18

5.6K 562 14
                                    

"Ding donggg..."

Duk

Duk

"Awshhhh..."

"Kenapa?"

"Ngilu dikit."

Jean mengusap perut bulat didepannya dengan sayang. Pipinya menempel disisi kanan perut sang istri.

"Kebanjiran ya dek makanya ngereog didalem."

"Salah kamu itu."

"Kan mommy yang minta keluar didalem. Daddy mah cuma mengikutin aja lagian enak."

Sanas mendengus, menjambak sedikit rambut panjang Jean dengan gemas. Jadi posisinya Sanas sedang bersandar nyaman diatas kasur dengan beberapa bantal menumpuk dibelakang punggungnya sementara Jean tiduran disampingnya sambil mengusap-usap perut buncit Sanas.

Mereka belum memakai baju, hanya selimut yang menutupi bagian bawah, bagian atas dibiarkan naked begitu saja. Itu sebabnya Jean gencar mengusek-usek wajahnya diperut Sanas yang terbuka, lucu sekali, kulit perut Sanas yang putih dan bulat dengan sisa keringat yang masih menempel membuatnya menjadi kinclong semakin terlihat seksi.

"Ayo mandi."

"Capek."

"Kotor tau yang lengket nih."

"Makanya kalau ngeluarin peju jangan banyak-banyak pak. Repot kan jadinya."

Jean terkekeh, tangannya merambat naik keatas lalu meremas payudara kiri Sanas dengan gemas.

"Awsh ih nakal yah tangannya."

"Makin montok tau yang."

"Kan lagi hamil gimana sih." Dengusnya jengkel. Sanas juga ikut memegang payudaranya sendiri, ia terkejut saat tangannya tidak mampu menangkup seluruh payudaranya padahal Sanas cuma pegang payudara sebelah kiri, dulu tidak sebesar itu kok.

"Nanti kalau udah lahiran kempes lagi ya?" Tanya Jean

"E-enggK tau. Mungkin makin besar, kan buat nampung ASI."

"Iya juga ya. Keren deh, perut kamu yang langsing seksi kecil gini bisa membesar banget dan ada bayinya. Tetek kamu yang awalnya kecil juga jadi besar bisa produksi ASI pula." Jean menoel-noel gemas payudara istrinya membuat wanita hamil itu mendesah sesekali.

"Ahhhh...jangan digituin putingnyaaaa." Rengeknya manja.

Jean terkekeh semakin gencar menggoda tonjolan pink itu dengan mengusap mencubit bahkan ia plintir pelan menggunakan jarinya.

"Sakit Jean."

"Bohong. Nih liat, puting kamu tegang lagi tuh artinya enak kan?" Tanyanya dengan alis turun naik menatap wajah merah Sanas diatasnya.

"Udah tau ngapain nanya. Udah ah awas, aku haus mau ambil minum." Sanas mengubah posisinya menjadi duduk menyingkirkan kepala Jean dari atas perutnya hendak beranjak berdiri tapi Jean malah mendorongnya membuat Sanas kembali berbaring.

"Aku mau bangun, malah ditidurin lagi."

"Aku aja yang ambil. Mau sama apa lagi? Makan?'' Jean beranjak lalu menyambar boxer hitamnya yang tergeletak dilantai.

"Gak usah, cuma haus. Makan nanti aja kalau udah mandi."

"Okey, bentar ya aku ambil dulu."

"Pake baju heh."

"Gerah."

"Astaga Jean, itu merah-merah banyak banget. Nanti bi Ani liat."

"Salah kamu bringas kaya nggak aku nafkahi setahun." Ucapnya lalu keluar kamar.

SWEET ROMANCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang