CEO manoban wants me - 56

6.9K 826 35
                                    


Lisa pov.

Ini sudah hari ketiga setelah aku mengantarkan Ruby ke panti asuhan, Ruby menangis keras saat itu, aku tidak tega sebenarnya tapi yang namanya peraturan aku tetap mematuhinya.

Aku dan Jennie juga sudah mengadopsi Ruby, tapi butuh seminggu buat kami untuk membawa Ruby ke rumah. Itu di karenakan pihak panti masih mengurus surat-surat yang aku berikan dua hari yang lalu. Awalnya pihak panti mengatakan prosesnya bisa sampai satu bulan, tapi aku meminta itu di percepat bagaimanpun caranya. Dan yah jadilah seminggu batas waktunya, itupun sangat lama bagiku. Huh.

Jennie juga sama, ia merindukan Ruby tapi ia gengsi mengakuinya, ia akan mengelak dan beralasan merindukan meledak Ruby. Kkkhh istriku itu memang sama saja seperti Ruby, cengeng dan nakal.

"Lili" aku menoleh menatap Jennie yang barusan keluar dari kamar mandi.

Oh iya aku dan Jennie sudah berbaikan, kami saling memaafkan dan berjanji akan lebih dewasa lagi kedepannya. Ya meskipun aku tau Jennie akan bersikap seperti bayi lagi.

"Baby, come here" aku menepuk pahaku.

"Lili~" Jennie berlari dan langsung saja duduk di pangkuanku.

"Humm wangi" aku mencium lehernya.

"Lili bau" Jennie terkikik sambil menutup hidungnya.

Heol? Bau katanya? Aku barusan mandi. Kucing ini ckckck.

"Yasudah, jangan duduk di pangkuanku kalau begitu" aku pura-pura merajuk.

"Xixixi Lili merajuk hemm? Marah iya? Utututu bercanda, Nini bercanda" Jennie menangkup pipiku dan mencium pipi ku berulang kali.

Chup

Chup

Chup

"Lili wangi, Nini hanya bercanda, maaf okey" Jennie menampilkan gummy smile nya.

Aku tersenyum, mana tahan aku berlama-lama merajuk padanya.

"Ini belum" aku dengan cemberut menunjuk bibirku.

Chup

"Sudah" Jennie mengalunkan lengannya di leherku.

"Ini" aku menunjuk keningku.

Chup

"Sudah, mana lagi hemm?" Jennie menekan pipiku.

"Ini dan ini" aku menunjuk kedua mataku.

Chup

Chup

"Done, next?"

Aku menyeringai, jika di pikir-pikir sudah berada lama aku tidak mendapatkan jatah ku? Hehe aku ingin itu.

"Make love" bisik ku dengan sensual.

Jennie tampak terkejut namun setelahnya wajahnya memerah karena malu.

"Liliiii" Jennie memukul dada ku.

"Ayolah" aku meremas bokong montoknya.

"Aah, yah ayo" Jennie tersenyum malu.

"Yesss!" Aku bersorak senang, mengangkat Jennie dan membawanya ke kamar.

"Bersiaplah meneriaki nama ku baby" aku meremas payudaranya.

"Uhhmm yes Daddy" Jennie mengangguk mengigit bibirnya. Ughh itu kelihatan seksi.

"Sepuluh ronde?" Aku memainkan alisku.

"Lima saja Lili, nanti bawah Nini sakit" Jennie cemberut.

"Kkkhh aku hanya bercanda baby. Baiklah, aku akan membuatmu melayang dalam lima ronde kita" aku tersenyum tipis lalu mengigit puting Jennie dari luar piyamanya.

CEO manoban wants me [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang