Bungsu Kesayangan Wijaya

6K 249 20
                                    

Noah menatap adiknya yang telah terlelap, lelah karena tidak mengerti akan sinyal tubuhnya sendiri yang minta dipuaskan. Harusnya dia lebih berhati-hati, sebagai bagian keluarga Wijaya, bukan sekali dua kali ada pihak luar yang ingin mencelakai mereka. Bungsu Wijaya pun beberapa kali hampir jadi sasaran empuk mereka, dinilai sebagai anak kesayangan, jelas hal paling mudah untuk menghancurkan keluarga ini adalah melalui adik kecilnya.

Karena itu akhirnya dia memutuskan untuk menelpon seseorang, meminta agar pelaku yang memberikan obat perangsang pada adiknya diseret kehadapannya, biar dia sendiri yang akan memutuskan hukuman apa pada manusia lancang itu. Sesekali Linna akan bergerak gelisah dalam tidurnya, lenguhan pelan terdengar sebagai penanda bahwa tidurnya tidak nyenyak malam ini.

Noah mengusap kepala adiknya, berusaha menenangkan gadis kesayangannya. Senyuman lembut terukir saat adiknya perlahan mulai tenang dalam tidurnya. Kembali dia mengingat saat Linna masih kecil, setiap kali sakit, dia hanya akan mencari Noah atau ayahnya. Minta digendong atau dipeluk saat tidur, senandung pelan selalu berhasil mengantarkan si bungsu ke alam mimpi.

Linna kecil bukanlah anak yang rewel saat sakit, dia hanya akan diam dikamar sampai sang ayah atau si sulung pulang. Sementara sang ibu akan menemani si bungsu sambil menyuapinya makan, hanya adiknya yang selalu membuat ibunya senang sekaligus frustasi bersamaan. Kelainan yang dimiliki adiknya merupakan hal yang selalu membuat ibu mereka khawatir, berbagai cara dilakukan agar Linna bisa senormal anak-anak lain. Saat sang ibu jatuh sakit, Linna hampir setiap hari selalu duduk disamping ranjang ibunya, mengusap pelan punggung tangan itu. Hingga ajal menjemput, Linna hanya diam disamping ibunya tanpa mengeluarkan ekspresi apapun.

"Kakak... "

Noah tersentak dari lamunannya saat Linna memanggilnya. Si bungsu memanjat naik kepangkuan sang kakak, minta dipeluk seperti kebiasaannya saat sakit. Elusan pelan di kepala menjadi penenang rasa gelisah Linna. Sesekali dia akan menyamankan diri dalam pelukan tubuh besar kakaknya. Terkadang disaat seperti ini mereka terlihat seperti saudara normal pada umumnya. Linna normal, hanya Noah saja yang terperangkap pada obsesinya yang gila pada si bungsu.

Linna mulai merasa lebih nyaman saat senandung yang sudah dia hafal terdengar, tubuhnya mulai rileks hingga dia kehilangan kesadaran, pergi ke alam mimpi.

"Selamat malam, malaikat kecil kakak"

=====

Pagi hari, Linna mendapati sebelah ranjang telah kosong, hanya terdapat sarapannya dengan secarik kertas berisi pesan dari Noah. Linna mengabaikan pesan itu dan mulai memakan sarapannya. Hening seperti biasa, sudah menjadi makanan sehari-hari. Usai sarapan Linna bangkit dari duduknya, keluar kamar dan mendapati jika dirinya tidak sendiri di apartemen ini. Seseorang sedang berdiri 3 langkah tepat dihadapannya, tersenyum ramah namun tetap profesional menunjukkan siapa dirinya.

"Selamat pagi nona, saya diminta tuan muda Noah untuk mengawasi anda"

Linna hanya diam menatap pada Dexter, sekretaris kakaknya sekaligus sahabat sejak kecil Noah, yang sudah hafal betul bagaimana menghadapi Noah, bahkan tau bagaimana harus bersikap pada bungsu Wijaya yang punya karakteristik spesial. Tatapan ramah itu tidak pudar sekalipun Linna hanya mendiamkannya, sudah biasa sejak bertahun-tahun yang lalu menghadapi adik Noah yang satu ini.

"Kak Dexter udah kaya, buat apa kerja sama kak Noah lagi?"

Tawa merdu itu terdengar saat mendengar pertanyaan si bungsu Wijaya, menghentikan tawanya, dengan senyum profesional dia menjawab

"Kakak kurang kerjaan, jadi sekretaris Noah gak akan ada yang namanya bermalas-malasan".

Usapan pelan di kepala membuat Linna memejamkan mata, menikmati hal yang paling disukainya. Dexter tersenyum lembut melihat reaksi adik dari sahabatnya, Linna memang manis sekali, walau tidak banyak bicara, reaksi menggemaskan semacam ini selalu menghibur orang disekitarnya.

"Hari ini tuan muda Noah memiliki banyak pekerjaan, jadi sampai beliau pulang, saya akan menemani dan membantu nona melakukan kegiatan apapun yang nona inginkan, hari ini nona ingin melakukan apa?"

Linna mengerjapkan mata, menatap dalam pada mata beriris hitam Dexter. Dexter masih dengan senyum manis, membiarkan ketika tangan milik nona mudanya menggandeng tangannya, membawanya ke sofa. Kemudian Linna berlari kembali ke dalam kamar, mengambil boneka beruang yang selalu ada di apartemen ini dan kembali kehadapan Dexter, tanpa ragu memanjat naik ke pangkuan sekretaris kakaknya.

Tetap mempertahankan senyumnya, Dexter membiarkan bungsu Wijaya berlaku semaunya, tetap diam saat Linna mengelus-elus rambutnya, menepuk-nepuk pelan pipinya, ataupun memeluk dirinya seerat mungkin seperti kebiasaannya sejak dulu.

"Nona ingin pergi jalan-jalan?"

=====

Linna dengan tenang turun dari mobil saat sampai disebuah kediaman mewah yang telah beberapa kali dia kunjungi. Tanpa ragu masuk ke dalam mengabaikan Dexter, disambut oleh pekikan senang seorang wanita cantik dengan segala kemewahan dalam dirinya.

"Kesayanganku!"

Linna menghambur dalam pelukan hangat Kelila Havelyn, ibu dari Dexter. Tatapan penuh rasa senang diarahkan pada si bungsu Wijaya, melihat bagaimana menggemaskannya wajah datar itu.

"Dimana Noah?"

"Sibuk seperti biasanya"

"Kenapa kau tidak disampingnya? apakah dia tidak membutuhkanmu? "

"Mama mengusirku?"

"Tidak, aku hanya bertanya"

Dexter hanya menggelengkan kepala, tersenyum saat sekali lagi mendengar pekikan gemas ibunya. Kelila sejak dulu menginginkan anak perempuan, dia bosan berada diantara para lelaki dirumah ini. Sejak pertama kali melihat si bungsu Wijaya, rasanya dia amat menyukai anak perempuan Raynar yang satu ini.

"Kalau begitu aku akan kembali pada Noah"

"Ya, pergilah, katakan pada Noah tidak perlu menjemput Linna terlalu cepat"

"Aku mengerti".

Dexter kemudian berbalik kembali ke arah mobil, Linna dengan polos menatap pada Kelila yang terlihat amat sangat senang

"Kau menginginkan sesuatu? kue? permen? mama akan mengambilkannya untukmu. Oh! Hansel kemarilah, lihat siapa yang datang!"

================================

Setelah sekian lama akhirnya update lagi haha

Btw, keluarga Havelyn ini akan sering muncul dicerita. Mungkin kalau ada yang lupa sama Hansel, bisa dibaca lagi beberapa chapter sebelum ini.

Terimakasih ya sudah mau menunggu.

𝐖𝐞𝐢𝐫𝐝 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang