TING!!
Suara dentingan keras yang berasal dari ponselnya itu segera mengalihkan perhatian Ahra. Meletakkan kembali gelasnya yang berisi air putih, dia melongok layar ponselnya, ingin melihat siapa yang mengiriminya pesan singkat.
Kedua sudut bibir merah Ahra segera tertarik ke atas saat dia melihat ikon aplikasi yang sudah begiru familiar untuknya itu muncul di deretan atas. Dia tahu siapa yang mengiriminya pesan lewat aplikasi itu, tidak lain dan tidak bukan, teman baiknya satu tahun terakhir ini.
|| hyuk223 : bagaimana kencanmu hari ini?
Ahra segera tersenyum, berpikir sesaat, dia akhirnya memutuskan untuk segera menjawab pesan singkat itu.
|| xhrxchxx : sangat baik! kami membicarakan banyak hal dan aku rasa hubungan kami menjadi semakin dekat
Menekan tombol kirim untuk pesan yang baru saja dia ketik, Ahra kemudian meraih ponsel sekaligus gelas yang baru saja dia pakai untuk minum, melangkah mendekati wastafel cuci piring dan meletakkan gelasnya disana, memutuskan untuk mencucinya esok hari saja.
Satu tahun lalu, sebagai salah satu bentuk hobinya membaca buku, Ahra mencari sebuah aplikasi yang bisa dia gunakan untuk bertukar informasi dengan sesama pecinta buku lainnya. Pilihan Ahra saat itu segera jatuh pada aplikasi pertama yang muncul di kolom pencariannya. Segera setelah dia membuat profil di website dan aplikasi itu, Ahra bisa berinteraksi dengan beberapa orang yang memiliki hobi yang sama dengan dirinya, membaca buku, juga sembari saling berbagi informasi. Dan dari sekian banyak pengguna website kecil itu, Ahra bertemu dengan Hyuk, atau begitulah alam bawah sadar Ahra menyebut namanya, disana.
Memiliki selera yang sama soal buku, mereka akhirnya menjadi akrab dan sering berbagi pesan singkat-dan tidak hanya itu, rupanya kecocokan mereka tidak hanya sampai pada genre buku saja. Semakin lama mereka saling bertukar pesan, Ahra merasa dia dan Hyuk benar-benar cocok dalam segala hal, yang akhirnya kini membuat mereka lebih dekat dan lebih sering membicarakan banyak hal selain buku, film, atau hal-hal lain favorit mereka.
Ahra pikir Hyuk adalah seseorang yang begitu mengerti dirinya, mereka bahkan bisa bertukar pesan singkat selama berjam-jam dalam sehari dan membicarakan begitu banyak hal tanpa henti. Meski tentu saja, Ahra tidak tahu bagaimana seseorang di balik akun Hyuk yang berteman dekat dengan dirinya di sosial media itu. Yang Ahra ketahui, Hyuk adalah seorang mahasiswa teknik berusia dua puluh tahun. Seseorang yang cerdas, dengan wawasan yang begitu luas. Begitulah mereka akhirnya menjadi dekat, dengan membicarakan begitu banyak hal yang tidak ada habisnya.
Kalau bisa Ahra bilang, mereka berdua ini begitu cocok sebagai teman baik untuk berbagi cerita keseharian yang ringan dan penuh keluh kesah. Dan tidak terkecuali soal bagaimana Ahra yang menyukai teman satu kantornya, Oh Sehun, dan menceritakan pada Hyuk soal bagaimana dia akhirnya bisa lebih dekat dengan pria itu karena komputernya yang sering bermasalah dan akhirnya sampai pada tahap berkencan sore ini. Tetapi tentu dia sama sekali tidak pernah mengatakan soal nama aslinya, atau bahkan soal informasi kehidupan pribadinya, sama halnya dengan Hyuk yang juga begitu menghormati privasi Ahra dan juga sebaliknya. Dan hal itu juga lah yang membuat Ahra nyaman berbagi cerita dengan Hyuk, tanpa identitas, hanya keberadaan dan keseharian satu sama yang mereka ketahui.
Gadis mungil itu kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar, sembari masih memperhatikan layar ponselnya, menatap tiga titik yang segera muncul di bawah gelembung pesannya, menandakan seseorang disana sedang mengetik balasan untuk dirinya.
|| hyuk223 : wah, benarkah? aku ikut senang mendengarnya. apa menurutmu dia pria yang baik?
Ahra kembali terhenti sebentar dan duduk di sisi tempat tidurnya, terdiam sesaat dan kembali membayangkan sosok pria yang sedang menjadi bahan pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Zero) Gravity • osh [ R/18+ ]
Fanfiction[ mature contents ]🔞 adult audience only! [DARK STORY] Ahra memilih untuk tinggal sendiri dan keluar dari rumah orang tuanya segera setelah dia bisa melakukannya. Berpikir bahwa dia akan memulai hidupnya sendiri, tanpa dicampuri orang tuanya yang t...