Cerita XI

499 54 4
                                        

"Doy, Haruto telepon nih".

"Katakan padanya aku sibuk" ujarnya ketus tanpa menolah ke arah Asahi.

Dari tadi tangannya sibuk menulis sesuatu di atas kertas putih, entah apa yang dia tulis. Saat tiba di kantor agensi, Doyoung langsung ke ruangan yang jarang dipakai.

Mungkin hanya perasaan Asahi saja atau emang dia yang peka, ngerasa kalau aura Doyoung berbeda dari sebelum-sebelumnya. Tidak mau ambil pusing, Asahi mengatakan apa yang Doyoung bilang.

"Baiklah, nanti aku sampaikan".

Setelah bicara dengan Haruto, Asahi masuk ke dalam ruangan.

"Kamu lagi berantem ya sama Haruto?".

Doyoung tidak menjawab.

"Kalau ada masalah sebaiknya cepat-cepat diselesaiin jangan sampai berlarut-larut".

"Kalau kak Asa ingin ngebahasa masalah aku dan Haruto, sebaiknya keluar".

Agak terkejut Asahi dengan ucapan Doyoung, pasalnya Doyoung gak pernah bicara secara ketus ataupun kasar.

"Baiklah aku keluar. Oh iya aku hanya ingin menyampaikan pesan kalau Haruto menunggu telepon dari mu".

Setalah Asahi keluar, Doyoung menyenderkan badan kebelakang kursi. Tiba-tiba gumpalan cairan bening merosot dari sumbernya.

.

.

Permasalahan dengan Haruto hanya Asahi selaku manager Doyoung dan Junghwan aja yang tahu. Doyoung enggan bercerita lebih tentang masalahnya dengan siapapun termasuk Asahi dan Junghwan. Doyoung juga sedikit murung dan banyak melamun. Namun Doyoung tetap profesional dengan pekerjaannya seolah-olah tidak ada masalah pada dirinya. Dia pandai menutupi masalahnya. Hal itu membuat Asahi sedikit khawatir.

Doyoung benar-benar menutup diri. Waktu yang dia habiskan untuk menghilangkan segala pikirannya dilakukan dengan cara bekerja lebih keras dari pagi sampai pagi lagi. Badannya terlihat sedikit kurus entah karena batin atau karena tuntutan kerja.

"Kamu gacape!?" tanya Asahi sambil menyetir.

"Tidak. Aku ingin semua kerjaan ku cepat selesai".

"Kamu mau libur?".

"Mau tapi tunggu semua kerjaan ku beres".

Asahi hanya manggut-manggut. Sampai di lokasi syuting tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka.

.

.

Tanpa diketahui Haruto, hari berikutnya Doyoung berkunjung ke rumah mewah milik keluarga Wanatabe. Dirinya ingin melihat orang tua Haruto dengan alasan hanya ia yang tahu.

"Kamu gak sama Haruto!?" tanya si kepala keluarga Wanatabe.

Mereka jelas kaget lihat Doyoung datang secara tiba-tiba dan tanpa kabar.

"Gak om. Aku ke sini niat nya mau ketemu om dan tante".

"Kangen ya!" ucap nyonya Wanatabe yang keluar dari dapur membawa minuman.

"Heheheee, iya kangen".

Mereka bertiga menghabiskan waktu sampai tengah malam. Karena sudah larut ibu nya Haruto menyuruh Doyoung untuk menginap.

'ini untuk yang terakhir kalinya' monolog Doyoung.

.

.

Hubungan Haruto dengan Joengwoo sudah berakhir. Setelah pertemuan mereka di acara amal kemarin, Haruto menjelaskan bahwa Kim Doyoung adalah kekasihnya. Sempat tidak percaya dengan kejujuran Haruto, Jeongwoo langsung menghubungi Junghwan dan setelah itu baru dia percaya.

Setiap hari Haruto terus mendatangi apartemen Doyoung. Namun lagi-lagi dia tidak mendapatkan keberadaan Doyoung. Puluhan telepon dan pesan tidak di respon. Hal itu membuat Haruto jengkel. Dia juga sempat menanyakan perihal schedul Doyoung pada Asahi, tapi tidak semua diberitahu karena Doyoung melarangnya.

"Sial" umpatnya.

Saat hendak keluar dari apartemen, handphone Haruto bergetar.

Doyoung
|Jumat, 05 maret 2*** jam 19.30 datanglah ke apartemen.

Pesan singkat dari Doyoung telah dibaca, dirasa sia-sia datang ke apartemen ia pun melenggang pergi. Haruto akan kembali tiga hari lagi sesuai isi pesan dari Doyoung.

.

.

(Anggap aja rumah orang tuanya udah selesai di renov dan ini gambarannya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Anggap aja rumah orang tuanya udah selesai di renov dan ini gambarannya)

(Sumber dari google)

Setelah rumah orang tua Doyoung selesai di renovasi, Doyoung langsung menempatinya. Belum begitu banyak barang yang ia bawa. Tapi untuk furniture seperti kasur, lemari pakai, perabotan masak sudah ia beli secara menyicil.

Tidak ada yang tahu kalau Doyoung merenovasi rumah orang tuanya. Bantuan Junkyu yang ingin mencarikan seorang arsitek, ditolak Doyoung dengan alasan ingin menjual saja rumah peninggalan dari orang tuanya. Namun itu hanya alibi Doyoung. Sebenarnya secara diam-diam ia bergerak sendiri mencari arsitek dan para pekerja bangunan.

Seperti seorang peramal, Doyoung yakin bahwa hubungannya dengan Haruto tidak ada harapan. Maka dari itu ia memutuskan untuk keluar dari apartemennya, dimana apartemen tersebut dibeli dengan hasil kerja keras mereka masing-masing. Rencana awalnya apartemen itu dibeli dengan tujuan tinggal bersama setelah menikah nanti, tapi Haruto meminta Doyoung untuk tinggal terlebih dahulu supaya jarak antara apartemen ke kantor agensi tidak terlalu jauh.

"Semoga ini pilihan yang terbaik".

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARUSKAH !!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang