07

5.9K 608 69
                                    

Jean masuk kedalam kamar, dilihatnya Sanas sedang duduk diatas tempat tidur sambil menyandarkan tubuhnya pada headbord. Tapi pandangan mata wanita itu menatap lurus keluar jendela.

Jean menghela nafasnya berat, ini pasti akibat kejadian kemarin.

"Nas?"

Tidak ada sahutan. Jean menanggalkan celana bahan hitamnya lalu melemparnya diatas sofa yang ada didalam ruangan menyisakan celana pendek berwarna hitam. Jean tadi dari kantor karena disuruh papanya. Lagian Jean sedang libur semester, iya dua hari lalu Jean baru saja menyelesaikan ujian tengah semester ganjil dan sekarang waktunya untuk meliburkan diri tapi papanya malah memberinya pekerjaan.

Mendekati Sanas kemudian duduk dipinggir kasur bersebelahan dengan wanita itu.

"Nas?"

"Sayang." Jean menyentuh pipi Sanas pelan membuat wanita itu mengerjap.

"Eh-kok udah disini?"

"Teleportasi."

"Yang bener."

"Hm. Udah makan?"

Sanas menggeleng lemah kemudian meletakkan tangannya diatas perutnya yang semakin membulat besar. Jean juga ikutan meletakkan tangannya diatas perut Sanas, menggerakkan tangan Sanas mengusap perutnya pelan.

"Anak Daddy laper ya?"

Sanas terjengit kaget mendengar Jean berbicara dengan sang anak yang masih didalam perut dan lagi pria itu menyebut dirinya sendiri sebagai Daddy.

"Iya Daddy, dedek laper." Ucap Jean meniru suara anak kecil.

"Nah loh. Anaknya laper, Lo sih gak mau makan." Jean memarahi Sanas.

"Nggak laper."

"Harus makan, bunda. Biar dedek cepet gendut terus cepet brojol. Iya kan dek?"

Duk

Duk

"Awshhh...jangan kenceng-kenceng nak."

"Sakit emang?"

"Sakit lah! Sini lo coba yang hamil!"

"Nggak bisa lah, kan kondratnya perempuan yang bisa hamil. Kecuali gue mahluk omega nah baru bisa."

"Omega apa?"

"Homo."

Plak

"Mulut lo."

"Sakit anjing." Jean mengusap bibirnya yang baru saja mendapatkan tampolan sedap dari tangan laknat Sanas. Pria itu kemudian menatap mata hitam Sanas dengan lekat, bulu mata lentik itu menambahkan kesan anggun dan indah.

"Makan yuk, atau mau gue ambilin aja?"

Sanas menggeleng.

"Nas, kalau Lo gak mau makan setidaknya pikirin bayi yang ada diperut lo. Kasian dia, dia butuh nutrisi buat tumbuh."

"Renjana gimana, Je?" Tanya Sanas tiba-tiba.

"Nggak gimana-gimana." Jawab Jean acuh.

"Renjana udah tau gue hamil, Je. Hamil anak lo. Gimana kalau dia nekat nyebarin fakta ini kesemua orang atau berbuat sesuatu yang bakalan ngerugiin lo dan keluarga lo."

"Fakta apa? Fakta lo hamil? Semua orang udah tau kali."

"Nggak semua, cuma temen deket sama temen deket papa mama. Gimana kalau Renjana bilang kesemua orang, satu sekolah misalnya. Terus nanti lo jadi bahan bully orang-orang Je."

"Kita udah sah."

"Iya tapi gimana kalau Renjana cari bukti kalau anak ini hadir sebelum kita sah? Jean gue gak mau lo dibully satu sekolah."

SWEET ROMANCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang