Part 02 : Appa... atau Daddy?

166 26 0
                                    

"Nanti kalau sudah sampai, hubungi grandma. Dan titip salam untuk orangtua kalian. Sampaikan terimakasih dari grandma juga. Saat ada liburan lain, kalian harus janji akan datang. Ajak juga adik kalian."pesan grandma Jung

"Nde grandma..."ujar Eunha setuju

"Akan sulit membujuk Umji."celetuk Sinbi

"Ayo kita pergi."ajak Krystal, "Yoona akan mengamuk padaku kalau kalian tidak pulang tepat waktu."

"Bukan masalahku."celetuk Sinbi dan kemudian meledek Krystal sebelum masuk lebih dulu ke dalam mobil.
"Aishh, anak ini..."

"Krystal, jangan bertengkar dengannya di jalan."pesan ibunya
"Aku tidak bisa janji, mom."

"Noona bisa mengimbangi ibuku. Aku harus berguru dengannya."gumam Jeno

Eunha memeluk sebentar neneknya sebelum pergi. "Sampai ketemu lagi grandma."pamitnya

"Apa grandma sudah mengatakan ini?."
"Mengatakan apa?."
"Matamu sangat mirip dengan mata ibumu."

Eunha tersenyum, neneknya ini sudah mengatakannya berkali-kali. Tapi dia memakluminya, sebelum melepaskan pelukannya dia juga mencium pipi neneknya.

"Jeno-ya... jaga dirimu baik-baik. Noona pulang dulu. Tapi kalau ada apa-apa. Jangan sungkan hubungi, noona."
"Nde, noona..."

Mereka akhirnya pergi...

"Pulangnya nanti, pakai supir pengganti saja, dad."
"Daddy masih kuat menyetir, astaga."
"Ck..."

Sesuai dengan rencana Krystal, mereka tidak langsung ke bandara. Mereka pergi ke kantor asuransi ditemani seorang pengacara untuk menyelesaiakan masalah asuransi.

"Tanda tangan disini. Sebagai bukti penerimaan klaim asuransi. Setelah sampai di korea, kalian bisa ke kantor cabang yang ada disana, dan mencairkannya."

"Kami tidak bisa lama. Setelah aku pulang dari korea, kita bisa menyelesaikan sisanya. Terimakasih sudah membantu kami."ujar Krystal pada pengacara yang menemani mereka, dia tidak bisa lama berbasa-basi dan harus segera pergi

"Ayo anak-anak, kita pergi."ajak Krystal terburu-buru

"Kenapa juga kau memilih hari ini. Jadi kita dikejar waktu 'kan."dumel Sinbi tapi dia tetap mengikuti langkah Krystal yang terburu-buru.
"Akan kujelaskan nanti, setelah sampai korea."
"Jinjja. Menyusahkan sekali."

Ketika Sinbi mendumel, Eunha diam saja. Dia merasa ada yang aneh dengan tingkah bibi-nya ini.

"Kenapa kita kebut-kebutan?."
"Kita sudah terlambat."

"Tapi auntie..."

"Auntie... awas..."

Sinbi dan Eunha terkejut sampai tak bisa berkata-kata ketika sebuah mobil tiba-tiba menghadang mereka.

"Sebenarnya apa yang terjadi?."protes Sinbi

"Pakai sabuk pengaman dengan benar anak-anak."perintah Krystal

"Mwo?. Wae?."tanya Eunha mulai panik

Krystal memundurkan mobilnya sedikit untuk mengambil jalan lain, lalu mengemudikannya secepat mungkin untuk menghindari orang-orang yang menghadang mereka. Kejar-kejaran tak bisa dihindari lagi, selain mobil yang memberhentikannya tadi, ternyata ada mobil lain yang mengikuti mereka.

"Heol daebak..."Sinbi takjub, pikirnya dia menemukan satu hal yang bisa disukai dari bibi-nya

Mereka sampai di bandara, Krystal dan ayahnya dengan cepat keluar dan mengambil koper.

"Anak-anak, kita harus cepat."

"Sebentar, eonni, inhaler-mu, pegang yang benar. Gwaenchana?."

"Setidaknya kita harus sampai ke ruang tunggu yang ramai. Eunha-ya, naiklah ke punggung grandpa."

Twins (Eunbiline)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang