"Hanya dua hari satu malam, jangan berlebihan oppa."
"Tapi... tapi kami ikut ya?, kami akan pesan kamar terpisah."
"Andwae, Jinie harus sekolah."
"Hari senin itu hari paling sibuk, kau tahu?."
"Aku tahu, makanya oppa tetap dirumah dan pergi kerja saja. Uang ga bisa ngalir sendiri."Sejak kemarin Sinbi dan Sowon terus ribut, hanya karena Sinbi ingin berlibur bersama kedua saudaranya, hanya mereka bertiga, tanpa suami dan anak-anak.
"Aku menginap di rumah halmoni dan haraboji saja."usul Ryujin nimbrung pertengkaran orangtuanya
"Andwae!!."tolak mereka berdua bersamaan
Ketiganya terdiam dan kemudian tertawa karena merasa lucu.
"Kakek-nenekmu akan repot kalau kamu menginap tanpa kami."jelas Sowon
"Lagian appa aneh, manja banget, Jinie aja sekarang tidur sendiri. Ditinggal dua hari, berasa 20 tahun."komentar Ryujin
Sinbi mengangguk setuju, Ryujin memang putrinya. "Kau kalah oleh putrimu yang baru berusia tujuh tahun, oppa."ledeknya
"Aish... ya sudah, pergilah!."
******
"Jihan-ah, eomma pergi sebentar. Tapi jaga mereka, ne?."pesan Umji
"Appa juga?."tanya Jihan tak percaya karena dia dititipi ayahnya juga, sebenarnya siapa yang statusnya anak disini?"Tuh, lihat mereka. Sejak tadi tidak mau bicara dengan eomma."
Jihan mendesah pasrah melihat ayah dan adiknya yang sejak tadi main PS di ruang tengah dan mengabaikan mereka.
"Apa baby Yeeun akan ikut juga?."tanya Jihan
"Anni. Ini hanya akan jadi acara para ibu saja."jawab Umji
"Memangnya tidak apa-apa?."tanya Jihan
"Pamanmu juga mengambil libur jadi dia yang akan menjaga Yeeun. Dari dulu pamanmu itu benar-benar pengertian."
"Kenapa eomma tidak menikah dengan samchon dulu?.""Yakk... kau tidak akan lahir kalau ibumu menikah dengan pamanmu!."
"Kalau marah, diam saja, appa tidak usah menguping!."
Umji terkekeh mendengar pertengkaran mereka.
"Ji-ya, tidak lucu!."
******
"Sayang, hanya ini barang-barang yang akan kamu bawa?."tanya Yejoon
"Nde... maaf merepotkanmu, oppa."jawab Eunha
Berbeda dengan kedua saudaranya yang harus bertengkar dengan suami. Rumah Eunha sangat tenang. Hanya Yeeun yang terdengar merengek kecil di pangkuan ibunya.
"Selama eomma bersama imodeul, Yeeun bisa main bersama appa sepuasnya. Yerim eonni dan Mina eonni juga akan berkunjung."bisik Eunha membujuk dengan tenang
Putrinya berusia tiga tahun sekarang. Sebenarnya Eunha sedikit berat meninggalkan putrinya. Tapi kapan lagi mereka bertiga bisa pergi tanpa gangguan.
Yejoon menyimpan koper dan tas Eunha di dekat pintu keluar, lalu duduk di sebelah Eunha.
"Yeeun, sini sama appa, kasihan eomma."bujuk Yejoon
"Hiks.. ane... ane..."rengek Yeeun, tapi Yejoon berhasil mengambil alih putrinya
"Apa aku tidak ikut pergi saja."Eunha khawatir
"Jangan, kalian sudah merencanakannya cukup lama. Kalau ditunda lagi, nanti tidak jadi."
"Benar juga, kami harus menunggu lama lagi."
"Itu sepertinya suara mobil Sinbi, pergilah."
"Mianhae... nanti eomma telepon kalau sudah sampai."