Peter POV's
Sesampainya di tepi sungai aku melihat satu persatu adik ku.
" Sheeka? Where is she?! " tanya ku kepada Susan, Lucy dan the Beavers.
Aku melihat sekitar sungai tapi tidak melihat adanya Sheeka disana.
Jika sesuatu terjadi padanya aku tidak bisa memaafkan diriku untuk selamanya.
" Sheeka , tadi dia menolong ku, aku sempat terjatuh dari bongkahan es. Sheeka melompat dan menarik ku, saat aku sudah diatas dia tidak berhasil naik. Itu terakhir kali aku melihatnya " ucap Lucy sambil terisak
Aku mulai kehilangan akal sehat. Seharusnya aku menyadari kalau Lucy terjatuh, seharusnya aku yang menyelamatkan Lucy bukan Sheeka.
" SHEEKA!! " Susan berteriak
" I'll find her " aku bersiap untuk melompat ke dalam sungai
" Guys? " terdengar suara dari arah kiri kami. Thank god, it's her!
Susan dan Lucy berlari dan memeluk Sheeka. Sebenarnya melihat adikku bersama Sheeka membuat hati ku senang dan tenang. Sheeka selalu bisa membuat mereka tenang, mereka pun selalu merasa aman dan nyaman berada didekatnya.
Ada satu hal yang membuat aku menjauhi Sheeka, sebenarnya dulu kami berteman. Ada suatu kejadian dimana aku memutuskan menjauhinya karna suatu kesalahan yang aku lakukan.
" Sheeka! Are you alright " tanya Susan kepada Sheeka setelah melepas pelukannya.
" im fine " jawabnya sambil tersenyum.
Aku menghampiri Sheeka yang baru saja melepas pelukannya dari Lucy.
" Are you hurt? " Tanya ku kepada Sheeka. Kami saling bertatap. Dia menggeleng dan tersenyum " Just a little bit cold " jawabnya.
Sheeka POV's
Peter memberikan mantel nya kepada ku dan memelukku. Aku membeku lalu membalas pelukkannya. Ini Peter yang aku kenal?
" Come on dear, we're almost there " sela Mrs. Beaver kepada kami
" Can you walk? " Tanya Peter kepada ku. Aku mengangguk.
Saat akan berjalan aku terjatuh, kaki ku sakit, Lucy melihat kaki ku.
" Peter! Sheeka is bleeding " Teriak Lucy
Peter berjalan kearah ku dan membuka kaki ku. Aku tidak tersadar aku terluka cukup parah pada kaki ku
" Kenapa kamu tidak bilang?! " Peter mulai menaikan nadanya sambil menatap ku.
Orang ini aneh kadang baik, kadang gila, karang pemarah, serem
" I d..i didn't feel anything before " jawabku sambil menatap luka ku. Pandangan Peter berubah dari yang tadi nya marah menjadi kasihan.
" Let's rest for a while, dan kita obati luka mu. Kita cari tempat yang lebih aman " Lanjut Peter sambil berbalik badan dan berjongkok didepan ku.
" What are you doing? " tanyaku
" Come on " jawabanya singkat dia menyuruhku naik ke punggungnya. Well, aku emang susah berjalan jadi aku menerima tawarannya.
Setelah sampai ditempat yang sedikit aman Lucy meneteskan obat yang diberikan pria tua tadi.
" Aww " lirih ku pelan. " im sorry " ucap Lucy sambil menutup botolnya. Aku tersenyum " Thank you Lu.."
Lucy memelukku erat, " Thank you Sheeka for saving my life " dia menangis di pelukan ku. Susan dan Peter melihat kearah kami.
Aku melepas pelan pelukannya dan mengelap air matanya dan menatapnya. " That's what families always do, right? " lalu aku mencium jidat nya.
Dia memelukku lagi. Tanpa kusadari Lucy tertidur di pelukan ku.
" I feel sorry for her " ucapku kepada Susan sambil membelai rambut Lucy. " Ini terlalu berlebihan untuk anak sekecil dia " lanjutku.
" I know.. but here we are. We just have to always together and protect each other " Jawab Susan dengan tersenyum sambil menatap adik nya.
" Where is Peter? " tanya ku kepada Susan. Susan menunjuk kearah Peter dengan matanya.
Aku berdiri dan menghampiri nya walau kaki ku masih sedikit sakit.
" Are you feeling better? " tanya Peter sambil membantu ku duduk.
" Yap " jawabku sambil duduk disebelah nya.
" You know, maybe it's time for me to explain, kenapa aku bersikap kasar dan dingin ke kamu " Peter memulai pembicaraan.
" You may not remember this, dulu pernah disaat kedua ibu kita sedang berkumpul, ibumu menitipkan kamu ke aku. Aku setuju karna saat itu kau, aku dan Susan sangat dekat. " Peter mulai bercerita.
" Kita bermain bertiga di tangga rumah ku, tanpa kusadari kamu terjatuh dan pingsan. Kamu mengeluarkan banyak darah dari pelipis. I was froze for a few seconds. Lalu aku berlari menghampiri mu... " dia berhenti dan menatapku.
" The stitches on your temples, make me never want to see your face. Itu mengingatkan kepada kegagalan ku saat menjaga mu. That's why, aku selalu bersikap dingin dan kasar kepada mu agar kamu tidak mau berteman dengan ku..." lanjut Peter sambil menunduk.
" Dan apa yang terjadi tadi di sungai, benar-benar membuat ku hampir kehilangan akal sehat. I just realized, i can't see you hurt and even lose you " "im sorry for everything i've ever done to you" tambahnya.
Saat aku melirik kearahnya, aku baru tersadar Peter meneteskan air mata. Aku terkejut lalu menghadapkan wajahnya ke arah ku. Aku mengelap air matanya dan menatap nya.
" Kamu tidak perlu merasa bersalah akan hal yang sudah berlalu, leave that thing behind. " Ucap ku sambil menatap nya.
" Sekarang, yang harus kita pikirkan adalah keselamatan Edmund dan yang lainnya. Like i said ' we protect them together ' " lanjut ku sambil menaikan kedua alisku.
Tiba-tiba Peter menarik ku lalu memelukku. Aku membalas pelukannya. Aku membiarkan dia menangis karna dia selalu harus terlihat kuat dihadapan adik-adiknya.
Aneh nya aku merasa nyaman berada di pelukannya, aku mengelus punggung nya perlahanan untuk menenangkannya.
Dia melepas pelukannya dan menatapku.
" Sheeka, Let me take care of you, again. This time i won't let my guard down " ucap dia sambil menatap ku dengan yakin. Aku mengangguk dan memeluk nya sekali lagi.
Maaf banget nih telat update!! Seharian ga sempet megang hp karna suatu hal. Peter x Sheeka lucu nihhh

KAMU SEDANG MEMBACA
Narnia: It's us
Fantasy[Indo-Eng] [Series 1] Focus kepada Peter Pevensie dan Sheeka Lorren (karakter ciptaan penulis) Hampir semua karakter adalah ciptaan C.S. Lewis beberapa karakter buatan sendiri. alur cerita mengikuti film " The chronicles of Narnia : The Lion, The...