09

5.9K 576 45
                                    

"Jean."

"Ya."

"Bagaimana keadaan menantu papah."

Jean menggeleng

Sudah satu minggu Sanas menutup mata dan wanita itu tidak ada tanda-tanda akan bangun.

Puk

"Sanas wanita yang kuat. Papa percaya itu, dia pasti kembali." Ucap Damar setelah menepuk pundak putranya pelan

Jean terkekeh "Semua orang bicara begitu tapi nyatanya sampai sekarang istri Jean gak bangun. Semua orang bilang Sanas wanita kuat tapi setelah dia nanti sadar terus tau fakta kalau bayinya udah gak ada apa Sanas masih bisa jadi wanita kuat?"

"Je-

-Gimana kalau Sanas gak sekuat itu, pa?"

"Tetap berfikir positif dan semuanya akan baik-baik saja."

"Tapi kenyataannya gak baik-baik aja, pa."

Damar memeluk tubuh sang anak. Meskipun diluar terlihat baik tapi damar tau, putranya hancur. Melihat sendiri bagaimana mobil itu menabrak tubuh sang istri, kabar gugurnya sang anak, Istrinya dinyatakan koma dan sampai sekarang belum ada kabar baik yang menghampiri.

"Hiks...apa ini karma Jean ya pa. Jean kan nakal hiks."

"Karma apa? Karma karena kamu udah ngehamilin Sanas? Kamu tanggung jawab bahkan kamu rela ngelepas kekasih kamu demi kamu bisa fokus sama istri dan calon anak kamu. Ini takdir, nak. Tuhan lebih sayang sama calon anak kalian dan mungkin Tuhan kasih kamu cobaan seperti ini supaya kamu lebih bersyukur untuk apa yang kamu miliki saat ini."

"Sudah ya, sekarang lebih baik kamu membersihkan diri supaya lebih segar dan merasa lebih baik. Jangan pikirkan yang tidak-tidak."

Jean mengangguk kemudian membawa langkahnya menuju lantai dua dimana letak kamarnya berada. Seja kecelakaan itu, Jean memang pulang kerumah orang tuanya hanya untuk mandi dan mengganti pakaian.

Saat hendak memasuki kamar mandi, ponselnya yang Jean letaknya diatas nakas tiba-tiba berdering tanda sebuah panggilan masuk. Jean bergegas mengambilnya takut-takut itu dari rumah sakit dan benar saja yang menelepon adalah sang ibu.

"Halo mah?"

"Je-jean."

"Iya mah ini Jean. Mamah kenapa? Ada apa? Sanas gak papa kan?"

Jean sangat takut kabar apa yang ingin disampaikan sang ibu sampai wanita itu menangis tersedu.

"Kamu kerumah sakit sekarang ya."

"Mah. Sanas kenapa?"

"Kerumah sakit sekarang Jean! Hiks.."

"I-iya Jean kesana sekarang."

🦔🦔🦔

Langkah kaki tergesa Jean terhenti saat melihat sang mama duduk dikursi yang tersedia didepan ruang rawat Sanas. Jean melihat itu, air mata yang terus keluar membasahi pipi sang mama.

"Mah."

Tiffany menoleh "Jean." Ucapnya tanpa suara. Beranjak memeluk tubuh tegap sang anak dengan erat. Mengusap punggung kokoh itu berharap dapat memberikan ketenangan untuk Jean.

Jean berdiri kaku, mendapatkan perlakuan seperti ini mengapa bukanya ketenangan yang Jean dapatkan tapi malah rasa takut dan khawatir.

"Sanas kenapa mah."

Tiffany merangkum wajah Jean, sebuah senyuman muncul dibibir wanita itu.

"Sanas udah bangun. Istri Jean kuat."

SWEET ROMANCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang