Riuh tepuk tangan terdengar memenuhi ruangan kala kedua mempelai berciuman setelah saling ucap janji suci. Tak percaya bahwa hari ini akan datang juga.
Chan tersenyum ke arah suaminya, tak bisa bohong dirinya sangat bahagia.
Yang lebih tak percaya adalah Hyunjin. Chan selalu bilang, ia belum merasa cukup untuk menikahi Hyunjin dari segi material, tapi nyatanya lelaki itu sudah memiliki tabungan yang bahkan Hyunjin sendiri tak tahu.
Rumah pun Chan sudah beli, yah walaupun masih KPR. Tapi gapapa, demi kenyamanan mereka berdua dan tanpa merepotkan orang tua Hyunjin juga. Chan akan berusaha mengayomi rumah tangganya untuk sekarang dan masa depan.
Keduanya sudah berada di kamar, di rumah baru mereka. Chan baru saja selesai mandi sementara Hyunjin masih duduk di depan meja riasnya. Ia memperhatikan Chan dari cermin dengan gugup.
Yang tua hanya berbaring sambil bersender pada kepala kasur, mengamati sang suami sambil tersenyum miring.
"Tegang amat sih yang? Aku ga ngapa-ngapain padahal."
Hyunjin beranjak dari kursi kecil itu ke arah kasur, duduk di samping Bangchan dan menghadapnya.
"A, kamu mau sekarang?" Tanya Hyunjin pelan.
Chan mengerti Hyunjinnya belum siap, terlihat dari bibir pucat dan detak jantung yang berdegup tak karuan itu.
"Sini, bobo aja." Yang tua berbaring dengan menarik Hyunjin juga, menyuruhnya agar ikut tidur di sampingnya.
Tangan besarnya mengusap kepala yang muda dengan lembut, rambut panjangnya juga ia selipkan di belakang telinga Hyunjin. Sungguh si lelaki pisces itu serasa mau terbang, belum lagi tatapan teduh yang Chan berikan.
"Aku tau kamu cape seharian ini. 'Itu' mah bisa kapan aja, toh kita udah nikah. Tapi buat sekarang, kita cuma butuh tidur. Jangan gugup gitu ah, kaya mau diapain aja."
Hyunjin tak menjawab, ia hanya merespon dengan mendekatkan dirinya pada suaminya itu. Memeluk Chan dengan erat, berharap ini semua bukan khayalan maupun mimpi.
"I love you, a."
Chan terkekeh mendapat pengakuan tiba-tiba seperti itu, "Love you more, sayang."
°°°
Selama lebih dari 3 minggu pernikahan mereka, bersyukurnya tidak ada masalah apapun. Chan merawat Hyunjin dengan baik, Hyunjin pun menjadi rumah hangat tempat Chan untuk pulang.
Setelah menikah, Hyunjin sudah berhenti belajar di sanggar lukis. Tetapi kabar baiknya adalah, kini ia yang menjadi mentor di sanggar itu. Lumayan nambah-nambah uang buat jajan dan keperluan rumah tangga.
Sore ini Hyunjin telah selesai dengan kegiatannya di sanggar lukis. Chan susah berjanji akan menjemputnya. Jadilah ia menunggu di lobby bersama temannya, sambil mengobrol tentang kegiatan hari ini diiringi canda tawa.
Chan yang baru saja memarkirkan motor dan melepas helmnya harus melihat pemandangan yang tidak enak.
"Ah elah, ngapain sih tuh kutu deket-deket sama suami gue?" Bisiknya pelan entah pada siapa.
Dengan langkah berani ia mendekati keduanya lalu langsung merangkul pinggang ramping suaminya.
"Sayang, maaf telat ya. Jam pulang kerja, jadi macet."
Hyunjin hampir tersentak saat pinggangnya tiba-tiba disentuh seseorang, saat sadar Chan yang melakukanya ia hanya tersenyum maklum.
"Gapapa a, belum nunggu lama kok. Yuk pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanjin Zone
FanfictionChanjin 18+ stories from various universes, NSFW. Chan: Top Hyun: Bot Minor dni, please, be wise. Don't have high expectations when you start reading this. Start : 27 Mei 2021 Finish : 6 Februari 2023 And Chanjin Zone reach the finish line!! Thank y...