TERENDAH SATU

1 0 0
                                    

14.

Masa masa sulit sedang menimpaku,

mulai dari perubahan sifatku, pengangguranku, tabunganku yang habis dan ayahku yang sesang sakit.

 Keluarga ku pun berada dalam musibah dimana ibuku di tipu oleh temannya yang mencalonkan DPR

temannya meminjam surat kepemilikan rumah dan menggadaikannya ke bank dan ia mempergunakam uangnya sebagai modalnya untuk menjadi DPR dan aku baru mengetahui hal itu, entah apa yang orang itu janjikan pada ibuku sampai sampai ibu bisa mempercayainya orang itu begitu saja orang yang mencalonkan dirinya sebagai DPR itu gila dan keluarganya sudah angkat tamgan dan tidak akan mempertanggung jawabkannya lagi karena hutangnya dimana mana dan harta mereka sudah habis dan kami pun harus bersiap siap suatu saat ruma kami akan di sita oleh bank .

 Motor satu satunya di rumah pun terpaksa di jual untuk kebutuhan sehari hari dan pengobatan ayah.

 Beberapa bulan berlalu ayah pun sudah sehat kembali ayah selalu bersemangat dan selalu meyakinkan kami bahwa kami akan baik baik saja.

 Dengan keadaan mentalku yang sangat sangat lemah dan sangat mudah menyerah saat itu aku selalu menyalahkan diri sendiri karena aku tidak bisa membantu perekonomian keluargaku tapi dalam diriku masih ada tekad yang membara untuk tetap berjuang dan bersemangat.

 Aku selalu berusaha memaksimalkan diri mencari pekerjaan melamar kesana kemari berharap ada satu panggilan kerja untuku, dan masa masa itu teman temanku tau akan keadaanku mereka selalu datang dan bermain di rumahku mereka selalu menghiburku dan menguatkanku tidak jarang mereka selalu meberiku ide ide untuk berbisnis mereka selalu mendukung kemampuanku, mereka menyuruhku agar aku selalu berusaha melanjutkan hobby hobbyku agar bisa menghasilkan uang, semangatku tersulut aku selalu membuat ukiran ukiran kayu, melukis, dan menulis lirik lagu karena aku benar benar ingin menjadi musisi atau aku bisa menjual hasil karyaku tapi karna saat itu belum datang rezeki ku aku selalu gagal.

 Dengan semua usahaku yang selalu gagal aku pun menyerah dan tidak tau harus melakukan apalagi untuk kedepannya, tapi di suatu malam temanku datang dia mengajaku untuk ikut berbisnis bersamanya, dan saat itu aku masih ragu untuk mengikuti ajakannya karena aku takut berurusan dengan polisi, aku pun tidak langsung meng iyakan ajakannya dan masih memilih untuk menjalankan dulu apa yang menjadi impianku, dan dia bilang kabari dia jika aku berminat dan dia pun langsung pergi lagi

“ Yo lu emang mau ikut sama si Ilham? “ kata si Iqbal

“ Sebenernya gua masih takut Bal “

“ Iya pikir pikir dulu aja dah Yo bahaya jangan nyari penyakit “

“ Ya gua si pengennya dapet yang lempeng lempeng aja, cuman gua ga nutup kemungkinan buat terjun sama dia Bal soalnya lu tau keadaan gua lagi kaya gini kan, trus cari kerja susah, apalagi buat sekarang boro boro gua punya buat modal bikin lamaran “

“ Iya cuman lu hati hati aja Yo soalnya kan ini nyangkutnya hukum “

“ Iya Bal gua juga harapannya kaga mau ikut si Ilham cuman gimana ntar aja lah Bal wkwk “

KU DI SEBELAH MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang