25. Rahasia

106 9 0
                                    

"Maaf karna aku telah merahasiakannya dari mu..."

.

.

.

.

.

"Rain sama yasa kalian berdua makan siang dulu sana ini udah waktu nya jam makan siang, biar shine dad yang jaga" sang ayah yang baru kembali dari ruang dokter menyuruh mereka berdua untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu karna memang sudah memasuki jam makan siang

"Nanti saja dad, rain mau tunggu sampai shine sadar dulu" rain yang menggelengkan kepalanya menolak untuk meninggalkan shine yang masih belum sadarkan diri

"Dengarkan daddy rain atau kamu pulang ke rumah sekarang juga, nak yasa tolong om temenin rain makan siang ya" sembari memberikan beberapa lembar uang berwarna biru dan merah dan menitipkan kepada yasa untuk mereka membelikan makan makan siang

"Baik om, tapi om sendiri sudah makan belum? atau mau yasa bungkusin juga untuk om makan?"

"Gak usah nak yasa tadi om sudah makan, udah kalian pergi makan siang dulu sana dan tolong pastikan rain untuk makan ya nak"

"Ayo kak rain kita makan siang dulu nanti shine bisa marah kalau kakak sampai telat makan" yasa langsung menarik pelan tangan kak rain lalu membawa langkah nya menuju kantin rumah sakit

Sang ayah yang menghampiri shine lalu mendudukkan dirinya di sebuah kursi tepat di samping shine yang masih menutup matanya, sembari mengelus pelan punggung tangan shine yang terbebas dari jarum infus sang ayah terus memandangi wajah shine yang tenang dan damai

Shine tersadar di saat sang ayah yang baru saja mendapatkan sebuah kabar mengenai insiden yang terjadi tadi pagi di saat kompetisi balet sedang berlangsung

Ayah nya memang menyuruh orang orang kepercayaan nya untuk menyelidiki kejadian itu dan sang ayah baru mendapatkan bukti ada nya kesengajaan yang membuat lampu sorot yang tiba tiba terjatuh

"Shine akhirnya sadar juga, sebentar ayah panggil kan dokter dulu ya" sang ayah yang terkejut melihat shine yang sudah tersadar ia pun langsung menyimpan kembali ponsel nya

"Kakak... Kak rain ayah, kakak gak papa kan yah?"

"Kamu jangan khawatir, kak rain baik baik saja, sebentar ayah panggil kan dokter dulu ya buat periksa kamu" ayah nya yang menekan tombol yang memang di sediakan untuk memanggil dokter yang terletak di dekat brankar

Dokter pun datang bersama seorang perawat tak lama setelah ayah nya menekan tombol dan kini sang ayah yang sedang menunggu di luar selagi dokter yang sedang memeriksa shine di dalam

"Daddy... Kenapa dad di luar?" dari jauh rain yang melihat daddy nya berada di luar ruang rawat shine, ia langsung berjalan cepat menghampiri sang daddy

"Ada dokter di dalam sedang memeriksa shine, kalian sudah makan siang kan?"

"Sudah om tenang aja tadi kak rain juga yasa paksa untuk makan siang"

Tak lama dokter berserta seorang perawat pun keluar dari ruang rawat shine, sang ayah pun langsung berdiri dan menghampiri dokter itu sedang kan rain dan yasa langsung masuk ke dalam

Hari pun sudah menjelang sore dan kini di ruang rawat hanya ada shine bersama dengan kakaknya karna sang ayah yang sedang pulang kerumah untuk mengambil beberapa keperluan shine selama di rawat di rumah sakit

Yasa baru sepuluh menit yang lalu pulang setelah ia dan shine meluruskan sedikit permasalahan mereka dan dari situ lah rain akhirnya mengetahui jika shine lah yang selama ini selalu menjaga juga mengagalkan setiap rencana jahat dari orang yang berniat buruk terhadap nya

"Shine... Kenapa kamu gak bilang sama kakak kalau kamu mengetahui tentang orang yang beniat jahat kepada kakak, kenapa kamu merahasiakan nya kepada kakak" rain yang mendekatkan jarak duduknya dengan brankar yang di tempati oleh shine lalu menatap tajam ke arah shine untuk mencari kebenaran nya

"Karna shine gak mau fokus latihan kakak untuk kompetisi itu terganggu lagi pula awal nya shine juga tak sengaja mendengar rencana mereka tanpa melihat siapa orang yang merencanakan itu jadi dari pada salah sangka mending shine gak cerita ke siapa pun itu"

TBC

- Hoshi -

DánkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang