- 09 .

2.4K 141 10
                                    

Ahra menatap pantulan tubuh telanjangnya sendiri di cermin, memperhatikan bagaimana beberapa ruam di atas kulit payudaranya yang tadinya berwarna kemerahan mulai berubah menjadi keunguan. Ahra mengusapnya sendiri dnegan perlahan, sedikit heran karena tidak merasa gatal. Dia jadi mulai berpikir apakah dia perlu memeriksakan soal ini ke dokter. Ahra takut serangga yang menggigitnya ini berbahaya dan akan berakibat fatal jika terlambat.

Dia kemudian bergegas untuk menutupi kembali tubuhnya sendiri, membenahi bra miliknya kembali dan mulai mengancingkan lagi kemeja satinnya sendiri.

Sudah beberapa hari ini Ahra selalu menemukan ruam-ruam kemerahan di tubuhnya setelah dia bangun tidur. Ahra sudah berusaha membersihkan tempat tidurnya, bahkan berulang kali menggunakan spray untuk membunuh serangga—meskipun dia tidak dapat menemukan mereka, tetapi dia yakin ada sesuatu yang hidup di kamarnya selain dirinya dia tidak hanya mendapatkan ruam-ruam merah ini sekali, tetapi cukup sering.

Memutuskan dia akan meminta Sehun untuk mengantarkannya ke dokter saja setelah ini, Ahra akhirnya meneruskan bersiap-siap kembali untuk berangkat ke kantor. Dia bisa terlambat kalau terus saja memeriksa ruam-ruam di kulitnya.

Saat dia selesai bersiap-siap, Ahra mendapatkan sebuah pesan masuk dari Sehun kalau dia sudah menunggu di bawah. Ahra tidak menunggu lama lagi, melangkah keluar dari apartemennya dan menguncinya, kemudian bergegas untuk turun ke bawah di mana Sehun sudah menunggunya. Mereka akan berangkat ke kantor bersama.

Memang, setelah dia dan Sehun resmi memiliki hubungan, pria itu bersikeras untuk berangkat ke kantor bersama Ahra setiap hari—kecuali, saat Sehun ada urusan ke tempat lain, karena dia seringkali juga merangkap sebagai tangan kanan dari kepala divisinya, pria itu bilang. Apapun itu, Ahra begitu bersyukur karena dia bertemu dengan Sehun. Pria itu benar-benar peduli padanya meski pada hal sekecil apapun, dan membuat Ahra merasa begitu dicintai dan begitu dipedulikan.

Ahra tersenyum lebar saat dia melangkah keluar dari gedung apartemennya dan melihat Sehun sudah menunggunya tepat di sisi mobil, setengah bersandar berdiri di sana. Pria itu terlihat sedang fokus dengan ponselnya selama beberapa saat.

"Sehun," Ahra berucap, melangkah lebih dekat padanya, senyuman di wajah cantiknya masih belum hilang juga. Mendengar panggilan itu, Sehun segera mengalihkan perhatiannya, kemudian tersenyum menatap Ahra yang dengan bersemangat melangkah mendekat pada dirinya. Pria itu kemudian memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya dan segera meraih Ahra dengan salah satu lengannya setelah perempuan itu sampai tepat di hadapannya.

Ahra sedikit berjinjit untuk menanamkan sebuah kecupan di bibir Sehun, tergelak kecil kemudian. "Menunggu lama, ya?"

Sehun hanya tersenyum kembali, Ahra bisa melihat bagaimana kedua matanya menyipit di balik kacamata dengan bingkai gelap miliknya. "Tidak, aku juga baru sampai," pria itu berucap saat dia beralih untuk meraih pintu mobilnya, kemudian membukakannya untuk Ahra.

Sementara gadis itu sendiri, masih dengan senyuman di wajahnya dan kini dengan semu merah muda di pipinya karena tersipu dengan perlakuan manis Sehun padanya. Ahra segera melangkah lebih jauh untuk naik ke kursi depan mobil Sehun, kemudian menunggu sesaat hingga pria itu sampai di sisi mobil yang lain dan ikut masuk untuk duduk di kursi pengemudi.

Tidak menunggu lama, mobil pria itu segera melaju membelah jalanan kota Seoul yang sibuk, seperti setiap pagi, bergabung bersama puluhan mobil lainnya yang juga akan mulai beraktivitas hari ini seperti biasanya.

"Sehun, apa kau sibuk nanti setelah pulang kerja?" Ahra bertanya tiba-tiba diantara fokus Sehun yang masih memperhatikan jalanan di depannya. Menoleh ke samping sesaat, Sehun mengangkat salah satu alisnya, bingung dengan pertanyaan Ahra.

(Zero) Gravity • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang