Gelisah

13.5K 515 67
                                    

Noah mengalihkan pandangan dari layar saat mendengar ketukan di pintu kamarnya. Saat pintu terbuka, dapat dia lihat kepala si bungsu menyembul dari balik pintu.

"Kenapa? ayo sini". Noah melambaikan tangan, menyuruh adik bungsunya masuk. Linna dengan segera berlari masuk, tanpa sungkan naik ke pangkuan si sulung. Noah dapat menghirup aroma khas adiknya, sesuatu yang menjadi candu baginya.

Noah membiarkan Linna berlaku sesukanya. Si bungsu menggigiti bahunya, merasa gelisah. Linna tidak akan mungkin datang padanya jika bukan karena sedang merasa tidak nyaman, baginya hanya si sulung yang menjadi tempat pelampiasan terbaik.

Noah mulai mengusap punggung sempit gadis kecilnya, berusaha menenangkan. Linna dengan perlahan melepas gigitannya, diganti dengan menyandarkan kepalanya dibahu lebar Noah. Noah tersenyum saat merasakan adiknya mengusakkan kepala manja, seakan meminta perlindungan.

"Ada yang bikin Linna gak nyaman? bilang sama kakak"

"Papa"

"Papa?"

Noah mengerutkan alis mendengar jawaban Linna. Selama ini, Linna sangat menyukai ayahnya, setiap Raynar pulang si bungsu akan terus menempel pada kepala keluarga Wijaya.

"Papa marahin Linna"

"Kenapa?"

Hening, Noah menatap pucuk kepala adiknya menunggu jawaban. Namun, hingga berapa menit kemudian si bungsu tetap diam. Noah memutuskan untuk tidak memaksa adiknya menjawab, yang berujung bisa membuat Linna kembali merasa gelisah.

Noah kemudian menggigit pelan telinga Linna, meniupnya perlahan. Saat adiknya tetap diam, tangannya masuk ke dalam baju, mengusap pinggangnya. Dapat dia rasakan Linna meremas bahunya.

"Nghh... "

Noah menyeringai, suara halus milik adiknya sungguh menjadi candu. Linna amat sensitif dengan sentuhan dan Noah amat menyukainya. Tangannya mulai merambat naik, meremas dada si bungsu.

"Kak Noah.. nghh.. "

Tatapan matanya menggelap saat mendengar Linna memanggil namanya. Sembari meremas dada si bungsu, tangan satunya tidak tinggal diam, perlahan mulai masuk ke dalam rok yang dikenakan Linna, menyentuh area sensitifnya.

"Ah! ah!"

Noah melihat bagaimana adiknya membuat wajah erotis, sanggup membuat miliknya bangun dibawah sana. Si bungsu menatapnya dengan kabut nafsu, jemari kakinya menekuk menahan sesuatu saat jari-jari milik kakaknya keluar masuk di area sensitifnya.

"Ah! Ah! cepathh.."

" Hm? kakak gak dengar"

"Lebih.. ah.. lebih cepath.. "

Seringai si sulung semakin lebar saat mendengar permintaan adiknya. Noah kemudian semakin mempercepat gerakan tangannya, dapat dia rasakan Linna memeluk tubuhnya erat, disusul dengan gadis itu yang orgasme.

Noah menarik tangannya yang dilumuri cairan si bungsu, menjilatnya hingga tak bersisa. Linna dengan nafas terengah menarik jari kakaknya, menjilat dan mengemut jari itu. Ini yang dia sukai dari adiknya, selalu mengikuti apapun yang dia lakukan.

"Basah"

"Hm? "

Noah melihat ke arah mana Linna menunjuk, melihat celana dalam si bungsu yang basah. Noah kemudian melepasnya, melempar ke sembarang arah. Dia menatap ke arah adiknya yang masih sibuk mengemut jarinya.
Dia tersenyum mengerikan saat matanya bertemu tatap dengan si bungsu.

"Mau kakak bikin basah lagi?"

                              =====

yaaa digantung.

Makasih banyak loh ya buat yang udah baca, sumpah masih gk percaya ada yang mau baca cerita amburadul ini wkwk.



𝐖𝐞𝐢𝐫𝐝 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang