seakan-akan malas untuk menjawab pertanyaan seperti itu.
Suasana kembali hening, aku yang sedari tadi hanya menatap layar hp sembari berharap agar pelayan cepat membawa keluar makanan yang sudah kami pesan tadi. Tak lama aku berharap, ternyata makanan itu sudah tersaji di atas meja makan kami.
"Selamat makan pak Akra..."
"iya, selamat makan juga Greesa"
Kami pun menyantap makanan kami, tidak butuh waktu lama, mungkin hanya sekitar 20 menit kami menghabiskan makanan kami.
"Greesa.." pak Akra kembali membuka obrolan
"iya pak?" balas ku
"kira-kira kita bisa ketemu di luar seperti ini lagi gak ya"
"maksud bapak? Mungkin kalau ga sengaja seperti hari ini bisa kali ya pak hehe" balas ku dengan santai
"bukan, maksud saya kalau kita janjian bertemu. Saya ajak kamu makan diluar seperti ini, atau jika saya butuh teman makan siang"
Jujur, ajakan pak Akra ini membuat ku benar benar bingung, disatu sisi aku merasa bahagia apabila bisa bertemu dengan pak Akra lagi, namun disisi lain aku pun merasa takut apabila bertemu dengan orang-orang yang mengenal ku dan pak Akra. Aku menjawab ajakan pak Akra dengan waktu yang agak lama.
"emm, mungkin bisa pak Akra" jawab ku dengan ragu-ragu
"oke deh Greesa, setelah ini kamu kemana btw?"
"pulang kerumah pak"
"oh gitu, oke deh kalau gitu hati-hati dijalan ya nanti Greesa. Ini makanannya biar saya bayar sekalian saja"
"eh ngga usah pak, saya bayar punya saya sendiri aja" balas ku
"gakpapa, Greesa..." kata pak Akra sambil mengusap pundak ku.
Oh my God. Barusan ini kenapa.. aku kaget dengan pak Akra yang tiba tiba mengusap pundak ku.
"Saya jadi ga enak pak, terimakasih Pak Akra.."
"oh iya Greesa, karena kamu kan bukan murid saya lagi. Kamu panggil saya Akra aja, biar kita lebih akrab" Kata pak Akra sembari bersiap-siap bangkit dari kursinya
Jujur saja aku kaget mendengar perkataan pak Akra barusan, bagaimana bisa ketika aku yang biasanya memanggil dia dengan "pak" sebelum Namanya ini tiba-tiba hanya memanggil namanya saja. Apalagi dengan perbedaan usia kita berdua yang tergolong jauh ini.
"duh pak, saya gak enak kalau manggil bapak dengan nama saja pak, terkesan tidak sopan pak" keluh ku kepada pak Akra
"loh kan saya yang minta Greesa, udah gapapa panggil saya Akra saja"
"b-baik pak..." jawab ku ragu ragu yang dibalas tatapan dari pak Akra
"m-maksud saya Arka..." koreksi ku yang dibalas dengan senyuman darinya.
Dear Readers,
Aku mau ngucapin terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku. Aku mohon maaf kalau ada yang typo.
Kalian kalau ada masukan dalam penulisan cerita aku boleh banget komen ya, biar aku bisa perbaiki kedepannya.
untuk setelah ini, aku bakal up cerita satu minggu dua bab. Semoga kalian suka ya sama cerita aku. Untuk bagian 18+ soon akan aku up hihihi
Jangan lupa vote dong readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPANAN GURU
Romance"dan sekarang akhrinya dia melihat ku" Cap tiga jari untuk ijazah ternyata membuat Greesa akhirnya mendapatkan apa yang selama ini dia inginkan. Greesa selalu penasaran terhadap guru sekaligus wali kelasnya itu sejak pertama di perkenalan Guru awal...