PULAU SAMBUNGAN

1 0 0
                                    

9.

 Setelah genap 6 bulan masa kerja ku di Bali, aku dan Diki siap siap untuk pergi ke Kupamg, tapi saat itu berbeda aku dan Diki berangkat dengan 8 anak rigger Lampung dan 1 DTE Kalimantan.

 Kami semua berpamitan dengan teman teman yang lain begitu juga dengan mami dan papi dan seperti biasa perpisahan selalu menciptakan kesedihan, kami semua pun berangkat menuju ke bandara dan penerbangan kami di jam 10 siang setelah beberapa lama penerbangan kami sampai di bandara Kupang pada jam 2 siang, Di sana kami di beritahu bahwa akan di jemput oleh para driver dan kami akan di antar menuju homebase yang baru saja di sewakan oleh perusahaan disana semua peralatan sudah di siapkan, aku Diki dan DTE dari Kalimantan yang bernama Rahman Tidur satu kamar dan kami memilih satu kamar yang berada di depan, sementara anak anak rigger memilih beberapa kamar yang ada di belakang karena tempatmya yang sangat luas masih banyak beberapa ruangan yang kosong.

 Karena kami semua belum makan maka kami memutuskan untuk masak masak dan makan bersama, kami menyuruh driver untuk membeli ikan dan karena salah satu driver kami adalah anak dari pengepul ikan dia membawa ikan dari rumahnya dan ia berikan kepada kami secara gratis, ikan itu kami bakar dan kami pun makan bersama sama pada malam itu.

 Keesokan harinya kami semua sudah mulai bekerja, cuaca di sana sangatlah panas sehingga sangat cepat aku merasa kelelahan, karena disana aku sudah mulai bisa mengatur keuangan agar tidak boros dan di dukung dengan lingkungan yang tidak banyak tempat untuk aku menongkrong aku pun sudah bisa menabungkan uangku.

 Aku di sana bekerja menyusuri setiap penjuru daerah sampai daerah daerah terpencil yang sangat sangat jauh dari perkotaan, disana ketika aku bekerja aku menemukan sekumpulan anak kecil yang sedang bermain bola di lapangan sekolahan, mereka menyapaku dan mereka sangat sangat ramah padaku, dan karena setiap perjalanan aku selalu membawa beberapa cemilan untuk aku makan jadi aku memutuskan untuk membagikan cemilanku pada anak anak itu dan saat itu aku sangat merasa senang melihat mereka, mereka sangat terlihat bahagia mereka selalu riang walaupun dengan keadaan yang sepertinya mereka sangatlah kesusahan, sebenarnya aku tidak suka dengan anak kecil tapi entahlah pada saat itu aku merasa sangat senang dengan mereka, terlintas dalam pikiranku kalau aku akan membuka celenganku untuk dibelikan makanan dan akan aku berikan pada mereka, dan benar saja karena keesokan harinya aku dapat plan kerja ke dekat daerah itu lagi aku pun membuka celenganku, aku beli 1 bola dan beberapa dus makanan dan aku berikan kepada mereka, mereka sangat berterimakasih padaku dan salah satu dari mereka mengajak teman temannya yang lain untuk mendoakan kebaikan untuk ku dengan doa yang di panjatkan lewat doa kepercayaan mereka dan aku pun berterimakasih pada mereka, disana aku merasa setidaknya ada setetes bagian dari diriku yang berguna untuk orang lain dan akupun merasa bangga pada diriku sendiri .

 Beberapa team di tambah oleh perusahaan, di homebase pun semakin banyak teman tapi tidak jarang disana terjadi beberapa perselisihan bahkan aku pun pernah mengalami perselisihan itu karena mungkin gara gara fisik yang sedang kelelahan dan di sana Diki selalu menenangkan ku.

 Karena budaya disana yang setiap hari warga lokalnya minum minuman keras dan berkaraoke setiap saat, tak jarang para driver kami melakukan semua itu di homebase dan aku pun merasa terhibur saat itu, tapi karena setelah kejadian di Bali aku sudah mulai mengurangi untuk menkonsumsi minuman beralkohol, setiap libur bekerja kami di ajak driver kami untuk berlibur bersama kami di ajak mancing di pantai berenang dan bersenang senang di sana.

 Karena disana kami kontrak selama 6 bulan dan aku sampai merasa waktu sangat cepat berlalu dan belum banyak hal hal yang aku tau di sana, tapi karena di sana aku tidak memiliki driver khusus dan setiap hari driver bergilir, dan sepengetahuanku mereka para driver hampir semua memiliki gelar S1 entah lulusan apapun, dan disana mereka bercerita bahwa orang tua mereka rela menjual barang yang dia punya dan tidak makan untuk menyekolahkan anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi dan aku sangat salut akan hal itu.

 Masih banyak yang ingin aku ketahui tentang pulau itu, tapi karena mulai banyak pengurangan pekerja yang di sebabkan project yang sudah mulai habis di mulai dari Rahman yang di pulangkan ke Kalimantan, dan beberapa rigger Lampung yang di pulangkan juga dan homebase yang mulai sepi.

 1 hari sebelum kontrak kerja ku habis aku di telpon oleh pak Hartawan

“ Hallo Rubio, saya mau memberitaukan bahwa Besok kamu di haruskan pulang terlebih dahulu ya, dan Diki masih akan membantu menyelesaikan project ini, kamu jangan berkecil hati karena nanti masih banyak project project lain, kami akan menghubungi mu lagi “

“ Oh begitu ya pa iya siap pa, biar saya bersiap siap dari sekarang, iya semoga saya bisa join lagi pa “

“ Iya nanti saya akan mengabari admin untuk mengurus tiketnya ya “

“ Iya siap pa “

 Mendengarkan percakapan itu Diki pun sangat sedih karena dia sangat tidak mau tinggal di sana sendiri

“ Dik gua harus pulang duluan kayanya, kontrak gua abis pertanggal besok, trus pak Hartawan udah nyuruh gua balik “

“ Wah beneran Yo?, trus masa gua di sini sendiri, gua juga mau request pulang aja kalo gitu Yo kita kan datang kesini sama sama pulang juga harus sama sama dong “

“ Iya bener Dik, yaudah lu abisin masa kerja lu di sini aja dari pada lu pulang beli tiket sendiri trus nanti kalo ada project baru lu ga di ajak kan sayang uang daftar dulu 15jt emang udah balik modal lu? belum kan, udah Dik rezeki kita beda ya mungkin rezeki gua baru sampe sini, di sini kan temen temen juga baik semua Dik lu pinter pinter jaga kesehatan aja di sini “

“ Iya juga si Yo ah serba salah gua “

“ Udah gausah di pikirin, ntar juga ada masanya lu pulang ko tenang aja “

“ Iya yaudah kalo gitu Yo “

“ Nah gitu dong Dik “

 Keesokan harinya pun tiba aku di antar oleh Diki dan teman teman lain menuju bandara

“ Dik jangan beli cewe mulu lu, lu tiap jam 8 ilang mulu wkwk “

“ Iya yo kaga gua bakalan tobat lah “

“ Haha iya Dik “

“ Bang titip Diki ya “ kataku pada temen temen lain

 Disana aku sebenarnya tidak tega meninggalkan Diki sendiri dan dia pun sangat terlihat sedih tapi apa boleh buat aku tidak bisa berbuat apa apa lagi.

 Dan itu lah akhir dari perjalanan pertamaku saat itu.

KU DI SEBELAH MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang