"Jadi selama tiga tahun, yang kau lakukan hanya ini?."tanya Krystal setelah masuk ruangan tempat Eunha melukis
"Aku sudah melakukan pameran beberapa kali dan juga lelang."
"Yang kau lakukan hanya menghamburkan uang."
"Kalau auntie kesini hanya untuk merecoki hidupku lagi, sebaiknya jangan datang."
Krystal tidak berbicara lagi dan memperhatikan sekeliling.
"Kau sedang jatuh cinta?."tanya Krystal tiba-tiba setelah melihat beberapa lukisan yang tersembunyi di pojok ruangan
"Aniyo!."bantah Eunha cepat. Sambil berlalu menghampiri Krystal dan menariknya keluar dari sana.
"Siapa itu?."
"Bukan siapa-siapa. Hanya client."
"Kau tidak pernah menerima pesanan melukis manusia."
"Ayo kita pulang saja. Eomma pasti sudah memasak untuk kita."******
"Yoona-ya... anakmu itu sedang jatuh cinta."ujar Krystal
"Jinjja?."Yoona tak percaya, dia lalu menoleh pada Eunha dan tersenyum menggodanya
"Aniyo, auntie hanya mengarang."bantah Eunha
"Datanglah ke rumahnya dan lihat sendiri."Krystal masih mengompori
"Kalau memang dia orangnya, Eunha pasti akan membawanya menemui kami. Jadi tidak perlu terburu-buru."balas Yoona bijak, dia tahu putrinya paling tidak suka membahas hal ini.
"Eomma..."panggil Umji tiba-tiba datang
"Waeyo?."tanya Yoona terkejut karena kedatangan Umji
"Aku titip kembar, paling lama lima jam."
"Wae Geurae?.""Jung abonim... dia... sudah pergi."
"Yuju oppa masih syuting, Sooyoung oppa juga masih di Kanada bersama eonni. jadi aku akan menemani Yejoonie. Eomma tahu 'kan, Yejoon paling dekat dengan kami. Jadi..."
"Cepat pergilah..."
"Nde...""Yejoon? Nuguya?."tanya Krystal, dia merasa tak asing dengan nama itu, tapi Siapa?
"Adiknya Seohyun."jelas Yoona
"Astaga... itu artinya..."Krystal masih tak percaya
******
"Eomma, biar aku yang gendong Jihoon."ujar Eunha, dia tidak tega melihat ibunya mengendong Jihoon yang sedang tantrum
"Hiks... ane... ma... ma..."tolak Jihon sambil berontak dalam gendongan Yoona
"Arraso... hoonie-ya... sebentar lagi sayang. Sebentar."ujar Yoona sambil berjalan menjauhi Eunha
"Biasanya Jihoon suka padaku."gumam Eunha sambil sedikit cemberut, Dia lalu duduk disebelah Yul. Dalam pangkuan Yul ada Jihan yang sedang duduk dan memeluknya sekarang. Anak itu sebenarnya masih mengantuk, tapi suara kembarannya membangunkannya.
"Jihan... mau bersama imo?."bujuk Eunha
Jihan menatapnya sekilas lalu mengeleng, dia bergerak semakin memeluk Yul dan tak lama kemudian tertidur lagi.
"Jinjja... anak-anak memang membingungkan."dumel Eunha
Yul terkekeh pelan, tangannya masih mengelus punggung Jihan dengan pelan agar cucunya semakin terlelap.
"Dulu, Kau dan Umji juga seperti ini."Yul mulai bercerita
"Lalu Sinbi?."
"Dia yang paling sabar menunggu kalian."
"Jinjja?.""Sebenarnya appa juga kurang mengerti saat itu. Tapi ketika kalian menangis, Sinbi tidak ikut-ikutan menangis dan malah menampilkan wajah yang lucu."