"Sayangnya kakak!". Linna bereaksi datar pada pelukan tiba-tiba dari Tania, satu-satunya kakak perempuannya. Tania adalah anak kedua, lebih muda dua tahun dibanding Noah. Tingkahnya lucu, ceria, mudah berbaur, dan agak absurd jika bersama si bungsu.
" Mau kemana? cakep banget ih adek kakak". Tania memperhatikan Linna dari atas ke bawah, rok biru pastel selutut dengan kaos putih menjadi outfit adik kecilnya hari ini.
"Gak kemana-mana"
Tania mengangguk mendengar jawaban singkat itu, sudah biasa. Dia mengendus parfum yang menempel pada tubuh adiknya, seperti familiar.
"Kamu dari kamar Alan? ada bau parfumnya nih, nanti dimarahin papa loh". Tania memperingatkan, walau sebenarnya yang akan dimarahi hanya Alan saja. Sang ayah membuat peraturan dimana mereka sesama saudara, tidak boleh masuk ke kamar satu sama lain tanpa izin, tidak boleh tidur berdua jika berbeda gender, dan lain sebagainya. Hal ini ditetapkan saat mereka semua sudah memasuki usia remaja.
"Alan tadi minta tolong pasangin jam tangan". Tania menoleh saat mendengar suara adik keduanya sedang menuruni tangga, dengan outfit kasual .
" Mau kemana kamu? "
"Jalan sama temen, Linna yakin gak ikut? ". Tanya Alan pada si bungsu, yang disambut gelengan kepala. Dia kemudian menepuk kepala Linna dan pamit pada dua saudaranya.
Tania yang sadar mereka hanya berdua, lantas mulai memunculkan banyak ide dalam kepalanya. Dia menarik tangan Linna menuju ke kamarnya, mendudukkan gadis manis itu dikursi rias.
"Kakak mau dandanin dedek gemes kakak ini, boleh gak?". Disambut anggukan kepala Linna, Tania dengan mata berbinar lantas segera mengeluarkan seluruh make up yang dia punya, juga dengan baju-baju menggemaskan yang seluruhnya dia beli untuk adik kesayangannya.
Linna hanya diam dengan tingkah tak bisa diam kakaknya itu, sampai selesai. Tania kemudian memotret si bungsu dan mengirimkannya di grup chat keluarga, yang disambut heboh. Tak lama terdengar ketukan di pintu, dan muncul Noah dengan alis mengerut. Tania nyengir, dia tau setelah ini akan dimarahi.
"Jangan di apa-apain dong adeknya, risih nih dia". Tania memutar pada reaksi berlebihan Noah, Linna saja tidak protes kok.
" Linna diem kok, nerima aja tuh berarti". Dengan posesif, Noah menarik Linna lantas memeluknya. Noah memperhatikan bagaimana mata berbingkai bulu mata lentik itu menatap datar pada dua saudaranya.
"Hapus makeupnya". Tania melayangkan tatapan protes, namun tidak dapat membantah saat tatapan Noah kian menajam.
" Iya deh, dih ngeselin". Tania lantas menghapus makeup adiknya perlahan. Tania melebarkan mata saat Linna menepuk kepalanya, yang artinya, si bungsu berusaha menghiburnya.
"Nanti kapan-kapan kita makeup lagi". Mendengar itu, Tania tersenyum lantas mengecup dahi Linna.
"Makasih kesayangan kakak, bener loh ya janji"
=====
Yang ini kakaknya normal haha
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐞𝐢𝐫𝐝 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫
RomanceIni adalah kisah Noah, yang memiliki obsesi gila pada adiknya sendiri. Tidak hanya si sulung, ketiga kakak Linna pun melakukan tindakan tidak biasa pada si bungsu.