Ahra, yang masih sedikit terkejut, segera melepaskan sebuah tawa kecil, menyadari siapa yang kini sduah bergabung dengan dirinya di bawah shower. Gadis itu segera berbalik menghadap Sehun yang juga sudah telanjang sepenuhnya, kedua sisi pipinya memerah karena ini adalah pertama kalinya dia telanjang di depan seorang pria, tetapi Ahra segera melangkah lebih dekat untuk mendarat di dekapan lengan Sehun yang terbuka mengundangnya datang.
Pria itu segera menunduk, meraih wajah Ahra dengan kedua tangannya, kemudian menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman yang begitu sensual. Tanpa sadar, Ahra yang tadinya refleks menutup tubuhnya sendiri—payudaranya sendiri, dengan kedua lengannya, melepaskan mereka dan beralih untuk mengalungkan lengannya di leher Sehun yang masih berada di hadapannya.
CIuman Sehun padanya semakin dalam dan semakin intens—pria itu mulai mengivasi mulut Ahra tidak tanggung-tanggung, dan Ahra, yang masih belum terbiasa dengan hal-hal seperti ini, jujur saja sedikit kewalahan dalam mengimbangi pria itu. tetapi gadis itu tetap mencoba—dia tetap berusaha untuk tidak terlihat terlalu berpengalaman, karena dia tidak mau mengecewakan Sehun.
Mereka mungkin pernah berbagi ciuman satu atau dua kali sebelumnya, tetapi untuk bercumbu bahkan bercinta? Ini adalah pertama kali untuk Ahra, dan meski Ahra berusaha untuk tidak memperlihatkannya pada Sehun, dia tetap merasa begitu gugup saat ini.
Beberapa saat kemudian, Sehun akhirnya melepaskan ciumannya, dan dia kembali menatap wajah Ahra lekat. Memandanginya dengan sebuah senyuman simpul penuh arti di wajahnya saat ini.
Bergabung bersama Ahra membuat tubuhnya ikut basah kuyup karena berada di bawah shower. Dan Sehun kembali mengusap wajah Ahra, pada pipinya yang bersemu merah dengan ibu jarinya, lalu pada bibir merahnya yang terbuka dan merekah setelah ciuman mereka. AHra begitu cantik. Dia cantik sekali.
"Kau cantik sekali, sayang.." Sehun berbisik, kemudian memperhatikan Ahra kembali dengan penuh minta, dan sebuah senyuman kembali di wajah tampannya. "Apa kau akan mengizinkanku kalau aku ingin mencumbu tubuhmu?"
Ahra terkesipa kecil mendengar pertanyaan itu—dia sesaat mengerjap, dan jelas terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba Sehun berikan padanya. Meski Ahra sudah menduga kalau hari ini akan datang juga—bahwa mereka akan bercinta, tetap saja, bagaimana cara Sehun meminta izini padanya sungguh mengejutkan Ahra.
Dia tidak pernah mendengar atau bahkan membayangkan kalimat permintaan yang lebih indah lagi dari itu.
Nafas Ahra bergetar, dan tatapannya pada Sehun segera menelusur turun, pada tubuhnya—Ahra tidak pernah tahu kalau Sehun memiliki tubuh seindah ini. Setiap jengkal tubuh pria itu seolah dipahat langsung oleh Tuhan dengan begitu hati-hati. Begitu keras dan kokoh oleh otot-otot liat. Sehun begitu indah.
Tiba-tiba saja, Ahra merasa tidak percaya diri. Tiba-tiba saja, Ahra merasa malu dengan ketelanjangannya. Tanpa sadar, gadi situ kembali bergerak untuk menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya untuk menuti payudaranya sendiri yang telah telanjang.
Sepasang alis Sehun segera bertaut memperhatikan gerak-gerik Ahra. Dia tidak mengerti kenapa AHra justru kembali menutupi tubuhnya hingga Sehun tidak lagi dapat melihat keindahan tubuhnya. Miliknya.
"Kau.. begitu indah, Sehun." AHra berucap bahkan sebelum Sehun sempat untuk kembali membuka mulutnya dan bertanya. Gadis itu segera mendongak kembali pada pria di hadapannya, kedua sisi pipinya kembali pias oleh warna merah muda, malu bahkan untuk mengakui bahwa faktanya, tubuh Sehun memang indah.
"Maaf, karena aku.. tidak memiliki tubuh yang indah, atau bahkan tidak seperti bayanganmu.." Ahra berucap lambat-lambat, nadanya lebih pelan dan sedih dari sebelumnya kali ini. "Aku tidak merasa pantas untukmu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Zero) Gravity • osh [ R/18+ ]
Fanfiction[ mature contents ]🔞 adult audience only! [DARK STORY] Ahra memilih untuk tinggal sendiri dan keluar dari rumah orang tuanya segera setelah dia bisa melakukannya. Berpikir bahwa dia akan memulai hidupnya sendiri, tanpa dicampuri orang tuanya yang t...