Papa datang

17K 540 30
                                    

Linna mendongak menatap mata coklat terang ayahnya. Pria paling sibuk di keluarga Wijaya sedang ada dirumah, merupakan hal langka. Dirasakannya tepukan pelan di kepala yang diiringi senyum hangat yang persis senyuman si sulung.

"Linna, gimana kabarnya? Papa kangen sekali"

"Baik".

Senyum kepala keluarga Wijaya kian melebar saat mendengar suara si bungsu, dulu Linna bahkan tidak akan menjawab walau orang satu rumah menanyakan bagaimana kabarnya. Dilihatnya wajah tanpa ekspresi anak kesayangannya, gadis kecilnya tumbuh cantik, beberapa orang bahkan sudah ada yang berniat melamar Linna. Namun, rasanya dia tidak rela melepaskan si bungsu bersama orang lain.

Senyum Raynar memudar saat dia mencium aroma parfum yang dia kenali. Tentu saja, aroma ini merupakan milik salah satu anaknya. Dia mengerutkan dahi menatap Linna yang tidak terusik melihat wajah gusar ayahnya.

"Linna tadi ke kamar Noah? "

Linna mengangguk, dilihatnya tatapan ayahnya mendingin, walau bibir itu masih tersenyum. Saat terdengar suara langkah sepatu seseorang, Raynar menariknya, memeluk si bungsu erat.

"Untuk apa adikmu ke kamarmu, Noah?"

Ditatapnya mata si sulung dalam, Noah dengan santai membalas tatapan Raynar, dilihatnya Linna dalam rengkuhan tangan ayahnya.

"Linna ke kamarku buat ngobrol"

"Sudah papa bilang, tidak ada yang boleh ke kamar satu sama lain"

"Linna adikku, apa salahnya? "

"Ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan"

"Seperti apa?"

Raynar terdiam mendengar pertanyaan anak sulungnya, dilihatnya tatapan mata itu yang tetap terlihat santai. Dia menghela nafas, menunduk melihat si bungsu menggigit-gigit jarinya sendiri. Raynar menarik jari anaknya, merogoh sakunya,mengambil setangkai permen dan memberikannya pada Linna.

"Papa peringatkan sekali lagi, tidak ada yang boleh ke kamar satu sama lain tanpa izin papa".

Noah menatap ayahnya yang berlalu sambil menggandeng si bungsu. Sudut bibirnya tertarik membentuk seringai mengerikan. Raynar nampaknya sudah mulai curiga dengannya.

                               =====
Linna melompat-lompat diranjang ayahnya, melihat ayahnya sedang melepaskan dasi dan jas mahal yang dia kenakan. Walau tidak punya teman, beberapa kali Linna pernah mendengar banyak yang membicarakan ayahnya. Anak SMA zaman sekarang memang mengerikan, selera mereka bukan lagi yang seumuran, tapi pria berumur dengan lima anak.

Raynar Wijaya, 49 tahun, seorang pengusaha sukses. Di umurnya yang hampir setengah abad, wajahnya masihlah tampan, tubuh tegap yang memperlihatkan otot kekar itu selalu mengundang tatapan tertarik para wanita. Bahkan tidak sedikit dari siswi disekolah Linna yang tergoda dengan ayahnya saat Raynar sedang mengantarnya dihari pertama masuk sekolah.

Linna turun dari ranjang lantas kemudian menekan otot di perut ayahnya saat pria itu melepaskan kemejanya. Dengan tatapan bingung, ayahnya memperhatikan si bungsu yang selalu saja tidak tertebak.

"Linna kenapa? ada yang salah sama papa? "

"Kata orang di sekolah Linna, mereka pengen pegang otot papa, gak tau kenapa, katanya mereka mau aja".

Raynar tertawa mendengar perkataan anak kesayangannya, Linna selalu jujur dengan isi pikirannya.

" Papa mau mandi, Linna tunggu disini ya"

"Ikut"

"Gak bisa, papa mau mandi"

"Orang disekolah Linna bilang mereka juga penasaran gimana papa telanjang, Linna juga mau lihat"

"Uhuk!".

Raynar tersedak ludahnya sendiri mendengar kalimat panjang dan tidak bermoral si bungsu. Anak zaman sekarang mengerikan. Apa dia harus memindahkan Linna ke sekolah lain?

                               =====
Aku ngerasa aneh sama cerita buatanku sendiri, tapi tetap diterusin soalnya nanggung hehe.

𝐖𝐞𝐢𝐫𝐝 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang