49

3.7K 138 0
                                    

Tandai typo!

***

Kali ini para siswa dibagi menjadi beberapa regu dan setiap regu diisi oleh 11 orang. Regu pertama dan kedua bertugas menjaga tenda dan perlengkapan, regu keempat, kelima, dan keenam bertugas untuk menyiapkan makanan dan sisanya menjelajah hutan mencari buah-buahan maupun kayu bakar. Camping ini dilakukan tidak sama dengan kemah pramuka makanya mereka dibiarkan bebas dan mempelajari banyak hal di alam bebas. Walau, masih ada campur tangan anak-anak pramuka untuk menyiapkan permainan dan kegiatan yang lain untuk meramaikan camping di semester ini.

Untung saja hutan dekat camping sudah dilegalkan pemerintah dan terjamin keamanannya membuat guru-guru tenang saja.

"Ih kok tinggi banget sih?" gerutu seorang cewek menatap sedih buah apel di atas sana.

"Tumbuh ke atas jangan ke bawah," tukas yang lain.

"Apaan sih lo? salahin aja noh bokap sama nyokap gue."

"Udah udah ngapa sih? kita harus kerja sama biar cepat balik ke tenda."

Erlang menahan tangan Ivy, jika tidak ditahan maka gadis satu itu akan memanjat. Bar-bar sekali ente?

"Biar gue aja," cowok jakun itu lantas memanjat apel itu dan memetik semua apel di pohon.

"Ayo semangat Erlang biar tambah ganteng!" teriak Ivy setelah Erlang memetik apel di pohon ketiga.

Erlang yang ada di atas pohon salting tapi berusaha menunjukan wajah datarnya, ia harus menjaga imagenya sebagai ketua Andromeda yang sempat tercoreng setelah pertemuannya dengan Ivy.

"Eh eh kok pergi sih?" Ivy berusaha mengejar dua apel yang menggelinding karena tanah yang tidak rata.

"Biarin aja, sweetie," peringat Erlang dari atas pohon.

"Iya kak, biarin aja, masih banyak ini lho," timpal yang lain.

Ivy tersenyum namun masih tetap mengejar dua apel dan akhirnya ia dapak. Detika berikutnya ia terpeleset jatuh ke bawah membuat teriakan khawatir terdengar di regu mereka. Erlang langsung melompat ke bawah dan mencari Ivy melewati semak-semak belukar yang tinggi-tinggi bersama yang lain.

Lain lagi dengan Ivy yang terkejut tapi mempererat pegangannya pada akar pohon tak lupa matanya terpejam karena takut. Perlahan ia mengerjab dan melihat ke depan, hutan yang gelap dan tampak menyeramkan membuat Ivy meneguk ludah kasar.

 Perlahan ia mengerjab dan melihat ke depan, hutan yang gelap dan tampak menyeramkan membuat Ivy meneguk ludah kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gini nih akibat bandel sama calon laki, kualat kan," gerutunya.

Ivy melihat ke bawah dan tersenyum bak orang gila, ternyata ia akan mati karena di bawahnya adalah tanah rata dan jaraknya dengan tanah itu sekitar 1 meter saja membuat ia dengan lugas melompat ke bawah. Tangannya meraba ke dalam tas berisi ponselnya dan hendak menelepon Erlang akan tetapi tak ada sinyal sama sekali membuatnya menghela napas gusar.

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang