Terlihat Senang

1.9K 232 13
                                    

Linna melompat-lompat kecil disepanjang lorong rumahnya, mengabaikan rasa sakit di pinggang yang menusuk akibat perbuatan Noah semalam. Berbelok, lehernya justru dicekik kemudian ditarik menabrak tubuh seseorang, Linna mendongak. Wajah saudara kembarnya yang tersenyum manis menyambut.

"Theo kemana? kemarin Linna cari gak ada"

"Papa minta tolong membantunya sebentar, tapi semua sudah selesai"

"Eung, ayo main"

"No"

Linna memandang Theo bingung, tidak biasanya kembarannya ini menolak.

"Kenapa?"

"Linna nakal, binal banget"

Theo menahan senyum melihat saudari kembarnya yang terlihat kebingungan, nampak menggemaskan.

"Siapa yang suruh Linna buka kaki buat kak Noah?"

"Kak Noah"

"Linna bisa menolak"

"Tapi enak"

Theo tersenyum semakin manis, berusaha menahan mulut agar tidak mencemooh adik bungsunya sendiri. Jawaban jujur seperti biasa, dia bahkan tidak tau apakah Noah mengeluarkan sperma didalam Linna atau tidak.

"Mau lagi"

Linna menarik pelan tangan kakaknya, menempatkan tangan besar itu ke pipi yang masih memiliki lemak bayi, merasakan hangat tangan kembarannya yang selalu membuat nyaman. Theo yang bahkan tidak peduli situasi segera merubah posisi tangannya melingkari leher si bungsu, menarik tubuh itu menempel ke tubuhnya.

"Kita tidak akan melakukan apapun untuk sementara ini, hukuman untukmu"

Linna menekuk wajah, merajuk pada kembarannya. Hanya Theo yang benar-benar tau kapan si bungsu merasa senang, sedih, marah, atau apapun itu walau wajahnya selalu datar. Theo mengusap pucuk kepala si bungsu, kemudian tangannya kembali beralih ke tangan mungil adiknya, menariknya untuk ikut berjalan bersama.

"Ayo kita main ke tempat yang menyenangkan"

=====

Theo memandang wajah adiknya yang walau datar, matanya berbinar melihat segala jenis makanan yang ada di festival malam ini. Seumur hidup baru kali ini dirinya mengajak Linna kemari, mengingat ayah mereka sangat menjaga apa yang anak-anaknya konsumsi.

"Mau itu"

Linna menunjuk gula kapas, terlihat lembut dan berwarna pink, jelas itu menarik perhatian si bungsu. Theo tanpa banyak tanya segera membeli satu, membuka plastiknya dan menyerahkan makanan itu pada Linna.

"Enak?"

"Eung"

Jawaban singkat itu menyenangkan Theo, dilihatnya si bungsu yang nampak senang mencicipi manisnya gula kapas. Theo mengikuti kemanapun adiknya melangkah, membeli apapun yang adiknya inginkan, tidak ada obrolan apapun, namun Theo tau adiknya telah dalam suasana hati yang baik.

Setelah lelah, Theo mengajak si bungsu pulang, mengabaikan fakta bahwa setelah ini mereka akan dimarahi, berani membawa mobil sendiri padahal belum legal dan makan sembarangan.

=====

"Darimana?"

Linna merasa dejavu saat mendengar pertanyaan itu dari ayahnya. Dilihatnya tatapan dingin menusuk yang dilayangkan ayahnya pada Theo. Theo dengan senyum manis menyerahkan kunci mobil. Terlihat santai walau tau telah berbuat salah.

"Jalan-jalan"

"Mengajak adikmu ikut serta? kemudian makan sembarangan? Papa sudah seringkali bilang kalian tidak boleh makan sembarangan, itu tidak sehat"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐖𝐞𝐢𝐫𝐝 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang