C

958 89 4
                                    


Ke esokan harinya. Zayn, Liam, Louis, Harry, Clara, Dani, Eleanor dan Anggi pergi ke arah jalan belakang sekolah

Menunggu kehadirannya datang. karena mereka telah menempelkan surat di depan lokernya, agar ia ke sini.

Tentu saja mengatas namakan Niall, jika tidak, mana mungkin ia mau datang. dan benar saja, sekarang ia telah berdiri tepat di hadapan mereka

"Mau apa kalian? Mau ikut memukuliku juga? Atau ingin membela si jalang itu?" tanya Cath sarkastik

"Siapa maksudmu jalang?" tanya Dani santai

"Siapa lagi kalau bukan C.A.S.S.I.E?" ujar Cath menaikkan sebelah alisnya

"Oh ya? Jalang kok teriak jalang" ujar Louis

"Apa katamu?" ujar Cath mendekati Louis

"Whoaa! Santai! Kenapa? Merasa tersinggung ya di bilang jalang?" ujar Louis yang membuat semuanya tertawa

"Hah! Dasar kau gila, awas kalian, aku ingin menemui Niall di sana" ujar Cath

"Niall? Dimana? Hahaha... ia tak ada, jalang" ujar Harry

"Tapi ia--"

"Wow! Kau benar-benar sangat bodoh Cath" ujar Eleanor

"Apa maksudmu?" ujar Cath

"Yaiyalah. katanya pacar Niall, tapi tulisannya aja sampe ga tanda, bukan kah itu sangat bodoh, hm?" ujar Clara

"Bagiku tulisan itu tak penting. aku bosan! Apa mau kalian, hah?" ujar Cath

"Mau kami? Kami tak menginginkan apa-apa darimu yang sangat ewh ini" ujar Anggi

"Lalu?" tanya Cath melipat kedua tangannya

"Kami hanya ingin bertanya, apakah benar, babak belur mu ini dari seorang Cassie, yang bahkan tak pernah menyentuhmu?" tanya Zayn

"Bahkan ia membalas apa yang telah kau buat saja tak pernah" ujar Liam santai

"Itu bukan urusan kalian"

"Bukan urusan kami? Maaf nyonya yang tak berprikemanusiaan, setelah kau merebut Niall dari kami dan merubah semua sifatnya. dan sekarang, kau ingin menjatuhkan Cassie di depan Niall agar ia benar-benar jatuh cinta denganmu dan merusak nama Cassie, itu bukan jadi urusan kami? Hah! Kau salah besar" ujar Louis

"Kami bukan Lisa yang bermain kasar, cepat katakan yang sebenarnya" ujar Harry

"Hahahaha... jadi, setelah kau tau apa maksudku, mengapa kalian baru bergerak sekarang? Bahkan Niall sudah benar-benar jatuh di perangkap ku, dan percaya semua apa kataku" ujar Cath menyunggingkan senyum ejekannya

"Ohya? Setelah rekaman ini kami berikan? Apa ia masih percaya padamu?" ujar Liam menunjukkan ponselnya

Cath membeku, ia tak bisa berbicara lagi. mengapa aku sangat bodoh? Batinnya

"Bahkan kau sudah pucat, Mrs. Tak berprikemanusiaan" ujar Harry tersenyum menang

"Aku yakin ia tak akan percaya dengan kalian!" ujar Cath santai namun masih sedikit ketakutan

"Sebegitu yakinnya kau?" tanya Anggi

"Ya, kita lihat saja nanti"

--

Niall's pov:

Malam ini aku sedang bersantai di ruang tengah, tapi tak lama kemudian, ada yang memencet bel apartementku

Siapa sih, malem-malem ganggu aja.

Lalu ku buka pintu ini dan "ngapain kalian ke sini? mau belain dia lagi? huh?!" tanyaku yang mulai muak

"No! Kita cuma mau kasi ini ke elo" ujar Harry yang lalu menghidupkan VN yang telah mereka rekam

"Bukan urusan kami? Maaf nyonya yang tak berprikemanusiaan, setelah kau merebut Niall dari kami dan merubah semua sifatnya. dan sekarang, kau ingin menjatuhkan Cassie di depan Niall agar ia benar-benar jatuh cinta denganmu dan merusak nama Cassie, itu bukan jadi urusan kami? Hah! Kau salah besar" ini suara Louis. batinku

"Kami bukan Lisa yang bermain kasar, cepat katakan yang sebenarnya" kalau yang ini Hazza. batinku lagi

"Hahahaha... jadi, setelah kau tau apa maksudku, mengapa kalian baru bergerak sekarang? Bahkan Niall sudah benar-benar jatuh di perangkap ku, dan percaya semua apa kataku"

Cath? Apa maksudnya? batinku

"Sudah kau dengar dengan baik-baik bukan?" tanya Zayn "lalu setelah kau sudah mendengarkan itu, apa kau masih percaya dengannya?" timpal Zayn lagi

"Malik, malik. hahahaha.... " ujarku menggeleng-gelengkan kepalaku

"dengar ya. gue ga percaya sama apa yang barusan gue denger. bisa ajakan kalian edit atau apalah, secara sekarang teknologi makin canggih" ujar ku melipat kedua tanganku di dada

"So? Hanya itu? Dan jawabannya tidak! I trust her 100%. jadi, yahh... kalian bisa pergi dari sini" ujar ku yang lalu membanting pintu apartement dengan kasar

Sesampainya di dalam, aku malah kepikiran isi VN tadi. Soalnya selama aku mengenal mereka, mereka tak pernah berbohong padaku apa lagi dalam hal seperti ini? Tapi, apa iya? tapi... mana mungkin? ntahlah, akan ku tanyakan besok

--

Author's pov:

"Makasih ya, kamu uda nganterin aku" ujar Cath tersenyum

"As always, honey. tapi ada satu hal yang pengen aku tanyakin ke kamu" ujar Niall

"Apa?" tanya Cath santai

"Apa bener kalau yang buat kamu kaya gini itu Lisa? terus kenapa kamu malah nuduh Cassie? Lalu apa maksudnya dengan, kalau aku sudah terjatuh di perangkap mu, dan bahkan mempercayai mu?" tanya Niall menatap Cath tajam

Crap! Mereka benar-benar keterlaluan, mereka benar-benar memberikannya. batin Cath

"Hey!" ujar Niall mengibaskan tangannya di hadapan Cath "apa itu benar? Dan apa maksudmu?" tanya Niall yang sedikit kesal

"Tentu saja tidak! Lagi pula, dari mana kau mendengarkan aku berkata seperti itu?" tanya Cath berusaha santai

"Dari mana itu tak penting, cukup jawab pertanyaanku saja Cath" ujar Niall menggenggam tangan Cath dengan keras tanpa ia sadari

"E-eh iya- maksudku ya pastilah tidak, mana mungkin aku berkata seperti itu. lagi pula, kau tau dan kau melihatnya, Cassie yang hampir saja ingin menambah lebam yang sudah ia buat padaku. lalu kau mempercayai orang yang memberi tau mu, bahkan ia tak ada di sana kan?" ujar Cath

Tak ingin bertengkar, akhirnya Niall mengalah dan ia pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan Cath di sana

You // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang