Beberapa bulan kemudian...
"Tumben masih dirumah."ujar Sinb saat melihat adiknya yang masih duduk di depan tv
"Hari ini aku libur, dan hari ini jadwal Yuju selesai dari wamil. Aku dan eommonim sudah berencana akan menjemputnya."jelas Umji
"Umji-ya... sarapan dulu."seru Yoona lagi
"Aku sedang diet, aku sudah makan apel tadi."tolak Umji
Yoona terlihat kecewa, tapi dia tidak bisa melarang Umji untuk diet. Sudah bagus anaknya sekarang lebih sering pulang ke rumah daripada diam di dorm. Kalau mereka bertengkar lagi, Umji pasti tidak akan pulang-pulang.
"Tidak apa-apa eomma, Sinbi yang akan menghabiskannya, sekaligus sarapan milik Umji juga."hibur Sinbi
"Hari ini lembur, tidak?."
"Sepertinya lembur lagi, kasus kali ini cukup rumit. Aku punya banyak agenda hari ini."
"Nanti eomma kirim makan malam."
"Nde, aku tunggu eomma.""Aku pulang..."seru Eunha
"Pulang sepagi ini?. Eonni, darimana saja?."tanya Umji
"Aku baru menyelesaikan lukisan untuk pameran. Jadi ya aku baru pulang."
Eunha bergabung bersama Sinbi di meja makan, tak lama kemudian Yul juga ikut bergabung. Umji juga mengikuti Yul, walaupun dia tidak akan sarapan. Setidaknya dia ikut kumpul bersama keluarganya
"Begadang lagi?."tanya Yul pada Eunha
"Aniyo."
"Jangan berbohong."
"Aku sempat tidur, appa. Tenang saja."Karena semua orang sibuk, waktu mereka berkumpul hanya di meja makan. Entah itu untuk sarapan atau makan malam. Kalau siang hari hanya ada Yoona di rumah.
"Umji-ya, diet lagi?."tanya Yul kali ini pada putri bungsunya
"Nde..."
"Untuk project apa?."
"Minggu depan aku akan mulai syuting drama. Kali ini jadi second lead.""Lalu acara radiomu bagaimana?."tanya Yoona
"Tetap jalan, perusahaan sudah mengatur jadwalku dengan baik. Tenang saja, eomma."Sinbi sibuk makan, dia kadang teringat kalau dulu dia selalu marah karena kedua orangtuanya lebih memperhatikan kakaknya atau adiknya. Kalau sekarang, tidak lagi. Dia malah menghindari pertanyaan dari ayahnya tentang pekerjaan. Mereka bisa bertengkar dan mengakibatkan Yoona murka.
"Kasus macam apalagi yang kau ambil?."
Sinbi masih sibuk mengunyah, dia tidak akan menjawab. Ayahnya akan berkomentar berlebihan tentang kasusnya. Dia tidak mau moodnya rusak pagi ini.
"Tidak mau menjawab?."
Sinbi mengangguk sebagai jawaban...
"Kenapa tidak mengambil ujian lagi, dan menjadi jaksa saja?."saran Yul lagi, dia sudah menyarankan ini berkali-kali. Tapi Sinbi terus menolaknya
"Jawabanku masih sama, appa. Dan jadi jaksa wanita tidak segampang menjadi jaksa pria. Apalagi statusku sebagai putrimu, mereka akan memandangku sebelah mata."
"Kalau appa pensiun, kau mau melakukannya?."
"Tetap tidak!!."
Bel pintu berbunyi, hal itu menyelamatkan Sinbi. Karena itu pasti Sowon yang menjemputnya.
Sinbi menyimpan bekas sarapannya ke wastafel.
"Aku berangkat."pamitnya "maaf tidak bisa membantu eomma membersihkannya."
"Aku juga berangkat..."pamit Yul
"Aku kira Sinbi eonni dan appa tidak akan berperang lagi. Ini akan seru."ujar Umji merasa lucu