|| C H A P T E R 2 ||

81 58 27
                                    

ABSEN ABSEN!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ABSEN ABSEN!!!

⚠️VOTE, KOMEN DAN FOLLOW BUAT YANG BELUM FOLLOW⚠️
_________________________________________

✧✧Happy Reading✧✧

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Semua murid didalam kelas sudah mulai berhamburan keluar kelas. Berbeda dengan Luka, cowok itu kini masih setia meletakkan kepalanya di atas meja. Mungkin bisa dibilang Luka telah menjelajah ke alam mimpi. Sebenarnya Aga dan Deon sudah mengajaknya ke kantin untuk makan siang, namun Luka tolak dengan alasan dia tidak lapar.

Murid baru bernama Amora, gadis itu sudah berada di kantin bersama dengan dua teman barunya. Ya, mereka Freya dan Jessie. Mereka sudah berkenalan beberapa menit yang lalu sebelum mereka memutuskan untuk pergi ke kantin bersama. Amora sempat ingin menolak ajakan kedua teman barunya, namun perut Amora tidak bisa berbohong. Dia sangat lapar, sehingga Amora menyetujui ajakan Freya dan Jessie.

Sampainya di kantin, Amora dibuat tercengang dengan harga makanan disini. Yang benar saja, harga makanan kantin setara dengan harga makanan di restaurant? Kalau begini caranya lebih baik Amora membawa makanan dari rumah saja. Gadis itu tak peduli tentang apa yang akan datang menimpanya jika Amora membawa makanan rumahan di Rich High School ini. Tapi jika Amora terus menerus malu akan hal itu, bisa-bisa uang saku dia habis dalam sekejap.

"Lo beruntung Mor, bisa sebangku bareng Luka?" ucap Jessie di sela mereka tengah menyantap makanan yang ada dihadapannya.

Mendengar ucapan teman barunya membuat Amora menautkan kedua alisnya. Tak hanya itu, Amora juga meletakkan sendok yang berisi nasi goreng diatas piring yang belum sempat gadis itu masukkan ke mulut. "Maksud lo gimana Jes?" dengan tatapan bingung Amora menatap kedua iris kecoklatan milik Jessie dengan serius.

Mendengar itu Jessie mengambil oksigen dengan dalam dan membuangnya secara perlahan. "Baru lo orang pertama yang dia ijinin buat duduk dibangku itu. Bangku yang amat Luka jaga dan ngga ada yang boleh buat pegang apalagi duduk dibangku itu," terang Jessie serius.

Bukannya paham dengan penjelasan Jessie barusan, Amora justru dibuat bingung dengan jawaban Jessie. "Hah?! Maksud lo gimana si, Jes? Yang bener dong kalo cerita!" nada bicara Amora sudah terdengar naik akibat Jessie yang setengah-setengah memberikan penjelasan.

Freya yang mendengar itu membuang nafasnya secara kasar. Yang tadinya dia sedang menikmati mangkuk berisikan bakso, kini harus terganggu dengan perdebatan antara Amora dan Jessie. "Dulu bangku itu milik kembaran Luka, namanya Lucas. Tapi dia udah mati kecelakaan, semenjak itu Luka jadi sensitif. Makanya tadi lo ajak kenalan dia cuek kan?" terang Freya dengan nada bicara ngegas.

Jessie yang mendengar penuturan Freya kini melotot kan matanya kearah sahabatnya. "Mati lo bilang?!  Yang halus dikit bisa kan? Kalo sampe Luka denger, lo bisa mati ditimpa bola basketnya!" ucap Jessie menggebu-gebu.

[𝐖𝐎𝐔𝐧𝐝 𝐎𝐖𝐍𝐄𝐑] ; 𝐋𝐔𝐊𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang