16

52 5 0
                                    

Dua jam berlalu mereka tertidur dibawah gubuk itu hingga hujan mereda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua jam berlalu mereka tertidur dibawah gubuk itu hingga hujan mereda.

Namun angin masih bertiup kencang hingga suasana malam dingin dan sedikit mencekam. Gubuk yang mereka temukan saat ini, jauh berbeda dengan gubuk sebelumnya. Disini hanya ada sebuah kursi panjang yang sangat rapuh. Bahkan, jika duduk diatasnya sudah tak bisa menopang tubuh.

Sangat di sayangkan juga, gubuk kecil itu hanya beralas tanah kering dan mereka tidur diatas tanah itu.

Sepasang mata Doyoung terbuka secara perlahan, namun pandangannya seketika silau dikarenakan senter ponsel yang betul mengarah ke matanya.

Kakinya bertumpu untuk berdiri walau rasa sakit di pergelangan masih menghantui.

"Ges. Bangun. Gue udah sadar," matanya memandang kearah ketiga temannya yang tertidur pulas. Dengan berat hati, dirinya harus membuat temannya untuk bangun dan mengatakan untuk segera pergi dari gubuk ini.

Jeongwoo mengucek matanya dan tersenyum melihat Doyoung yang sudah tersadar, kini beranjak mendekatinya, "lo tadi kenapa lari si?"

Haruto ikut terbangun mendengar suara temannya yang sedikit mengganggu telinganya. "Dah sadar lo Doy," dia ikut bergabung bersama Jeongwoo memeriksa kondisi Doyoung.

"Iya To, syukur ni. Tapi kaki gue sakit banget."

"Ntar sembuh sendiri bro, hehe," Doyoung mengangguk dan tertawa pelan mendengar candaan Haruto.

Jeongwoo kembali bertanya mengenai kenapa Doyoung lari meninggalkan mereka. Dan disinilah Doyoung menceritakan semuanya, hingga Junghwan yang tak mau ketinggalan juga terbangun dengan tergesa-gesa.

Saat itu, Doyoung berada di paling belakang diantara teman-temannya. Awal menginjakkan kakinya di tepi hutan tadi, matanya banyak menangkap sosok tak kasat mata. Dimulai dari yang terbang, jalan disisi kanan dan kiri, hingga mengikutinya sampai di gubuk pertama.

Namun hal itu tak ia gubris, takut jika temannya akan merasa ketakutan jika memberitahu.

Pada saat berada di depan gubuk yang mereka temukan, Jeongwoo masuk terlebih dahulu untuk memeriksa dan mengatakan bahwa mereka akan istirahat sejenak disini.

Tapi dia justru sangat was-was.

Matanya menangkap sosok hitam besar dengan mata merah yang menyala berada di atas gubuk mereka. Awalnya dia merasa biasa saja. Namun, mengapa sosok itu semakin mendekatinya, hingga membuatnya dari yang biasa saja jadi takut dan keringat dingin.

Netranya masih terus menatap sosok itu dan berusaha untuk berinteraksi dengannya, namun justru ia diserang.

Dan di kejar.

Maka dari itu dia berlari kearah dalam hutan.

Posisinya dia sudah melupakan temannya, dan saat ini pikirannya hanya berlari untuk menghindar, tapi semua itu percuma. Dan sialnya, dia malah tersandung akar pohon dan kepalanya terpental diatas tanah hingga membuatnya pingsan.

Hotel | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang