🌷01|| Pertemuan

78 23 11
                                    

✨بسم الله الرحمان الرحيم✨
.
.
.

✨اللهم صل علي سيدنا محمد و علي آل سيدنا محمد✨

🌷

Happy Reading Bestie

-^^-

Let's go!!

_________________________

Awal pertemuan kita ternyata menjadi awal dari sebuah rasa sakit yang terus melebar.

~Azhahira Fathia Almahyra

-

"Ayahh!! Hihihi... Lihat ini ayahh, Ira juara satu!!! Hehehehe.." teriak seorak anak perempuan yang berusia empat tahun sambil berlari-lari dan tangannya menggenggam sebuah piagam penghargaan yang ia menangkan saat lomba menggambar.

Ayahnya hanya acuh dan tak memperdulikan ucapan buah hati kecilnya itu. Ira kecil menggoyang-goyangkan tangan ayahnya sambil memperlihatkan piagam yang ia dapatkan serta hasil gambarnya sendiri.

Dengan kasar, ayahnya, menepis tangan mungil itu. "Ayah tidak peduli, kamu pergi saja sana!" ucap Ayah Ira terdengar ketus dan langsung meninggalkan Ira sendiri disana.

Ayahnya memang tidak menyukai apapun yang menyangkut anak perempuannya. Azhahira, memiliki hobi menggambar ataupun melukis dan bisa dibilang Ira itu sudah bisa melukis seperti orang dewasa walaupun lukisan yang ia buat masih terlihat sedikit acak-acakan, tapi dari lukisannya banyak sekali kandungan arti didalamnya.

Ayahnya selalu menekankan untuk tidak menuruti kemauan gadis kecil itu tak terkecuali impiannya. Banyak sekali impian yang ingin Ira capai akan tetapi, ayahnya selalu tidak setuju dengan apa yang gadis kecil itu inginkan.

Ira hanya menunduk sambil menatap piagam dan hasil gambar dengan tatapan nanar. "Bundaaa.. Ayah ga suka Ira juara satu ya?" ucapnya lirih.

                                  ******

    
12 tahun kemudian..

Pagi ini, Ira mengayuh sepedanya dengan terburu buru ia takut terlambat datang kesekolah karena tadi, ia habis mengantarkan pesanan untuk orang lain.
 
Ia selalu mengantarkan pesanan bunga hias hanya untuk kerja sampingannya saja, dari hasilnya, ia berikan kepada sang pemilik toko bunga. Akan tetapi, ia juga di gaji dan dengan gaji yang tidak seberapa. Walaupun begitu, Ira selalu mempergunakannya untuk menabung dan sedikit keperluannya. Ayahnya tidak pernah menafkahinya, dan pria itu selalu saja bergantung dengan Ira.
 
Setelah sampai, Ira segera menempatkan sepedanya di area parkir dan langsung menuju ke kelasnya yang berada di lantai tiga.

Ira bersekolah di Internatural High School, sekolah yang banyak diminati oleh orang diluaran sana. Walaupun biayanya yang mahal, tapi Ira mendapatkan beasiswa full disana. Ia tak pernah malu dengan pekerjaannya walaupun banyak sekali orang yang sering mengejek dan mempermalukannya.

"Iraaa, cepet sini Raaa!!!" teriak Bunga sambil menepuk-nepuk kursi yang ada didepannya. Ira segera menghampiri Bunga yang sepertinya pagi ini terlihat bahagia.

"Huftt, untung lo gak telat Ra, .... Oiya lo tumben banget telat begini biasanya juga lo duluan dari pada gue?"ucap Bunga menjeda sejenak perkataannya.

"Iya Nga, tadi sebelum berangkat sekolah, aku nganterin pesanan bunga dulu." Jawab Ira disertai senyuman manis.
   
Bunga pun mulai manggut-manggut memgerti. "Ohh gitu.."

CASABLANCA LILY [On Going Dan Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang