18. Luka

116 10 0
                                    

"Tidak apakah sedikit berbohong demi melindungi orang lain"

.

.

.

.

.

Rasa sakit yang kini shine rasakan disaat ia yang mulai tersadar dari pingsan nya dan  mencoba untuk bangun lalu menduduki diri nya di atas kasur dengan menahan rasa sakitnya di sekujur tubuh serta wajahnya 

Dan ketika kesadaraannya benar benar mulai kembali shine baru menyadari jika ini kali kedua nya ia mendapati dirinya berada di kamar milik rain kakak keduanya itu

"Mau kemana?" terlihat sang kakak yang baru memasuki kamarnya bersamaan dengan shine yang ingin beranjak dari sana

"Shine mau kembali ke kamar kak" shine yang menunduk takut melihat sang kakak yang sudah berdiri beberapa langkah di hadapan nya

Tanpa banyak kata rain menarik pelan tangan shine membawa nya lalu mendudukan nya di atas ranjang nya dan membuka salep serta obat yang baru saja ia suruh salah satu pelayan rumah untuk pergi menebus resep obat pemberian dokter kai

"Duduk disini lalu minum obatnya biar rasa sakitnya sedikit menghilang" dengan sangat pelan rain mengoles kan salep di beberapa luka lebam dan memar di wajah juga tubuh shine

"Sekarang istirahat dulu di sini biar obat nya cepat berkerja dan lekas sembuh" shine yang masih ketakutan hanya menuruti perkataan kakak nya karna ia tak mau membuat kakak nya itu marah

Kali ini suasana di ruang makan sedikit berbeda atmosfer terasa dingin dan agak mencekam tapi setelah kedatangan sang ayah suasana nya pun kembali seperti biasanya

"Maaf tadi ayah ada urusan sedikit, shine nanti abis makan kamu harus jelasin sama ayah kenapa dengan wajah kamu banyak lebam gitu" ayah nya yang terkejut melihat luka lebam di wajah shine walau sudah ia tutupi agar sang ayah tak melihat luka nya

"Semua itu gara gara..." shine yang tau jika kak rain akan memberikan tau perihal tadi siang ia langsung menyela ucapan kak rain

"Baik ayah nanti shine jelasin" karna shine tak mau kejadian tadi siang sampe ke sang ayah dan makan malam berlangsung dengan tenang tanpa ada pembicaraan sama sekali

"Jadi bisa shine jelasin sekarang kenapa dengan lebam di wajah kamu ?" sang ayah yang meminta penjelasan setelah mereka semua selesai dengan makan malam nya

Sedangkan sky dan rain yang sudah terlebih dahulu kembali kekamar nya dan kini hanya tinggal shine dengan ayah nya di ruang keluarga

"Maaf ayah, shine sepulang sekolah ada tolongin orang yang mau dipalak di jalan yang kebetulan sepi dan hanya shine yang lewat jalan itu yah" shine yang sedikit berbohong agar ayah nya tak tau jika lebam itu perbuatan sky abang pertama nya

"Terus sekarang udah di obatin belum luka luka nya?"

"Sudah tadi dibantu sama kak rain, Ayah... shine mau..." sebenarnya shine ragh untuk memberitahu jika ia sudah mendapatkan pekerjaan tapi sang ayah harus tetap tau

"Kenapa shine?, kamu mau apa? bilang aja sama ayah, ayah gak akan marah"

"Maaf ayah shine cuma mau kasih tau dan sekalian mau minta kalau shine sudah di terima di sebuah kerja part time yah"

"Benarkah? Di mana? terus kapan mulai berkerjanya?"

"Di cafe gak jauh dari sekolah yah, shine udah mulai kerja siang tadi sepulang sekolah"

"Baiklah, tetapi kamu harus ingat janji kamu ke ayah shine, ayah pegang janji kamu"

"Baik ayah... Tapi maaf yah untuk lusa ulang tahun perusahaan shine gak bisa ikut yah soal shine gak mau bikin ayah malu karna shine datang dengan keadaan yang seperti ini"

"Iya shine gak apa apa ayah mengerti, shine banyak istirahat aja di rumah apa lagi shine yang sekarang sudah mulai berkerja selepas pulang sekolah yang penting jangan lupa obatin luka lebam nya biar cepat sembuh"

"Baik, terima kasih yah"

Setelah berbicara dengan sang ayah shine pun kembali ke kamar nya untuk beristirahat karna hari yang mulai menjelang malam ia berharap dua hari kedepan luka lebam di wajah nya cepat menghilang karna ia tak mau ketika di sekolah nanti sahabat nya tau mengenai luka lebam di wajah nya itu

TBC

- Hoshi -

DánkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang