"baby, apa kau sudah tidur?" suara Theove datang mengejutkan. Sementara pelukan itu semakin erat saja.
Deg
'aku tidak bisa bergerak'
Selama sekian detik Theove terperangah. Pemilik mata ruby menawan tersebut memelankan langkahnya---sambil tersenyum geli melihat pemandangan si judes yang tidurnya clingy ke calon suaminya.
"maafkan aku Prince, aku tidak tahu kau ada disini"
"tidak Fema, maaf aku tidak bermaksud kurang ajar, tapi... ini ah.." Magha gelagapan. Wajahnya memanas karena malu.
"tidak apa-apa, Haxell memang suka memeluk orang kalau tidur, mungkin dia mimpi buruk" terang Theove santai.
Tak lama kemudian, Haxell bergerak gelisah. "Prince Magha..." gumamnya sangat pelan.
Prince Magha, belahan jiwamu sedang berlari tanpa arah. Ia sedang ketakutan, ia memanggil namamu dalam tidurnya.
Dia beringsut, perlahan-lahan melonggarkan pelukan Haxell saat Theove sibuk mencari sesuatu di dalam tas jinjing besar. Magha merasa canggung sebab tangannya masih di genggaman si mata ungu. Seakan-akan tadi dialah yang me-nina bobo-kannya.
Haxell mendengkur pelan, namun pelipisnya berkeringat.
"Aku keluar dulu ya" bisik Theove lalu berjingkat pergi. Rupanya cuma mengambil buku catatan.
"Y.. Ya Fema.. "
"tolong...hhh" rintihnya---lagi.
Dilihatnya dahi Haxell yang berkerut. Bibirnya bergetar.
"Princess, keluarlah dari mimpi burukmu, Magha memanggilmu" bisiknya mensugesti.
Voila! Satu menit kemudian mata Haxell terbuka. Ia mendongak, melihat Magha bersandar pada punggung kasur---kelihatan tak nyaman, sementara jemari kekar miliknya tengah ia genggam.
Binar manik ungunya bergetar. Ia menengok ke penjuru ruangan, dan menghela nafas dalam---saat tersadar kalau sudah keluar dari alam mimpi.
"Apa kau bermimpi buruk?" tanya Magha kalem.
Haxell memijat kepalanya yang mendadak pening. "kenapa kau disini?"
"Aku tadi mencarimu, tapi kau sudah tidur hmm... Para orang tua masih belum selesai diskusi" diliriknya jam tangan itu. "sudah jam satu pagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR UNIVERSE : COLLAMAIDEN ✔️
FanficHaxell Darmash (Lee Haechan) adalah femile pewaris hormon murni.Tetapi ia tak menghiraukan hal itu. Ia awam mengenai semua hal tentang jati dirinya sebagai femile murni dan berprinsip tidak mau dibuahi seumur hidup. Sampai akhirnya ia bertemu dengan...