Part 04 : beradaptasi

126 24 1
                                    

"Sinbi-ya... kau serius meninggalkan keluargamu dan tidak akan pulang?. Mereka menangisi kalian."

Bukan hanya keluarganya saja, tapi Sinbi juga sudah menangis sebelum mengirim pesannya pada Sowon. Dia tidak yakin apa bisa pulang nanti?.

"Noona, ayo kita makan malam."
"Nde Jeno-ya."

Sinbi mengikuti Jeno tanpa banyak bicara, sesampainya di dapur. Kakeknya sedang sibuk menyiapkan makan malam.

"Sica, kenapa diam saja?. Cepat bantu ayahmu. Eomma sedang tidak enak badan."ujar grandma

"Grandma..."panggil Jeno sedikit frustasi karena neneknya menganggap Sinbi sebagai bibi-nya lagi
"Tidak apa-apa Jeno-ya."

Sinbi sedang tidak ingin mendengar perdebatan. Jadi biarlah dia dianggap Jessica oleh neneknya. Dia lalu bergerak membantu kakeknya menyiapkan makan malam.

"Noona akan sekolah bersamaku?."
"Kau masih SMP, kan? Mana mungkin kita satu sekolah."
"Benar juga. Jadi noona akan sekolah dimana?."
"Untuk satu semester ini, aku akan belajar bersama grandpa. Bahasa inggris-ku masih berantakan."

Grandpa Jung tersenyum melihat obrolan kedua cucu-nya. Rumah jadi sedikit ramai.

"Sica, makanlah yang banyak. Kamu terlihat kurus."
"Nde eomma... eomma juga makan yang banyak. Biar cepat sembuh."

Malam semakin larut, tapi Sinbi belum bisa tidur dan diam di ruang tengah. Dia kembali menonton video milik ibunya. Seperti hanya itu hiburan satu-satunya yang dia miliki.

"Tidak bisa tidur lagi?."
"Nde."

Grandpa Jung duduk di sebelah Sinbi.

"Apa kamu pulang saja?. Grandpa akan mengantarmu dan menjelaskan semuanya pada Yul."
"Kalau appa dan eomma tahu. Mereka tidak akan diam saja dan akan kembali kesini untuk menjemput eonni."

Sesaat mereka hanyut dalam tontonan.

"Dulu... grandpa ini ayah yang jahat."
"Aku tidak terkejut mendengarnya. Mengingat Jessica punya suami seperti itu."

Grandpa tertawa pelan karena sikap Sinbi yang biasa saja.

"Kamu tidak marah?."
"Seorang ayah memang seperti itu. Selalu memaksa."
"Apa Yul pemaksa juga?."
"Appa membebaskan kami melakukan apapun kecuali menari - bernyanyi - main gitar - menggambar sebuah desain pakaian. Entah kenapa dia melarang kami mati-matian?. Padahal aku dan Umji, mungkin bisa saja debut sebagai idola kpop. Dan gambar desain buatan eonni bagus untuk ukuran amatiran."

"Ayahmu dulu seorang penyanyi. Itulah sebabnya grandpa melarang ibumu untuk berhubungan dengannya. Granda tidak menyangka kalau dia jadi jaksa sekarang."
"Tidak mungkin?."
"Dia selalu membawa gitar saat berkencan dengan ibumu dulu."
"Grandpa berbohong."
"Dia juara tiga lomba menyanyi tingkat nasional, dan punya dua mini album resmi."
"Yang benar saja?."

Tontonan mereka sudah habis, tapi Sinbi masih saja terkejut dengan kenyataan yang baru dia ketahui.

Grandpa mengambil dua buah kaset yang sudah lama dia sembunyikan. Dia juga membawa walkman yang sepertinya masih berfungsi.

"Apa ini?."
"Album milik ayahmu. Dulu grandpa menyitanya dari ibumu. Dia selalu mendengar lagu-lagu ini saat hamil kalian."
"Versi album-nya seperti ini?."
"Ibumu sengaja membeli yang versi kaset agar tidak mudah ketahuan."
"Tapi akhirnya dia ketahuan. Dia pasti sedih, apalagi katanya ibu hamil lebih sensitif."
"Itulah sebabnya kenapa grandpa menyimpannya."
"Kalau tidak suka kenapa disimpan?. Bukannya dihancurkan?."
"Grandpa tidak tega melihat ibumu menangis."
"Kalau tidak tega, kenapa mengekangnya?."

Twins (Eunbiline)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang