028.
《》
Libur semester telah tiba membuat semua siswa SMA Cempaka Putih kegirangan apalagi, liburnya selama dua minggu. Mereka bisa menikmati malam tahun baru bersama keluarga maupun pasangan. Dan hari ini adalah hari pertama libur semester itu.
Bangun pagi membantu mama menyiapkan sarapan sampai berlanjut menyirami tanaman di halaman depan menjadi pembuka di hari libur ini bagi Ivy. Bibir ranumnya bersenandung indah menikmati udara pagi yang belum tercemar. Perhatiannya teralihkan pada kedatangan mobil sport yang sangat ia kenali, milik om Ronald, pikirnya.
Benar saja, dari mobil keluarlah Ronald, Selena dan Erlang. Ivy memiringkan kepalanya bertanya-tanya, apakah keluarganya membuat acara sampai Erlang dan kedua orang tuanya datang.
"Lho, Ivy! ada mama sama papanya?" tanya Selena melihat calon menantunya yang habis menyiram tanaman.
"Ada, ayo masuk dulu om tante sama Erlang," ajak Ivy.
Ia mempersilahkan para tamu untuk duduk lalu memanggil kedua orang tuanya. Ivy menangkap kegusaran di wajah kedua orang tuanya, ada apa sih ini? auk ah, Ivy hendak pergi akan tetapi di tahan oleh sang mama.
"Duduk sini," mau tak mau Ivy menurut saja.
"Apa yang om dengar dari ayah kamu itu benar?" tatapan yang biasa hangat itu menajam pada sosok yang tengah gugup di depannya.
Seumur-umur tak pernah Erlang gugup seperti ini, jikalau pun ia berhadapan dengan kematian mungkin lebih gugup kali ya?
"Benar om!" dengan yakin Erlang menjawab. "Saya mau nikahin anak gadis om."
Enam kata itu mampu membuat Ivy terkejut dan terdiam mencerna apa yang terjadi. Siapa yang ia maksud, anak gadis siapa? tapi dipikir-pikir lagi anak gadis papanya kan hanya ada dirinya. Jadi...
"Om gak tau kamu serius atau gak, tapi pernikahan bukan mainan, nak," Dean masih ragu untuk melepaskan anak gadis semata wayangnya.
"Erlang gak anggap ini mainan. Erlang serius demi Allah, Erlang mau bertanggung jawab atas Ivy untuk selamanya, pernikahan sesuai kesepakatan terlalu lama dan itu tidak menjamin ke depannya apakah Ivy akan aman. Walau Erlang gak tau apa Ivy bisa aman sama Erlang tapi Erlang janji bakal jagain Ivy dan buat dia bahagia," panjang kali lebar perkataan Erlang.
Dean dan Sofia menelisik ke dalam mata pemuda itu, hanya ada kebenaran dan kesungguhan hati di sana.
"Om memang papanya Ivy tapi keputusan semuanya ada di Ivy, kalau menurut om sama tante kita setuju kalau pernikahannya ini dipercepat," tatapannya beralih pada Ivy, tatapan yang lembut dan hangat.
Ivy sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya, ia menelisik ke setiap wajah di sana. Kesedihan menerpa hatinya, awalnya ia menerima perjodohan ini dan belum berpikir bahwa ia harus menikah dengan jodohnya. Tapi, Allah menentukan jalannya yang lain, baru semalam gadis itu berpikir mengenai pernikahan bahagia bersama Erlang.
Tapi, sebuah ikatan pernikahan tak semudah itu. Banyak rintangan yang datang silih berganti, ia tau itu. Melihat kembali ke wajah kedua orang tuanya yang menatapnya lembut dengan senyum memenuhi wajah mereka.
"Nak, kamu setuju atau tidaknya kami tidak memaksa," Ronald yang dari tadi menyimak pun angkat bicara.
'Ya Allah berkahilah jalan hamba, semoga pilihan hamba tidak salah,' doa Ivy dalam hati.
Gadis bernetra cokelat itu mengangguk pelan membuat semburat sumringah terpancar di wajah mereka semua terutama Erlang. Ia gugup setengah hidup jika saja Ivy benar-benar menolak dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu milikku! (REVISI)
Teen FictionPERINGATAN! Scene kissing dll. jangan ditiru sebelum sah Sebagian alur cerita berubah!!! Menjadi incaran si cowok dingin di sekolah barunya, gadis itu harus siap menerima risiko dimusuhi oleh para siswi atau tingkah cowok itu yang sangat menggelika...