"Kenapa membelakangi aku?."protes Yuju
"Katanya kalau berbaring ke sebelah kiri lebih bagus. Pinggangku sakit sekali, oppa."balas UmjiYuju membenahi bantal di sekitar Umji, agar istrinya itu lebih nyaman.
"Aku melihat ada bantal khusus ibu hamil di olshop. Kita beli saja, bagaimana?."
"Aniya, itu tidak akan terpakai lama. Mereka sebentar lagi lahir. Aku hanya perlu menahannya sebentar lagi."
"Siapa tahu kamu hamil lagi dalam waktu dekat setelah mereka lahir."Umji menoleh ke belakang dan menatap suaminya tajam. Si kembar saja belum lahir, ini malah menyebutkan yang lain-lain.
"Oppa.. kau tega sekali padaku. Mereka saja belum lahir."kesalnyaYuju cengengesan mendengarnya, sudah lama Umji tidak memarahinya.
"Oppa..."rengek Umji
"Arraso, mianhae.."
"Kalau terpaksa, ngga usah minta maaf."Yuju berbaring dan kemudian memeluk Umji dari belakang. Sebelum hamil biasanya tubuh Umji akan tenggelam dalam pelukannya, tapi sekarang tidak.
"Tidurlah..."
"Aku ingin, tapi mereka terus bermain.""Besok pindah posisi, aku ingin melihat wajahmu saat tidur."
"Aku nyaman di dekat tembok."
"Didekatku tidak nyaman?."
"Anni..."Umji tertawa setelah mengatakan itu.
"Sepertinya mereka akan sangat mirip denganku. Kamu benci sekali melihat wajahku."
"Mereka mirip kita berdua, aku juga kadang benci melihat wajahku sendiri di cermin."
"Kenapa bisa?."
"Molla.. pipi-ku chubby, aku jelek."
"Siapa yang mengatakan itu?. Kamu cantik, sangat cantik."******
"Sejak kapan kamu menjadi kutu buku?."tanya Sowon, dia sudah berbaring di sebelah Sinbi, tapi sejak tadi istrinya itu mengacuhkannya. Buku yang dibaca Sinbi juga terlihat sangat berat
Sinbi menutup bukunya dan melihat pada Sowon yang tiba-tiba memeluk perutnya
"Molla, semua berjalan begitu saja sejak aku ingin jadi pengacara."jawab Sinbi, dia melepas kacamata dan menyimpannya bersama buku itu di nakas sebelah ranjang
Sinbi mengelus-ngelus rambut Sowon. "Mian..."sesalnya tiba-tiba
"Kenapa minta maaf, tidak ada yang salah?."tanya Sowon sambil mendongkak
"Aku belum bisa jadi istri yang baik. Tidak bisa memasak, tidak pintar bercanda dan menghibur, dan sering mengacuhkanmu karena pekerjaan dan buku-buku ini."jelas Sinbi, "Kita bahkan belum sempat honeymoon. Mian..."sesalnya sekali lagi
Mereka menikah sudah lebih dari dua bulan, tapi karena pekerjaan Sinbi yang sedang padat, dia hanya mendapat libur sebentar. Dan akhirnya mereka tidak bisa pergi kemana-mana.
Sowon mengeratkan pelukannya, "Gwaenchana... kalau nanti kamu bisa cuti lagi. Kita bisa langsung pergi. Jadwalku fleksibel, jadi gampang mengaturnya."
"Jangan memanjakan aku begitu. Sekali-kali kamu harus marah, agar nanti tidak menjadi ledakan emosi."
"Geurae, aku marah padamu. Ayo berbaring!."
"Mwo?."
"Berbaring!."
"Lepaskan dulu pelukanmu. Mana bisa aku berbaring kalau kamu memelukku seperti ini?."Sowon melepaskan pelukannya dan berguling sedikit membuat Sinbi tertawa.
"Oppa... awas jatuh."
S
K
I
I
P"Eunha sudah tiga hari tidak pulang. Jadi wajar saja kalau kita datang."ujar Yoona
"Akan ada lelang akhir pekan nanti. Eunha pasti sibuk sekali, sayang."jelas Yul