Cerita XIV

497 53 7
                                    

Ting tong.

Ting tong.

"Uhuk uhuk, sebentar".

Ceklek.

"Ju...Junghwan" suaranya terdengar serak seperti kehilangan pita suara.

Bugh

Tanpa aba-aba Junghwan langsung memeluk kasar hingga membuat orang yang dipeluknya sedikit mundur kebelakang untungnya tidak sampai jatuh.

"Hiks, Junghwan".

"Akhirnya...hiks akhirnya...aku menemukan mu" mereka berdua terisak bersama.

"Maaf" balasnya dengan suara lirih.

Mereka saling berpelukan, sangat erat. Sama-sama melepas hasrat karena rindu dengan air mata mengurai di pipi.

Junghwan yang memilik rasa khawatir lebih tinggi terus mencari Doyoung sampai pelosok kota. Junghwan, Kim Junkyu dan Asahi bekerjasama saling memberi informasi. Hingga Junkyu teringat dengan rumah milik orang tua Doyoung, menyuruh Junghwan untuk mengeceknya. Karena foto bangunan yang Junghwan kirim via pesan tampak beda dari sebelumnya, maka Junkyu menyuruh kembali untuk mastiin.

Dua hari setelah insiden Haruto ditampar oleh sang ibu, mereka berhasil menemukan orang yang mereka cari selama ini.

Kini keduanya sudah tidak nangis lagi. Doyoung mengajak masuk kedalam dan duduk di sofa.

"Kamu sakit?" tanya Junghwan tangannya mengelus tangan Doyoung dengan lembut. Yang ditanya mengangguk iya.

Jika dilihat, tubuh Doyoung sedikit kurusan.

"Sakit tenggorokan karena banyak menangis" jawabnya.

"Suara kamu lucu kaya tikus kejepit" Junghwan terkekeh.

"Aku lagi sakit loh Ju" rengek Doyoung.

"Makanya jangan tangisin orang yang udah buat kamu sakit hati Doy" imbuhnya sambil ngusak surai Doyoung.

Hening sejenak.

"Ju".

"Gak apa-apa, gak usah kamu ceritain".

"Maaf" air mata Doyoung keluar lagi.

"Iya, tapi kamu juga harus minta maaf pada agensi dan fans mu karena mereka lebih khawatir" ucap Junghwan sambil menghapus pelan air mata Doyoung.

"Semua orang mengkhawatirkan mu Doy. Aku dengar, orang tua Haruto marah besar pada anaknya bahkan menamparnya" lanjutnya.

Entah antara kasian atau senang mendengar ucapan dari Junghwan.

"Aku akan menemani mu sampai benar-benar kamu bangkit kembali. Ceritakan padaku rasa sakitmu dan tolong jangan pergi lagi".

"Iya, makasih Hwanie" Doyoung memeluk tubuh kekar Junghwan dan dia pun membalasnya.

Satu jam kemudian Junkyu, Mashiho, Asahi, manager Mang dan Jaehyuk datang bersama setelah diberi informasi oleh Junghwan.

.

.

Karena keadaan Doyoung yang kurang fit, Junkyu membawa adik sepupunya untuk tinggal serumah alasannya agar lebih mudah untuk merawatnya. Lagi pula sang istri, Kim Mashiho juga seorang dokter.

(Mashiho disini gender nya wanita, mian🙏🏼)

"Masih panas badannya, kalau besok belum turun juga kita bawa ke rumah sakit" ujar Mashiho setelah memeriksa keadaan Doyoung.

Entah karena apa tiba-tiba setelah Doyoung dipindahkan dari rumah baru nya, ia mengalamin panas mencapai empat puluh satu derajat celcius. Sesekali ia bergumam kecil menyebut nama sang ibu.

Dilain tempat, Haruto pun juga sama. Sudah tiga hari dirinya terbaring lemah di temanin seorang teman sekaligus tangan kanannya.

Bang Yedam, bekerja sebagai CFO atau bisa disebut Chief Financial Officer karyawan lama yang dipercaya keluarga Wanatabe untuk mengurus semua keuangan di Wt Business Group.

"Gimana keadaan lo?" tanya Yedam setelah memberi Haruto obat.

"Mendingan bang cuma masih lemes" jawab haruto dengan suara parau.

"Bisa-bisanya bapak lo nyuruh gue datang cuma buat ngerawat lo doank".

"Kan abang tahu sendiri kalau ayah sama ibu masih marah".

"Lo sih bego banget, makanya dengerin omongan gue, kalau gue bilang jangan ya jangan. Batu amat dibilangin" Yedam mencubit paha Haruto tapi pelan.

Haruto hanya bisa diam sambil mengelus paha nya yang dicubit. Tiba-tiba Haruto terisak.

"Kenapa Ru?".

"Gak apa-apa bang,hiks" sangkal Haruto.

"Gak apa-apa kok nangis, nyesel kan lo!".

Haruto menganggukkan kepalanya.

"Gue ngerti perasaan lo Ru, tapi mau gimana lagi semua udah terjadi dan lo gak bisa muter waktu".

"Gue takut bang, gue takut Doyoung ninggalin gue, hiks".

Karena kasihan melihat temannya terpuruk Yedam cuma bisa menenangkannya.

"Sabar Ru, kalau emang jodoh kalian pasti kembali tapi kalau gak berarti semesta emang gak ngrestuin kalian buat bersatu".

"Intinya jadiin semua ini pembelajaran buat diri lo dan jangan sampe diulangin lagi" tambah Yedam.

"Iya bang, hiks".

"Udah jangan nangis, nanti gue coba bantu ngomong ke Doyoung".

"Makasih bang, hiks".

.

.

.

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Sebenarnya agak bingung sama alur di bab ini, maap yee klu kurang gimana gitu 😁.

HARUSKAH !!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang