Langit telah menjingga. Senada dengan daun-daun yang mulai berubah warna keemasan. Menggugurkan helai-helainya bersamaan dengan angin sore kala itu. Syahdu yang harusnya tercipta, terkoyak oleh raungan yang mampu menggelegarkan udara. Pun sejuk yang mestinya dirasa, berganti panas oleh kepung api di dalam Hutan Kumano di Pegunungan Kii.
Shirogane berteriak kesakitan. Terkurung dalam lingkaran pentagram dan kertas-kertas mantra yang dibuat oleh Yoshizuki. Tubuhnya penuh luka bekas pertarungan yang sebelumnya telah terjadi. Sang Kitsune yang telah menampakkan wujud aslinya. Berbulu perak dengan sembilan ekor yang mengibas-ngibaskan api di ujung-ujungnya. Taring-taringnya bergemeretak menahan amarah. Tidak disangka bahwa manusia yang sedang berhadapan dengannya ternyata juga menguasai sihir. Andai dia tahu, pasti Shirogane akan lebih berhati-hati.
“Bedebah kau!” maki Shirogane. Mata abu-abu arangnya berkilat-kilat menatap Yoshizuki yang mulai menarik busur panahnya.
“Tidak akan aku biarkan kau hidup untuk terus membuat Nona Mume menderita,” geram pemuda itu. Kedua mata itu dipenuhi bara dendam. “Sejak awal aku sudah mengetahui bahwa kau bukan manusia. Harusnya tidak aku bawa Nona Mume kepadamu jika berakhir seperti ini.”
“Coba saja membunuhku.” Shirogane menyeringai. Ternyata pemuda ini memiliki mata yang tajam serta indra yang peka. Dia adalah seekor kitsune yang memiliki umur hampir seribu tahun. Kekuatan spiritualnya sudah memasuki tingkatan tertinggi. Harusnya dia bisa dengan mudah mengelabui mata manusia, bahkan seorang onmyouji sekalipun. Akan tetapi, Yoshizuki pengecualian. Dia berdecih, secepatnya harus mencari akal untuk bisa lepas dari kurungan pentagram ini.
Yoshizuki mengeratkan rahang. Diliriknya Mume yang tiba-tiba datang menyusul mereka di tempat pertarungan. Mata perempuan itu nanar dengan cekungan yang dalam. Terlihat kurus dan menyedihkan. Miris. Sungguh Yoshizuki merasa hatinya bagai diremas melihat keadaan perempuan itu tak lagi sama. Pasti Shirogane telah menyerap begitu banyak energi kehidupannya. Sama seperti yang kitsune itu lakukan kepada wanita-wanita yang ditemukan sekarat di sekitar sini.
Pemuda itu semakin menarik tali busurnya ke belakang. Dia sedang membidik ke arah yang tepat, yakni tempat di mana permata bintang milik Shirogane berada. Yoshizuki telah bersiap untuk melepaskan anak panahnya tepat ke dada Sang Kitsune.
“Tolong jangan bunuh ayah dari anakku, Yoshizuki,” seru Mume yang tiba-tiba melompat masuk ke dalam lingkaran pentagram yang mengurung Shirogane. Wanita itu berusaha menghalangi Yoshizuki dengan menjadi tameng untuk melindungi makhluk yang dicintainya, serta ayah dari bayi yang ada di dekapannya.
“Minggir, Nona. Anda bisa mati, jika terus bersamanya,” pinta Yoshizuki.
Mume menggeleng. Dia tidak mau beranjak dari hadapan Shirogane. “Tidak. Kau bisa membunuhku terlebih dahulu jika ingin membunuh Shirogane.”
“Kenapa Anda begitu melindunginya, Nona?” tanya Yoshizuki menahan geram. Berusaha tetap pada konsentrasi penuh agar lingkaran pentagram yang dibuatnya tidak melemah. “Anda sekarang jelas-jelas sudah tahu siapa dia sebenarnya.”
“Sebenarnya sudah sejak lama aku mengetahui bahwa dia adalah seekor kitsune. Namun, aku tetap saja mencintainya. Terlepas dari apakah dia manusia atau bukan.”
Yoshizuki kehabisan kata-kata untuk membuat Mume menyingkir dari depan Shirogane yang kian melemah. Kedua mata miliknya menatap lurus ke dalam mata almon Mume. Pandangan perempuan itu penuh permohonan, sama seperti dua tahun lalu ketika dia dimintai pertolongan untuk kabur. Tatapan yang tidak pernah bisa dia tolak.
Konsentrasi Yoshizuki sedikit buyar. Energi yang mengelilingi Shirogane dalam pentagram pun mulai melemah perlahan. Sesuatu yang dirasakan oleh kitsune tersebut sebagai kesempatan untuk melarikan diri. Dengan sisa tenaga yang dia miliki, Shirogane mencuatkan kuku-kuku tajamnya. Seringai licik menghiasi moncongnya. Menampakkan taringnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of The Plum Blossoms [END]
FantasySemenjak tersesat di hutan dan menemukan pohon prem tua, tubuh Sayo bergerak tidak sesuai dengan keinginannya. Mahasiswi pascasarjana ini bahkan mulai mendapatkan ingatan seorang wanita bangsawan yang hidup di Era Heian-Mume. Celakanya, roh Mume yan...