"Aku tidak tahu kalau kakak sedang berkencan dengan seseorang saat ini?" Ahreum bertanya setelah dia selama beberapa saat menatap Ahra dengan sedikit tidak percaya. Sungguh aneh baginya mendengar kalau kakaknya, yang culun ini tenryata memiliki kekasih—tetapi bukan itu yang mengejutkan Ahreum, tapi kenyataan bahwa kekasihnya adalah.. kakak dari Karina.
Karina Yoo, si influencer dengan pengikut sepuluh kali lipat lebih banyak darinya ini.
Ahreum masih belum tahu siapa yang Ahra maksud sebagai "pacar" atau kekasihnya ini, tetapi dia memiliki perasaan kalau tentu saja, dia bukan sembarang orang.
Karina dikenal dengan kehidupannya yang menajdi impian banyak gadis seusianya di media sosialnya, meski dia tertutup soal keluarganya, tetapi Ahreum yakin dia bukan berasal dari keluarga yang biasa saja mengingat bagaimana dia bisa hidup di luar negeri, menyelesaikan pendidikan di bidang spesialis kulit dan kecantikan, dan memiliki kehidupan—yang meskipun tidak bisa dibilang mewah, tetapi begitu nyaman dan tercukupi.
Ahreum yakin dia bukan orang biasa.
"Ah, kakak tidak pernah mengatakan padaku kalau kakak sedang berkencan dengan seseorang saat ini?" Ahreum kali ini bertanya, dengan nada yang lebih ramah dari sebelumnya—meski bagaimanapun juga dia menganggap kakaknya ini sebagai peci=undang, Ahreum tentu saja tidak boleh memperlihatkannya dengan jelas di hadapan Karina.
Ahra sempat tergagap sesaat, dan pipinya pias oleh warna merah muda karena malu—kalimat Ahreum terdengar seolah Ahra tidak mau mengakui Sehun sebagai kekasihnya, meski keadaan yang sebenarnya adalah—Ahra tidak mengatakan apa pun pada keluarganya karena mereka bahkan tidak peduli dengan keadaan dan kehidupannya.
Sebenarnya, kebencian Ahreum dan rasa tidak sukanya diawali saat mereka masih begitu kecil—dulu, Ahra adalah anak yang cukup cemerlang di bidang akademik dan membuat orang tuanya jadi begitu menyayanginya—yang Ahra sayangkan, sepertinya membuat Ahreum yang memiliki watak dan kepribadian yang keras menjadi iri padanya dan membenci Ahra karena hal itu.
Hingga kemudian, pada suatu hari saat mereka sedang berlibur, Ahra mengalami kecelakaan kecil yang melukai kepalanya dan membuatnya trauma—meski orang tuanya, juga Ahreum, mengatakan kalau Ahra jatuh karena kecerobohannya sendiri—Ahra hampir tidak bisa menginga kejadian itu sama sekali, tetapi Ahra bersumpah dia memiliki sekelebat ingatan kalau Ahreum mendorongnya.
Ahra harus mendapatkan tiga jahitan di kepalanya karena hal itu, dan membuatnya menjadi sedikit berubah dari sebelumnya—Ahra menajdi sedikit lambat, dan dia bahkan beruntung karena bisa menyelesaikan sekolahnya dengan sempurna meskipun dia sedikit lambat. Perhatian orang tuanya tentu saja beralih pada anak yang lebih bersinar—dan Ahreum begitu menikmatinya. Dia sepertinya menganggap kalau apa yang dia lakukan selama ini pada Ahra—setelah kecelakaan yang menimpanya, adalah sbeuah balas dendam.
Bagaimanapun juga, Ahra tidak pernah memusingkannya. Dia mengerti kalau Ahreum pasti memiliki dan menyimpan rasa sakit padanya selama ini, jadi dia bisa mengerti kenapa Ahreum berlaku speerti ini padanya. Tetapi tetap saja, Ahreum seharusnya tidak mengatakan sesuatu yang jelas menunjukkan kalau mereka tidak dekat seperti ini.
"Iya, maaf ya, kakak belum sempat—"
"Ini.. Karina Yoo, 'kan?"
Karina, yang sejenak merasa terkejut karena gadis di hadapannya ini tidak membiarkan Ahra menyelesaikan kalimatnya, segera mengangkat sepasang alisnya kembali, lalu tersneyum pada Ahreum untuk membenarkan pertanyaannya.
"Ah, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Karina balik bertanya kali ini, sedikit terkejut karena rupanya adik Ahra sudah mengetahui namanya, dan dari gelagatnya, seperti mengenal dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Zero) Gravity • osh [ R/18+ ]
Fanfiction[ mature contents ]🔞 adult audience only! [DARK STORY] Ahra memilih untuk tinggal sendiri dan keluar dari rumah orang tuanya segera setelah dia bisa melakukannya. Berpikir bahwa dia akan memulai hidupnya sendiri, tanpa dicampuri orang tuanya yang t...