Cerita VIII

418 51 2
                                    

Pip pip

Pip pip

Pip pip

Ceklek

"Haruto"

Doyoung kaget melihat Haruto di apartemennya sedang berdiri disamping meja makan. Yang Doyoung tahu seharusnya saat ini Haruto berada di Jepang menemui kak Yoshi.

"Kok kamu disini?, bukannya kamu ke Jepang!?".

"Tidak jadi, lusa aku harus keluar kota untuk mengawasi proyek. Kamu baru pulang?" tanya Haruto sambil berjalan ke arah Doyoung.

"Oh. Aku baru selesai rapat dengan direktur. Kita ngebahas agenda untuk bulan depan".

Tiba-tiba Haruto meluk Doyoung, rasanya aneh dengan sikap Haruto ini. Ditambah Haruto tidak memberi kabar jika dia akan mampir ke apartemennya.

"Kamu udah makan?" melepas pelukannya tapi masih pegang tangan Doyoung.

"Belum".

"Sekarang kamu mandi abis itu kita makan. Tadi aku abis masak buat kita makan malam bareng".

"Tumben" curiga Doyoung.

Haruto mengangkat bahunya "sana mandi aku tunggu".

Tidak butuh lama, setelah selesai Doyoung langsung menyusul ke meja makan. Saat mereka makan tidak ada pembicaraan sama sekali, hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Selesai makan, kini bagian Doyoung yang harus membereskan bekas makan mereka berdua. Haruto duduk di sofa menonton tv dengan secangkir kopi susu yang dibuat oleh Doyoung.

"Kamu pacaran?".

Doyoung yang baru duduk di sofa refleks langsung menengok ke arah Haruto.

"Maksudnya?" tanya Doyoung heran.

"Aku liat beritanya".

"Mengenai aku dan Junghwan tidak ada hubungan apa-apa".

"Kenapa kalian bisa liburan bareng?".

"Itu karena jadwal kita sama-sama kosong dan kita butuh refreshing".

"Aku tidak suka kamu dekat-dekat dengan dia" mata Haruto menatap tajam ke arah Doyoung.

"Kenapa?".

"Karena kamu milik aku Doy".

"Haruto dengar, aku sama dia cuma rekan kerja aja dan hanya sebatas teman tidak lebih".

"Kalau tidak ada apa-apa kenapa pihak agensi atau kamu tidak memberi klarifikasi beritanya?".

"Buat apa?".

"Buat apa kamu bilang?, Aku ini pacar kamu Doy, kamu gak menghargai perasaan aku, hah!!" dengan nada Haruto yang mulai meninggi.

"Pokoknya aku gak suka liat kamu sama dia, kamu paham sama kata-kata aku kan!" lanjutnya.

"Kamu kenapa sih hari ini?, kamu ke sini hanya untuk mempermasalahkan berita itu, iya!".

"Kamu yang kenapa Doy. Aku sibuk kerja tapi kamu malah bersenang-senang dengan pria lain. Seenggak nya kamu kasih tahu aku dan izin ke aku terlebih dahulu. Aku tahu kamu sama dia, sama-sama bekerja sebagai public figure dan kalian sering ada project bareng, tapi tolong hargai aku, hargai perasaan aku sekali aja. Emang kamu kira, aku ngeliat kamu beradu akting dengannya buat aku gak cemburu!, tentu aku cemburu."

Ingin rasanya Doyoung membalas ucapan Haruto dengan membongkar perselingkuhannya selama ini, tapi ia masih menahan karena Doyoung pikir belum terlalu kuat buktinya.

"JAWAB DOY" teriakan Haruto membuat Doyoung tersentak.

Doyoung menatap dalam manik hitam Haruto, terlihat jelas amarahnya. Doyoung berpikir bila sikapnya sama-sama keras yang ada masalahnya makin besar. Maka dari itu dia lebih baik mengalah mencoba menurunkan ego nya dan berpikir dengan cara kepala dingin.

"Aku minta maaf. Aku tahu, aku salah karena pergi dengan Junghwan tanpa sepengetahuan mu. Tapi jujur, aku sama dia benar-benar tidak memiliki hubungan apapun. Kalau kamu tidak percaya, itu terserah padamu. Dan asal kamu tahu, kalau aku selalu menjaga hatiku untuk kamu" jawab Doyoung dengan tenang.

"Aku mau kamu jauhin So Junghwan. Bilang pada agensi mu untuk membatalkan semua jadwal yang berhubungan dangannya. Dan aku gak mau dengar penjelasan apapun".

"Apa?, haruto, tunggu".

"Haruto".

Brakkk

Doyoung menghela napas, lelah ia hari ini. Sudah lelah dengan kerjaan sekarang lelah karena pertengkarannya dengan Haruto.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARUSKAH !!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang