Cerita XV

593 59 4
                                        

Pagi-pagi sekali karyawan Wt Business Group dihebohkan oleh seorang aktor terkenal yang sedang duduk di lobby bersama sang manager.

Sebelum ke lokasi syuting, So Junghwan, dia meminta pada sang manager untuk mampir ke tempat Haruto bekerja. Ditanya ada urusan apa, Junghwan tidak menjawab. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, Jaehyuk ikut masuk kedalam. Dan benar saja, kedatangannya membuat para karyawan histeris terutama kaum hawa, pasalnya Junghwan hanya mengenakan topi.

Haruto dan Yedam beserta pengawalnya sudah tiba di kantor.

"Permisi tuan, ada tamu yang mencari tuan" ucap sang sekretaris karena diminta turun oleh si resepsionis untuk menemui Junghwan.

"Siapa?" bukan Haruto yang bertanya tapi Yedam.

"Itu...So Junghwan, dia ada di lobby" jawabnya dengan ragu.

Haruto dan Yedam saling tatap karena bingung, kenapa seorang artis datang ke kantornya. Tidak ingin membuang waktu mereka jalan mendekati sang aktor.

"Permisi".

Junghwan yang lagi asyik main hp nengok kesamping. Melihat sosok yang dicari, Junghwan berdiri dan berjalan ke arah Haruto.

Bughhh

"Junghwan".

"Haruto".

"Tuan Haruto".

Teriak mereka secara bersamaan. Pukulan keras mendarat di wajah Haruto hingga mengeluarkan darah disudut bibirnya walau tak banyak.

Haruto yang oleng akibat pukulan Junghwan ditahan tubuhnya oleh Yedam dan beberapa pengawal lainnya agar tidak jatuh ke lantai.

Orang-orang yang berada di area lobby sontak kaget melihat atasannya dipukul oleh Junghwan apalagi dia seorang artis.

"Apa yang kamu lakukan Ju?" Jaehyuk kaget menarik paksa tangan Junghwan.

"Kamu laki-laki brengsek yang pernah saya temui" tunjuknya ke arah Haruto yang meringis kesakitan akibat pukulan Junghwan.

"Saya tahu saya salah dan saya sudah minta maaf padanya" ujar Haruto.

"Bagus kalau kamu sadar. Jauhin dia karena saya gak mau lihat dia nangis lagi gara-gara kamu".

Setelah puas mukul Haruto, Junghwan melangkah pergi. Jaehyuk menatap manik Yedam, seakan tahu apa yang Jaehyuk inginkan, Yedam mengangguk pelan.

"Naiklah Ru, biar gue yang urus sisanya". Haruto menuruti apa kata Yedam.

"Dengar semuanya, jika ada dari kalian yang merekam dan menyebarkan atas apa yang terjadi barusan baik foto atau video, harap dihapus. Kalau kejadian ini sampai ke media maka pelakunya, akan saya bunuh beserta keluarganya. Hapus rekaman CCTV. Paham!?" ucap tegas dan ancam Yedam pada seluruh karyawan yang ada diarea lobby.

.

.

Saat tengah malam, Junkyu terbangun dari tidurnya karena suara hujan yang cukup keras. Dirinya keluar kamar menuju ke lantai atas untuk mengecek adik sepupunya itu. Keadaan Doyoung saat ini sudah membaik tapi dirinya enggan untuk keluar kamar.

Ceklek

"Bby" panggil Junkyu.

Lamunan Doyoung buyar karena namanya dipanggil, lantas ia nengok ke arah pintu.

"Kok kamu belum tidur?"

"Aku gak bisa tidur kak".

"Kamu mikirin Haruto!".

Doyoung tidak menjawab kepalanya nunduk kebawah. Junkyu mendekat dan duduk dipingggiran kasur Doyoung.

"Jangan memaksakan diri nanti kamu sakit lagi. Kakak tahu gimana rasa sayang dan cinta nya kamu ke Haruto. Kalau kamu mau mengakhiri hubungan dengannya silakan. Tapi sebelum kamu mengambil keputusan, damaikan dulu hati dan pikiranmu" nasihat Junkyu sambil menggenggam lembut tangan Doyoung.

Mendengar ucapan Junkyu buat Doyoung terisak lagi dan lagi. Entah sudah berapa kali dirinya menangisi Haruto. Junkyu yang duduk didepan Doyoung dan melihatnya menangis, memeluk tubuhnya, menenangkan dengan cara menepuk pelan punggung adik sepupunya itu.

Miris menyayat hati melihat keadaan Doyoung sekarang. Walau mereka masih ditahap pacaran menjalin hubungan hingga sepuluh tahun bukanlah perkara yang muda untuk melepas begitu saja. Banyak moment yang mereka lalui.

Pacaran versi Haruto dan Doyoung hanya sebatas cium tangan, pipi dan kening saja. Baik Haruto maupun Doyoung menahan hawa nafsu mereka karena prinsip mereka sama, tidak melakukan sex sampai benar-benar keduanya menikah. Suatu hubungan yang normal bukan!?.

.

.

"Sumpah, ini anak kalau mabuk rese banget dah, mana bang Yoshi lama lagi datangnya" keluh Yedam.

Saat orang lain tidur nyenyak, Yedam malah terbangun karena mendapat telepon dari salah club di jam dua pagi yang mengatakan kalau Haruto mabuk dan gak mau pulang.

Tiinn

"Lama amat sih bang".

"Sorry Dam, mana anaknya?" tanya Yoshi.

"Noh ngemper di aspal" tunjuk Yedam ke arah Haruto yang posisinya tengkurep.

Yoshi geleng-geleng kepala melihat adik kandungnya tergeletak diaspal. Mengetahui adiknya selingkuh, Yoshi juga marah. Dia memaki-maki Haruto dengan ucapan bisa dibilang sangat kasar.

Yoshi juga sempat menemui Doyoung tapi tidak diberi izin oleh Asahi dan Mashiho.

Yoshi gak tega lihat adiknya itu terpuruk karena ulahnya sendiri, dia semakin murung dan menyalakan dirinya terus menerus.

Mungkin jika di kantor Haruto terlihat baik-baik saja itu hanya profesional dia sebagai seorang CEO agar terlihat berwibawa tapi sebenarnya keadaan Haruto tidak jauh beda dengan Doyoung.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Attention 📢

Beberapa part lagi selesai guys.

HARUSKAH !!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang