20.
Tepat di tanggal 30 Desember aku pulang dan berangkat dari Labuan bajo jam 7 pagi dan sampai di bandara Bandung jam 12 siang karena sempat delay di Surabaya.
Di Bandung aku mencari penginapan dan mencari tempat sewa motor karena aku berniat mengajak Cila berjalan jalan di malam tahun baru.
Dan akhirnya waktu yang ku tunggu tiba di sore hari tanggal 31 Desember aku bisa pergi ke rumah Cila dan menemuinya setelah perjuangan panjangku, di rumahnya aku bertemu dengan orang tua Cila dan saudara saudaranya Senang yang ku rasa saat itu benar benar memiliki posisi yang tetap akan aku kenang dan akan ku simpan selamanya.
Disana aku di sambut oleh kedua kakak laki lakinya dan satu adik perempuan Cila.
“ Teteh ini yang bakal jadi temen Bapa yang dari Tasik itu kan? “ tanya ayah Cila pada Cila
“ Hehe iyaa Pa bener yang ini “ jawab Cila
“ Iya bapa, mama kenalin nama aku Rubio “ ucapku
“ Cila bikinin kopi buat si aa nya! “
ucap ibu Cila
“ Hehe iya mama makasih “
Disana aku berbicara sedikit memperkenalkan tentangku dan respon mereka sangat baik padaku aku senang akan hal itu.
Setelah itu aku meminta izin pada Orang tua Cila untuk membawa Cila berjalan jalan
“ Pa, ma aku mau minta izin bawa Cila main buat malam tahun baruan boleh? “
“ Oh iya aa boleh silahkan, asal kalian hati hati yah “ jawab ayah Cila
Kami berdua pergi berdua dan entahlah aku merasa kalau ini akan menjadi kencan yang paling berkesan dalam hidupku karena perjuangan yang sudah ku lalui sebelumnya, aku pun mengobrol di jalan bersama Cila
“ Sayang akhirnya aku bisa ketemu sama kamu “ kata Cila
“ Hehe iya sayang aku seneeeeeng banget bisa ajak kamu jalan, maaf ya kamu nunggu lama banget yang makasih juga udah mau bertahan sama aku “
“ Hehe iya sayang sama sama aku juga seneng banget ko “ katanya sambil memeluku
Karena saat itu bertepatan dengan malam tahun baru, semua tempat nongkrong di daerah Dago sudah penuh, dan kami memutuskan untuk berjalan jalan saja di taman dekat plaza telkomsel di Bandung disana kami makan makan jajan bersama becanda bersama ya walaupun masih sedikit canggung karena itu pertemuan pertama kami dan bahkan kencan pertama untuk Cila, dan disisi lain aku masih sempat memikirkan ketakutanku aku takut setelah ini aku kesulitan lagi untuk bertemu dengan Cila karena keadaan ekonomiku, dan benar saja Cila pun bertanya akan hal itu
“ Sayang apa nanti kita akan susah ketemu lagi? “
“ Aku harap kita bakal sering ketemu yang aku bakal berjuang ko, doain aku yah, aku juga berharap dapet pekerjaan di Bandung biar bisa deket terus sama kamu “
“ Iya sayang semangat ya aku mau kita sedeket ini selamanya sama kamu yang, aku juga bakalan terus doain kamu ko hehe “
“ Terimakasih ya sayang, aku sayang banget sama kamu “
“ Aku juga sayang sama kamu hehe “
Mendengar jawabannya dan reaksi Cila aku hampir tidak bisa menahan air mata karenaaku takut aku mengecewakannya, tapi aku tahan air mata itu agar membuatnya tetap merasa senang.
Di jam 12 malam kami pun harus pulang aku pun mengantarkan Cila pulang ke rumahnya di sana banyak keluarga Cila yang sedang makan makan bersama ,aku di ajak ayah dan ibu Cila untuk bergabung bersama mereka, tapi karena waktu sudah larut malam dan saat itu aku merasa keadaan badanku sedang merasakan reaksi sakit jadi aku dengat terpaksa menolak ajakan mereka dan memutuskan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KU DI SEBELAH MU
Diversosdi dalam novel yang saya tulis ini isinya kurang lebih menceritakan kisah perjalanan hidup seorang laki-laki yang sangat sangat menyedihkan, dia mengupayakan segala perjuangnya untuk perempuan yang ia cintai, tapi perempuan tersebut harus menyerah d...