- 20 .

515 40 5
                                    

Pada pagi harinya, Ahra terbangun saat hari sudah mulai terang-jendela kamar apartemennya bahkan sudah tersibak terbuka setengah, dan lampu kamarnya sudah dimatikan. Sehun sudah tidak berada di sisinya, dan Ahra mengerang pelan, memerlukan waktu selama beberapa saat untuk benar-benar menyadari keadaan di sekelilingnya.

Selama beberapa saat, Ahra menikmati keadaan di sekelilingnya, sebelum benar-benar membuka kedua matanya lebar-lebar, dan tersenyum seperti seseorang yang sedang kasmaran.

Gadis itu tidak tahan untuk tidak terkekeh geli, merasakan wajahnya menghangat, dan dia segera menutupi dirinya sendiri dengan selimut yang tadinya masih menutupi tubuhnya. Dia kembali teringat dengan apa yang terajdi semalam.. dia dan Sehun..

Ahra membuka kembali selimutnya, kemudian menggigit bibirnya sendiri dan tersenyum. Dia dan Sehun akhirnya sudah resmi mengahbiskan malam bersama.. bercinta..

Salah satu tangan Ahra tanpa sadar bergerak untuk menyentuh dirinya sendiri, bibirnya, lalu pada tubuhnya yang masih berada di dalam selimut. Dia merasa begitu bahagia, dan sungguh berharap bahwa apa yang terjadi semalam akan semakin membuat Sehun dan dirinya semakin dekat, layakanya sepasang kekasih yang sesungguhnya. Ahra selalu memikirkan soal itu, dan merasa gugup setiap kali melakukannya-tetapi Ahra bersyukur karena ternyata apa yang terjadi tidak semengerikan bayangannya selama ini.

Oh, ngomong-ngomong, di mana Sehun?

Ahra bangun terduduk, menyadari betul bahwa dia kini sudah mengenakan sebuah kamisol tpis renda setelah Sehun membersihkan dirinya semalam-tepat setelah mereka selesai bercinta. Ahra bahkan pagi ini terbangun dengan pakaian di tubuhnya-meski tidak lengkap, juga dengan keadaan tubuh yang setidaknya.. uh, tidak selengket saat dia jatuh tertidur semalam.

Gadis itu kembali terkekeh pelan, kemudian benar-benar bangundari tempat tidurnya. Ahra sesaat memperhatikan keadaan di sekelilingnya, mencoba mencari petunjuk di mana Sehun berada saat ini-tetapi dia tidak menemukan apa pun, selain sebuah kertas yang terlipat rapi tepat di sebelah meja nakas miliknya, di bawah gelas kaca tempatnya menaruh air minum di sisinya setiap malam.

Menyibak rambut panjangnya sepenuhnya ke belakang, Ahra kemudian meraih lipatan kertas itu, dengan penasaran membukanya, lalau membaca isinya. Sebuah tulisan tangan yang begitu rapi teruntai di sana.

Terima kasih sudah memberi kepercayaan padaku untuk mengambil kali pertamamu, sayang. Rasanya menakjubkan dan itu akan menajdi ingatan paling indah untukku. Kalau kau bangun dan aku sudah tidak ada, berarti aku pulang dulu. Ada sarapan dan susu di dapur, santailah sedikit karena aku mengerti kau pasti lelah setelah semalam:). Tunggu di depan nanti saat jam berangkat ke kantor, aku akan menjemputmu.
-sehun-

Sebuah senyuman lebar kembali terpatri di bibir Ahra membaca kalimat itu. Dia sesaat kembali terdiam di tempat duduknya, di sisi tempat tidur. Untungnya, waktu menunjukkan masih satu jam lagi sebelum jam masuk ke kantor, dan karena sarapannya sudah siap, Ahra jadi bisa sedikit bersantai pagi ini.

Melipat kembali kertas catatan yang Sehun tinggalkan untuknya, Ahra kembali tersenyum dan menempelkan benda itu di dadanya sendiri, merasa begitu hangat dan begitu bahagia. Senyuman di wajahnya bahkan belum pudar sejak tadi.

Setelah beberapa saat, Ahra akhirnya memutuskan kalau ini sudah waktunya untuk dia bangun dan bergegas untuk membersihkan diri, lalu bersiap ke kantor. Dia sendiri juga sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Sehun lagi sebenarnya, meski perasaan di dadanya masih terasa.. aneh, antusiasme dan perasaan berbunga masih memenuhi dadanya. Semalam benar-benar akan menjadi momen penting yang paling indah untuknya, dan Ahra harap, Sehun juga begitu.

Kembali tergelak pelan, Ahra kahirnya bangun dan berdiri, melipat kembali catatan Sehun dan membuka laci mejanya sendiri, meletakkan benda itu di sana, tepat di atas buku jurnalnya yang dia simpan di sana.

Ahra benar-benar tidak menyangka kalau hari ini akan tiba juga, dan dia sungguh merasa.. bahagia, karena akhirnya, dia dan Sehun, mereka sudah saling memiliki sepenuhnya.

***

Memilih sebuah kemeja satin dan sebuah rok usang dengan motih kotak-kotak yang panjangnya lebih dari setengah pahanya, Ahra kini sedang mematut dirinya sendiri di depan cermin. Dia sedang memoleh bibirnya sendiri dengan sebuah lipstik yang berwarna lebih merah dari biasanya hari ini.

Tidak ada alasan khusus, hanya karena dia merasa spesial hari ini, itu saja. Ternyata, setelah dia akhirnya bercinta dengan Sehun.. Ahra memiliki urgensi untuk tampil lebih feminin dari sebelumnya-dia tidak tahu kenapa, tetapi mungkin itu adalah sesuatu yang natural?

Satu hal yang pasti, Ahra hanya mengikuti insting yang dia rasakan, itu saja.

Ahra tersenyum kembali, merapikan rambutnya yang hari ini hanya sebagian dijepit ke belakang karena dia ingin menutupi lehernya-yang meskipun, juga sudah ditutupi oleh kerah kemejanya-karena Ahra masih bisa melihat tanda kemerahan terlihat di atas kulit lehernya, tepat di belakang telinga beberapa saat lalu. Dia tentu tidak mungkin datang ke kantor dengan keadaan seperti itu, bukan?

Setelah merasa penampilannya benar-benar sempurna dan dia terlihat cantik hari ini, Ahra segera keluar dari kamarnya sendiri dan segera menuju dapur. Benar apa yang Sehun katakan padanya, pria itu benar-benar memasak sarapan dan menyiapkan segelas susu tepat di tempat di mana Ahra biasa makan. Gadis itu hanya tergelak pelan sekali lagi, memandangi dua roti panggang, telur mata sapi, dan sosis yang terhidang pada satu piring yang juga ditata dengan begitu indah sedemikian rupa.

Catatan lain ada di sisi piring sarapan Ahra.

Makan dengan lahap, ya. Nanti malam aku akan mengajakmu makan yang lebih enak lagi. NIkmati pagimu, sayang.
-sehun.-

Ahra terkekeh pelan sekali lagi, kemudian meletakkan kembali catatan itu di atas meja. Dia kemudian mengalihkan perhatiannya dan menangkap ponselnya yang rupanya masih berada tidak jauh darinya saat ini-Ahra sepertinya lupa dan meninggalkan benda ini di sini semalam, sebelum dia mandi.

Ah, dia bahkan juga belum memeriksa benda itu sejak semalam.

Tangan Ahra sesaat terulur, dan dia meraih ponselnya sendiri. Menyalakan benda yang ada di tangannya, Ahra sedikit terkejut saat dia menemukan beberapa notifikasi tertampil di layar ponselnya.

Satu panggilan tidak terjawab, dan beberapa pesan masuk. Semuanya dari nomor tepon Ahreum.

Bergegas untuk menggeser layar ponselnya, Ahra tidak menunggu lebih lam auntuk membaca pesan-pesan yang dikirim oleh adiknya-yang rupanya, dikirim sejak semalam. Tetapi Ahra sunggu tidak menyadarinya karena meninggalkan ponselnya di sini.

Ahreum (6 pesan baru)
kenapa tidak mengangkat telponku?
berhentilah bersikap sok penting dan seolah kau sesibuk itu kak
ah, kalau bukan karena harus memberitahumu aku tidak mau repot-repot
datang ke rumah besok lusa, mama merayakan ulang tahunku dengan makan malam bersama
ajak pacarmu juga, ya
mama dan papa bilang ingin bertemu dengannya
jangan lupa ajak pacarmu, atau mama dan papa akan marah karena tersinggung

Ahra sungguh memerlukan waktu selama beberapa saat untuk menaydari isi dari pesan itu.

Makan malam bersama.. keluarganya? Dan dia harus mengajak Sehun?

Apa ini karena Ahreum bertemu dengannya kemarin, jadi dia melakukan ini?

Gadis itu sesaat memejamkan matanya dan menghela nafas panjang. Dia bahkan belum memikirkan apakah dia akan sungguhan membawa Sehun bertemu orang tuanya dalam waktu dekat, Ahra mengerti kalau orangtuanya begitu berbeda jauh dengan Mama Minah dan Karin yang kemarin menerima dirinya dengan begitu baik.

Ah, sekarang Ahra perlu untuk memberitahu Sehun soal hal ini-siap tidak siap, Ahra harus melakukannya.

***

jangan lupa tap bintang🌟 di pojok kiri bawah dan leave comments yah! terimakasih<3



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Zero) Gravity • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang