Maple Syrup (🔞)

6.8K 349 11
                                    

Kanada---Magha dan Haxell barusaja menginjakkan kaki di Pearson International Airport, setelah menempuh perjalanan udara selama enam jam. Sesudah satu bulan lebih bergelut dengan rentetan peristiwa besar pengubah skenario hidup mereka di Irlandia, keduanya menghirup kembali udara sejuk kampung halaman tercinta, yang menenangkan dan juga damai, dengan status baru sebagai suami istri.

Tentu mereka sangat lelah, juga wajah lesu pasangan pengantin baru tersebut tak bisa disembunyikan, terutama si femile---yang energinya banyak dikuras sang suami, eh.

Haxell lalu berjalan menggandeng lengan Magha, untuk mempercepat langkah yang beberapa kali harus tertahan karena rasa perih di bagian fimest nya muncul.

"Sakit ya?"

Blush

Haxell meringis lucu sambil menggigit bibirnya. Wajah manisnya memerah.

"agak perih dan ngilu... sedikit, Mil"

Magha memeluk pinggang Haxell. "nanti aku obati" bisiknya.

"ouch jangan bicara di telingaku" protesnya. Haxell menyikut perut ber-massa otot itu karena sudah membuat bulu kuduknya berdiri. Magha pun terbahak.

"kita jenguk Yeory dulu ya? Setelah itu kau mau pulang ke penthouse, atau... "

"penthouse, you said it was our home, right?" ujarnya senang.

'damn, Haxell is more cute today'
.
.
.
Rumah Utama Millano.

"Daddy?"

Menile berperawakan tinggi tegap tersebut terkejut---diletakkannya gelas wine itu di meja, dan berdiri menyambut pelukan Magha serta menantunya, Haxell.

"Anak-anakku, maaf Daddy tidak bisa menjemput kalian"

Mata sendunya tampak sedikit bengkak, mungkin semalam ia tak bisa tidur, pikir si sulung.

"tidak apa-apa Daddy, bagaimana kondisi Yeory sekarang?" Haxell merasakan ketidaknyamanan menyeruak di sekitar Javier. Diletakkannya tas itu di dekat sofa panjang ruang tamu, lalu duduk.

"Ya Dad, bagaimana?" sahut Magha.

"Sudah lebih baik, menurut hasil pemeriksaan, dokter Andrew bilang... Yeory kalian sedang hamil"

"Hamil ???"

'ini berita bahagia, harusnya, tapi melihat reaksi dua orang ini, entahlah'

Magha memekik kaget, begitu pula dengan Haxell. Ini tak pernah ia duga. Ketiganya saling bertukar pandang dalam perasaan campur aduk. Lebih tepatnya antara senang dan khawatir.

"Sebaiknya sapalah dulu Yeory di kamar, dia pasti senang melihat kalian pulang" pintanya.

Sepuluh menit kemudian, Haxell dan Magha sudah berada di kamar tidur utama kediaman Millano. Dilihatnya sosok berparas cantik itu tengah bersandar di kepala ranjang sembari membaca buku. Kelihatannya ia baru saja makan siang. Buktinya nampan perak itu masih tergeletak di atas nakas.

"oh? anak-anakku... "

"Yeory, aku merindukanmu" gumam sang menantu di tengah pelukan. Ia mengusap sayang punggung sosok yang telah melahirkan suaminya.

OUR UNIVERSE : COLLAMAIDEN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang