Bab 17

626 72 0
                                    

Perang akan segera dimulai. Aku menggunakan armor ku berwarna silver yang mendominasi dengan gambar singa didada ku dan emas untuk hiasannya. Aku memakai armor pelindung kaki ku yang berwarna silver dan juga tangan ku.
Aku menguncir ponytail rambut ku dengan tinggi. Dan menyiapkan helm ku.

Tiba-tiba Lucy menghampiri ku dan memegang tangan ku. Aku merendahkan badan ku untuk menyamakan tinggi ku dengan nya.

" Sheeka, Please be careful... kamu harus kembali lagi kesini dengan selamat " ujarnya sambil menunduk.
Aku menggenggam kedua tangan nya.
" You know i always come back " jawab ku

" And Lucy, listen to me, you need to stay here with Mrs. Beaver until we finish this " ucap ku sambil melihat kearah Mrs. Beaver. Lucy mengangguk
" Mrs. Beaver please take care of her " lanjutku sambil berdiri.

" I will, your majesty " jawab nya sambil menunduk kepada ku. Aku mengangguk dan mengambil kembali helm ku dan bergegas keluar.

----------------
Peter POV's
Aku berada di depan bersama Oreius disampingku dan memimpin pasukan. Sheeka berada di barisan pasukan kedua bersama Edmund. Sedangkan Susan berada di atas bersama pasukan pemanah dan Mr. Beaver

Aku melihat kearah Edmund dan Sheeka. Sheeka menggenggam tangan Edmund untuk membuat nya tenang. Edmund tersenyum kepadanya.

Diatas kami terbang seekor Gryphon dan mendarat disamping kami.
" They come your highness, in numbers and weapons far greater than our own. " ujar nya kepada ku.
" Number's do not win a battle " tegas Oreius.
" No, tapi pasti membantu " jawab ku.
Terlihat White Witch dan pasukannya datang, jumlah mereka lebih banyak dari pasukan kami.

Para binatang mulai menggeram saat kedatangannya.
Jenderal dari pasukan White Witch yang adalah seekor Minotaur, mengaum menandakan kedatangannya.

Terlihat White Witch dan 2 beruang putih yang menarik nya.
Aku menatap kearah Edmund dan Sheeka. Mereka mengangguk untuk menyemangati ku.

Aku menarik nafas dan mengeluarkan pedang ku lalu mengangkatnya. Semua pasukan kami berteriak dan ikut mengangkat senjata mereka.

Jenderal pasukan White Witch mengaum dan memerintahkan pasukannya untuk menyerang. Pasukan mereka lari kearah kami

Sheeka POV's
Aku bersiap memegang sling ku. Edmund mengeluarkan pedangnya.
Didepan sana Peter bersiap untuk memberikan aba-aba. Aku menatap pasukan White Witch, dia bahkan memiliki raksasa di pihaknya.

Peter mengayunkan pedangnya kebawah dan diikuti oleh Edmund. Itu adalah aba-aba untuk pasukan Gryphon yang membawa batu besar.
" Look to the sky! " teriak jendral pihak White Witch.

Pasukan elang mulai menjatuhkan batu ke pasukan White Witch, pasukannya banyak yang tumbang.
Tapi pasukan pemanah White Witch memanah beberapa pasukan Gryphon kami, dan beberapa tumbang.

Peter POV's
" Are you with me? " tanya ku kepada Oreius
Oreius menghadap ku " To the death " jawabnya.
" FOR NARNIA! AND FOR ASLAN!!! " aku berteriak dan mengangkat pedang ku.

Kuda ku mengangkat kaki depan nya dan berlari dan diikuti oleh Oreius lalu pasukan pertama mengikuti kami dari belakang.

" FOR ASLAN!!! " teriak pasukan kami dan langsung menyerang.
Pasukan Centaurus sebagai pasukan baris terdepan meluruskan tongkat nya kedepan.

Kami mulai menyerang satu sama lain. Aku mengayunkan pedang ku ke pada pasukan White Witch.

Lucy POV's

Aku sedang terduduk sambil menatap dagger ku. Mrs. Beaver berada di samping ku sambil menenagkan ku.

Perang sudah terdengar di luar sana, aku cemas terhadap kakak-kakak ku termasuk Sheeka yang sudah kuanggap seperti kakak kandungku sendiri.

Aku tidak bisa duduk terdiam selagi mereka mempertaruhkan nyawa mereka diluar sana. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku tidak bisa bertarung. Aku hanya terdiam dan berdoa agar saudaraku selamat dan Narnia mendapatkan kemerdekaannya.

Tiba-tiba terdengar suara gerakan rumput dari luar tenda ku. Mrs. Beaver langsung berdiri terkaget.

" Stay here, Your Highness, i'll check it out " ucap nya sambil berjalan menuju tirai tenda.

Aku melihat kearah luar tenda dengan waspada " Mrs. Beaver? " panggil ku.

Tiba-tiba tirai tenda terbuka " ASLAN? " aku terkejut. Aku berlari dan memeluk nya.

" H-how?! " tanya ku terbata.

" Jika the witch tau arti sebenarnya dari pengorbanan itu, mungkin dia menafsirkan deep magic secara berbeda " jelas nya.

" Jika sang korban rela, dan tidak melakukan penghianatan dan dibunuh sebagai gantinya. Makan Stone table akan retak. Dan bahkan maut akan berbalik " Lanjutnya.

" Tapi saudaraku sudah mulai bertempur sekarang, mereka tau bahwa kau sudah mati " ujar ku " We have to help them " lanjutku sambil mengeluarkan dagger ku.

" We will dear one, but not alone " jawab Aslan sambil menurunkan dagger ku.

" Climb on my back, we have far to go " lanjutnya sambil menghadap belakangan

Perang pun dimulai...

Narnia: It's us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang